'HAPPY READING'
"TUHAN TOLONG AKU, KATAKAN PADANYA!"
"AKU CINTA SILLA, BUKAN SAL-"
BUGH!
David melempar buku yang ada di tangannya tepat mengenai pundak Mirza dengan sangat keras. Ya, Mirza memang sedang bernyanyi di kelas, bukan karena dihukum. Mirza bernyanyi karena memang sekarang sedang pelajaran Seni Budaya dan praktik menyanyi.
"Gila, sakit bos!" rintih Mirza sambil mengusap-usap pundaknya dengan gaya sedikit berlebihan.
"Sudah Mirza, silahkan duduk!" kata seorang guru perempuan bernama bu Antik, tapi bukan barang antik loh ya!
"Kan saya belum sele-"
"Sudah cukup, suara kamu terlalu merdu," potong bu Antik.
Mirza berdecak, "Nyenyenye, bilang aja si Ibu cemburu karena saya nyanyi buat Silla!" gumamnya pelan, tidak jelas.
Mirza akhirnya berjalan kembali menuju tempat duduknya dengan ekspresi kesal.
"Sekarang gilir--" suara bu Antik terpotong oleh suara seseorang.
"Permisi Bu," sapa seseorang dari depan pintu ruang kelas itu.
"Eh? Ada nak Justin, silahkan masuk," sapa bu Antik dengan begitu ramahnya.
"Giliran Justin deh dilembutin mentang-mentang ketos!" celetuk Mirza pelan.
"Cemburu lo?" tanya Athala yang lebih terdengar seperti meledek.
"Gue? Suka aja kagak sama yang modelan barang antik gitu!"
"Sopan dikit woy, nanti gurunya denger baru tau rasa lo!" celetuk salah siswa yang mendengar ocehan Mirza.
"Berisik lo!" kesal Mirza. Jadi yang berisik sebenarnya siapa?
"EKHM!" deham bu Antik keras membuat Mirza langsung diam. Ah iya, mereka lupa bahwa sepertinya akan ada pengumuman.
Justin melangkah masuk kedalam ruang kelas XII-IPA 1. Setelah izin kepada bu Antik, Justin berdiri di depan papan tulis lalu berdeham.
"Teman-teman, jadi saya mau mengumumkan untuk hari sabtu besok akan diadakan camping khusus untuk kelas dua belas dalam rangka refresing sebelum PTS, ada yang ditanyakan?"
David mengangkat tangannya, "Kenapa dadakan?"
"Soalnya emang waktunya tinggal besok, karena kita PTS dua bulan lagi dan dua bulan itu banyak kegiatan di sekolah kita," jelas Justin.
"Mau camping kemana si?" celetuk Mirza.
"Nanti diinfokan di grup sekolah."
"Terus kenapa info ini enggak di grup sekalian dodol!" seru Mirza yang disambut gelak tawa oleh seluruh teman sekelasnya.
Awalnya Mirza juga ikut tertawa, lebih tepatnya menertawakan. Namun setelah mendengar teriakan salah satu siswa membuatnya langsung berhenti tertawa.
"DODOL TERIAK DODOL!"
"YHAAAA!"
"Sudah-sudah," ucap bu Antik.
"Kalau tidak ada yang ditanyakan lagi, saya akhiri. Terimakasih atas perhatiannya," ucap Justin. "Permisi Bu," pamitnya seraya tersenyum.
"Baik anak-anak sudah jelas kan info tadi?" tanya bu Antik yang diberi anggukan oleh seluruh siswa. "Oke, kita lanjut pembelajarannya, selanjutnya Reza maju kedepan."
*****
Empat orang gadis sedang berjalan menuju kantin yang belum terlalu ramai, karena kelas mereka istirahat lebih awal. Mereka berjalan menuju salah satu meja yang dekat dengan tempat pemesanan, dan duduk di bangku yang telah disediakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRISCILLA
Teen FictionApa yang akan terjadi jika seorang gadis kecil melihat Daddy-nya di bunuh di depan mata? Merasakan kehancuran yang teramat dalam, ditambah lagi ketika Mommy-nya yang terkena gangguan jiwa. Ini tentang Priscilla Alexandra. Seorang Gadis berumur tujuh...