Chapter Twenty Six

199 45 0
                                    

Yuriko POV

"Yuri-Chan, kamu pasti selamat." Suara itu berbisik serak di telingaku. Begitu lemah, diikuti batuk yang sangat parah.

"Karena itu," suara itu menarik nafas dalam, bunyi nafas yang berat memenuhi telingaku. "kamu harus bertahan hidup."

Aku merasakan genggaman kuat di bahuku. Bau anyir dan sesuatu yang licin menyentuh pipiku. "Kamu harus hidup."

Suara isak tangis yang dikeluarkan dengan susah payah itu, tak lama menghilang setelah lenguhan kesakitan yang panjang. Aku mematung, mencerna setiap kalimat yang aku dengarkan.

Aku harus hidup,

dan menemukannya.

Aku membuka mataku dengan susah payah. Rasa sesak mengejutkanku, seperti ada sesuatu yang memenuhi seluruh rongga paru-paruku.

"Kau sudah sadar?" Suara seorang nenek-nenek membuatku menoleh ke kanan. Seorang wanita tua duduk di kursi sebelahku, dia terlihat sangat kesal dengan keberadaanku di ruang kesehatan.

"Aku sudah menyembuhkan beberapa lukamu. Tapi maaf, aku tidak bisa menyembuhkan apa yang terjadi di organ dalammu." Recovery Girl menunjukkan raut sedih. Hal ini terus terulang, entah beberapa tahun yang lalu aku juga melihatnya menatapku seperti itu.

Aku tersenyum kecut. "Apa yang terjadi pada organ dalamku, tidak bisa disembuhkan dengan bayaran stamina Recovery-San. Membutuhkan bayaran yang lebih besar dari itu."

Recovery Girl mendesah kesal. "Kau sudah berada di posisi yang tepat untuk memperbaiki tubuhmu. Jika terus begini, kau akan dimakan quirkmu sendiri."

"Aku tidak bisa melakukannya." Setelah mendengar jawabanku, Recovery Girl pergi begitu saja. Aku tahu dia sudah melakukan penelitian mengenai masalah quirkku, tetapi dia tidak menemukan solusi lain. Hal itu yang membuatnya frustasi. Karena penelitian yang ia lakukan selama tiga tahun harus menghasilkan fakta yang menyakitkan.

Tidak ada bagusnya jika aku hidup lebih lama. Aku hanya perlu bertahan sampai bisa membawa perempuan itu pulang. Setidaknya meninggalkannya rumah yang nyaman, kerabat dekat yang akan menyayanginya dan teman-teman yang dapat ia andalkan. Setelah semua itu lengkap, aku tidak akan punya lagi alasan untuk hidup.

Aku berjalan lemah di lorong sekolah. Matahari sudah merosot, warna langit semakin merah. Paru-paruku terasa begitu berat, meski aku sudah menyuntikkan obat yang akan mengurangi rasa sesak, sakit dan juga memperlambat penyebaran efek samping quirkku. Obat ini buatanku, dibantu dengan pengetahuan dari penelitian Recovery Girl. Jadi setidaknya nenek itu tidak perlu merasa terlalu sedih.

Ini hidupku, pilihanku untuk menjalaninya.

"Yuri-Chan." Aku dikejutkan dengan keberadaan Toshi-San. Dalam bentuknya yang kurus dan lemah. Aku memandang lama ke arah cekungan mata yang hitam tetapi masih memancarkan semangat hidup yang bersinar terang. Aku menggigit bibirku, menyadari bahwa kami berada di posisi yang sama. Jika salah langkah sedikit, kami akan jatuh ke jurang kematian. Tapi kenapa, Toshi-San masih memiliki sinar itu? Aku yakin, jika saat ini aku menatap bayanganku sendiri di dalam cermin, aku hanya akan mendapati kegelapan pekat di balik mata abu-abu pucat ini.

Aku menarik sudut bibirku, melengkungkan senyum terbaik. "Belum pulang, Toshi-San?" Aku hanya berbasa-basi.

"Ku dengar kau masuk ruang kesehatan. Apa kah buruk?" Dia mengkhawatirkanku?

"Yah, tidak seburuk itu. Aku sudah menyuntikkan obatnya, tidak ada yang perlu di cemaskan." Aku tidak bohong.

"Aku akan mengantarkanmu pulang."

Blue Rose [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang