Dua Puluh

23 3 0
                                    

'HAPPY READING'

Hari ini adalah jadwal olahraga kelas XII-IPA 2. Mereka semua sedang melakukan peregangan otot yang dipimpin oleh ketua kelas di kelas itu.

"DAVID GANTENG BANGET SI!"

"DAVID SEMANGAT!"

"MIRZA BIARPUN DODOL ASAL GANTENG, AKU PADAMU!"

"KAK ATHALA HUAAA!"

"SEMANGAT LATIANNYA KALIAN!"

Mendengar teriakan demi teriakan dari lapangan sebelah atau lebih tepatnya dari lapangan basket, membuat Priscilla, Aleta, Ana, dan Oliv menghentikan kegiatannya dan menengok kearah sumber suara.

Mereka dapat melihat jelas segerombolan laki-laki yang sedang berlatih basket untuk turnamet antar sekolah yang akan diadakan sebentar lagi.

Mata Priscilla secara tidak sengaja menemukan David dan tanpa Priscilla sadari, gadis itu mengamati setiap pergerakan David. Dengan gaya cool-nya David memasukan bola kedalam ring lalu setelahnya lelaki itu menyeka keringat yang ada di dahinya.

Priscilla mengerjapkan mata saat menyadari apa yang tengah dia lakukan tadi. Namun, belum sempat Priscilla mengalihkan pandangannya tetapi pandangan mata mereka bertemu.

David tersenyum pada gadis itu. Sial! Priscilla merutuki perbuatannya.

"SILLA!" teriak Oliv yang berdiri tepat di sampingnya.

"Eh? Iya kenapa?" tanya Priscilla menatap Oliv.

"Lo ngeliatin David ya? Sampe gue ngomong enggak didenger," kesal Oliv.

"Enggak kok! Lo emang mau ngomong apa?" kata Priscilla.

"Lo beneran udah putus sama David?" tanya Oliv dengan sedikit rasa ragu.

"By the way pak Bambang di mana ya? Kok belum dateng?" tanya Priscilla. Entah kenapa gadis itu malas membahas tentang dirinya.

"Ck! Lo ngeselin! Gue nanya Silla!"

"Ya gue juga nanya Oliv! Pak Bambang di mana?"

"TADI SISWATI UDAH BILANG KALAU PAK BAMBANG HARI INI ENGGAK DATENG! LO SI NGELIATIN DAVID MULU!" teriak Oliv tak memperdulikan suasana sekitar. "Sekarang gue nanya, lo beneran udah putus sama David?" lanjutnya dengan nada lebih rendah yang dipastikan hanya mereka berdua yang mendengarnya.

Setelah mendengar perkataan Oliv, Priscilla langsung pergi tanpa penghiraukan perkataan temannya itu. Ana dan Aleta pun ikut menyusul Priscilla.

"CK! PRISCILLA ALEXANDRA! LO NGESELIN!"

*****

Priscilla berjalan menuju lokernya untuk mengambil baju, begitu juga Aleta dan Ana.

Aleta melirik kearah Priscilla yang sedang membuka lokernya. "Sill, lo kenapa?"

"Kenapa apanya?" tanya Priscilla balik.

"Ya sikap lo agak beda!"

"Biasa aja," jawab Priscilla santai sambil menyalakan ponselnya yang dia taruh di loker.

"Bersikap biasa aja kalau lo emang enggak ada rasa," kata Ana menepuk pundak Priscilla lalu gadis itu pergi bersama Aleta.

"Kita duluan," pamit Aleta.

Priscilla tahu maksud perkataan Ana. Gadis itu memilih untuk duduk sebentar di bangku yang ada di ruang loker itu.

"Kenapa gue gini si? Harusnya gue biasa aja kayak apa yang dibilang Ana!" kesal Priscilla merutuki dirinya sendiri.

PRISCILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang