Alangkah baiknya vote dulu sebelum baca hehe, thank you.
'HAPPY READING'
*****
Priscilla berjalan menyusuri ruangan yang gelap, tangannya merasa dingin namun dia tidak merasa takut sama sekali.
"Ini di mana ya?" tanya dia sendiri.
Gadis itu terus berjalan hingga tiba-tiba dia sampai disebuah ruangan yang hanya diterangi oleh cahaya lilin yang menyala. Namun yang membuat Priscilla bingung adalah sosok di depannya itu.
Seorang pria yang memunggunginya, dari postur tubuhnya terlihat sangat familiar namun mengapa dia memunggunginya? Lalu mengapa mereka berdua ada disini? Priscilla terus beradu dengan pikirannya.
"Lo si--siapa?" tanya Priscilla pelan dengan ragu-ragu. Pria itu membalikkan badannya dan menghadap Priscilla.
"Ini be--beneran?" tanya Priscilla tak percaya namun langsung diangguki oleh pria itu. Priscilla buru-buru lari menghampiri pria itu dan memeluknya erat.
"Daddy, Alexa kangen," kata Priscilla masih memeluk Daddy-nya.
"Anak Daddy udah jatuh cinta?" tanya Alex, Daddy-nya Priscilla.
"Kok nanya gitu?" tanya Priscilla melepas pelukannya.
"Jatuh cinta itu menyakitkan Priscilla, kamu jangan sampai jatuh cinta apalagi kepada orang yang salah dan banyak fans-nya."
"Ma-maksudnya? Alexa enggak boleh jatuh cinta? Terus kenapa Daddy panggil Priscilla bukan Alexa lagi?"
"Enggak gitu, kamu nantinya harus pilih pasangan yang normal. Maksud normal itu adalah yang biasa saja asalkan setia dan tulus sayang sama kamu. Jangan sampe tergiur sama orang yang famous apalagi banyak fansnya," kata lelaki itu menjeda perkataannya sejenak.
"Soalnya dulu Daddy itu famous dan banyak yang suka, dan itu wajar namun Daddy laki-laki jadi bisa mengatasi semuanya. Sedangkan Mommy kamu? Dia juga sama, sampai tanpa disadari sahabat Daddy sendiri menyukai Mommy kamu dan mencelakai Daddy." Kini Priscilla menatap lekat orang di depannya itu, dia berusaha mencermati semua perkataan Daddy-nya.
"Satu lagi, Daddy panggil kamu Priscilla karena nama itu memiliki arti bahwa dia lembut, baik, penuh semangat, mudah beradaptasi. Daddy ingin kamu jadi seperti itu, jangan dendam ya sayang, jangan pikirin Daddy, yang penting kamu bahagia," kata Daddy-nya lagi yang membuat Priscilla semakin bingung.
"Enggak!" Priscilla memundurkan langkahnya sambil terus menggelengkan kepala.
"Enggak! Ini enggak mungkin, Dad--Daddy udah men-meninggal. Kamu siapa? Kenapa mirip sekali?" tanya Priscilla ketakutan.
"Hei, tenang sayang. Ini Daddy, kamu jangan takut," kata pria itu berjalan pelan mendekati Priscilla. Gadis itu terus melangkah mundur hingga punggungnya menyentuh dinding tembok.
"Jangan mendekat, pergi!" seru Priscilla mulai menangis dan berjongkok.
"Sayang, ini Daddy," kata pria itu pelan.
"Pergi, pergi!" pinta Priscilla pelan, keringatnya sudah bercucuran dan air matanya sudah menetes berkali-kali.
"Oke, Daddy pamit!" kata Pria itu.
Priscilla menundukan kepalanya, pandangannya sudah mulai kabut karena air mata yang terus menetes. Beberapa detik semuanya terasa hening hingga Priscilla menaikan kepalanya, namun pria itu sudah tidak ada.
"Enggak, enggak mungkin!"
"Dad--Daddy? Hiks hiks!" Priscilla terus menangis hingga tiba-tiba lilin yang menerangi ruangan itu padam seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRISCILLA
Teen FictionApa yang akan terjadi jika seorang gadis kecil melihat Daddy-nya di bunuh di depan mata? Merasakan kehancuran yang teramat dalam, ditambah lagi ketika Mommy-nya yang terkena gangguan jiwa. Ini tentang Priscilla Alexandra. Seorang Gadis berumur tujuh...