Sembilan Belas

30 5 8
                                    

'HAPPY READING'

Seperti yang David bilang hari Jumat lalu, dia kini tengah menunggu Priscilla di taman belakang sekolah. David ingin berbicara sesuatu pada gadis itu.

Sambil menunggu David terus mondar-mandir sambil memikirkan sesuatu. Mengingat kejadian di bangku tadi pagi membuat dirinya ragu karena Priscilla tak menjawab apa pun.

Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu, namun Priscilla belum juga datang. Kondisi taman belakang sekolah memang sepi karena jarang ada yang mengunjungi.

"Sorry, gue lama." Suara itu membuat David langsung menghadap kearah sumber suara. Di sana terdapat seorang gadis yang sejak tadi dia tunggu-tunggu. Priscilla pun menghampiri David.

"Lo mau ngomong apa si?" tanya Priscilla to the point.

"Alexa, gue mau nanya sekali lagi." David menjeda perkataannya. "Lo udah suka sama gue?"

Priscilla diam sejenak, mereka berdiri berhadapan. Lelaki itu menatap manik mata Priscilla lekat, namun Priscilla mengalihkan pandangannya.

"Alexa, please! Gue serius, tolong tatap mata gue," pinta David seraya memohon.

Priscilla akhirnya memberanikan diri menatap David. Entah apa yang yang gadis itu rasakan, tetapi dia tidak menyukai situasi seperti ini.

Situasi yang membuatnya seperti harus memilih. Antara memberi kesempatan atau tidak. Antara takut menyakiti dan takut disakiti. Semua itu membuat dirinya bingung.

Seluruh pertanyaan juga terus berputar di pikirannya. Apakah jika dia membuka hati untuk David, suatu saat dia tidak akan tersakiti? Apa jika David tau rencananya selama ini dia tidak akan marah padanya? Apakah jika David mengerti bahwa ibunya pernah depresi berat dia akan tetap menerima keluarganya apa adanya? Dan masih banyak pertanyaan lagi yang berputar di pikirannya.

"Alexa," kata David melambaikan tangannya di depan wajah gadis itu.

"Eh? Iya kenapa?"

"Lo enggak dengerin gue ngomong?" tanya David memastikan. Priscilla menggeleng pelan.

"Sejak awal gue liat lo, gue udah suka sama lo. Gue cuma mau nanya sekali lagi, dan kalau lo emang bener-bener enggak ada perasaan sedikit pun sama gue, gue akan nunggu lo tanpa gangguin lo lagi."

"Priscilla Alexandra. Gue mohon lo jawab serius, lo udah suka sama gue?" tanya David.

Deg!

Lagi dan lagi, jantung Priscilla berdetak lebih cepat. Tolong ingatkan pada Priscilla supaya tidak lupa periksa keadaan jantungnya nanti.

"Gue--" Priscilla bingung ingin menjawab apa. Apa gue coba buka hati aja buat dia? Tapi-- enggak! Gue enggak bisa!

"Maaf Dav, gu--"

Ssttt!

David menempelkan jari telunjuknya pada bibir gadis itu.

David terkekeh kecil. "Gue tau jawaban lo," kata David terus menunjukan senyumnya.

Priscilla menatap manik mata hazel milik David. Gadis itu sangat mengerti bahwa lelaki di depannya ini sangat kecewa walaupun terus menunjukan senyumannya.

"Alexa, gue boleh minta satu permintaan? Anggap aja ini yang terakhir dan gue enggak akan gangguin lo lagi sampai lo bener-bener membutuhkan kehadiran gue," kata David menggenggam tangan Priscilla.

"Maaf gue lancang, gue cuma mau lo peluk gue sekali aja."

Priscilla tidak langsung menjawab. Gadis itu masih setia menatap mata David, mencari kebohongan di sana. Namun, dia tidak menemukannya. Mata Priscilla malah berkaca-kaca, siapa yang harusnya merasa sedih? Entahlah, mungkin karena David laki-laki sehingga dia lebih kuat. Entah kenapa Priscilla merasa tak enak hati pada David.

PRISCILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang