Chapter Seven

484 82 0
                                    

Note : terimakasih untuk yang baca, dari awalnya cuma 1-3 sekarang udah hampir 8. Ini fanfic tentang tokoh tambahan yang aku buat si Yuriko, dan disini aku membuat kirishima tertarik dengan Yuriko. Gak tau kenapa kirishima cocok banget sama dia. Jalan ceritanya sesuai dengan anime dan manganya tapi aku akan lebih sering mengambil sudut Yuriko. Selamat menikmati 😊😊

P.S : semua tokoh disini adalah tokoh BNHA, dengan tokoh tambahan buatan aku. Selamat membaca.

Midorya POV

Aku berhasil lolos. Setidaknya itu yang kutahu dari kejadian hari ini. Yang lebih membanggakan lagi, aku tidak merusak tulang tangan atau kakiku. Tapi aku sedikit mematahkan tulang jari telunjukku. Tapi aku bertahan sampai akhir meski harus berada di peringkat paling akhir.

Sensei mengatakan dia akan mengeluarkan siapa pun yang berada di peringkat terakhir. Padahal aku sangat yakin dia akan mengeluarkan ku, terlebih mendengar kata-katanya yang menusukku begitu dalam.

"Memangnya apa yang bisa kau lakukan setelah mematahkan semua tulang di tubuhmu? Berharap akan bantuan orang lain? Pahlawan sepertimu hanya akan bisa menyusahkan di medan pertempuran. Aku bahkan tidak yakin quirk mu cocok untuk menjadi pahlawan."

Aku tidak bertujuan untuk jadi penghambat. Karena itu aku sempat memikirkan cara mengontrol One for All. Atau setidaknya meminimalisir luka akibat penggunaan kekuatanku. Karena itu aku berhasil selamat dengan hanya patah tulang di jari telunjukku. Setidaknya, aku hampir diledakkan oleh Kachan yang kesal setelah melihat aku menggunakan quirk ku. Untung ada Aizawa sensei yang menghalanginya.

Tapi pada akhirnya aku berhasil selamat dari ancaman dikeluarkan. Aku tidak begitu mengerti, meski awalnya dia mengatakannya dengan sangat serius. Pada akhirnya dia bilang hanya ingin membuat kita melakukannya dengan baik.

"Tunggu aku, kalian mau ke stasiun kan. Aku akan pergi bersama kalian." Gadis berambut coklat itu melambai dengan semangat sambil berlari mendekati aku dan Lida. Aku bahkan lupa dia sedang mengoceh tentang sekolah ini. Tahu-tahu saja kami sudah dekat. Tapi gadis berambut coklat ini sedikit menggangguku. Karena aku tidak terbiasa didekati wanita.

"Kalau tidak salah, kamu yang paling cepat kan. Lida bukan? Dan kamu, namamu Deku kan?" Ia berkata dengan semangat yang terlihat membara. Aku sampai bingung ingin membenar-kan namaku di bagian mananya.

"Emm.. Um, itu..." Aku terus menggaruk bagian leherku sambil memikirkan kata-kata yang tepat. "Namaku, namaku sebenarnya Izuku. Deku itu panggilan yang dibuat Kachan untuk meledekku."

Kemudian gadis itu kembali mendekat, "Oh ya, aku pikir namamu itu. Karena si pirang pemarah itu memanggilmu begitu. Maaf ya kalau begitu."

Aku hanya tertawa dengan kaku. Lalu kami pergi menuju stasiun bersama-sama. Hari ini aku sudah merasa bersyukur karena mendapatkan teman baru. Mereka berdua terlihat asik mengobrolkan sesuatu, tapi aku hanya jadi penengar. Karena sebelum bisa berkomunikasi dengan baik aku harus memperbaiki kebiasaan gugupku ini.

Tiba-tiba saja perasaan seperti sedang diawasi seseorang kembali melandaku. Aku merasakan hawa dari tatapan tajam siapa pun itu. Perasaan ini sempat hilang setelah latihanku dengan All Might dan ujian masuk UA. Tapi saat memasuki kelas, bahkan sebelumnya, aku sempat merasakan tatapan ini, walau sekejap saja.

"Midorya kun?" Gadis yang tadi memperkenalkan namanya sebagai Uraraka, menatapku yang terlihat tegang.

"Ada apa Midorya kun?" Lida ikut memperhatikan arah pandanganku. Yang menatap sekitar dengan waspada. Sesaat kemudian hawa itu menghilang dan aku mulai merasa bahwa aku berhalusinasi.

Aku tertawa gugup, "tidak ada apa-apa. Sepertinya aku merasa seseorang menatapku, tapi ternyata hanya halusinasi." Kataku berusaha menjernihkan situasi.

Tidak, ini bukan halusinasi lagi. Memang ada seseorang yang mengawasiku semenjak aku berlatih dengan All Might. Aku tidak akan bilang indraku menajam setelah latihan atau mendapatkan One for All. Hanya saja, orang tersebut entah bagaimana sengaja membuat keberadaannya terasa kuat olehku.

Apa jangan-jangan orang di pantai waktu itu? Apa aku perlu bertanya pada All Might? Bisa saja musuhnya yang mengetahui tentang kekuatan All Might.

Blue Rose [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang