Chapter Five

530 86 0
                                    

All Might POV

Aku mengenal kristal biru cerah itu. Kepala sekolah Nezu, seorang/seekor tikus yang memiliki kecerdasan diatas kami para manusia, terkejut ketika aku berdiri dan memandangi salah satu layar yang menyorot seorang gadis dengan hoodie hitam.

"Ada apa Yagi-san?" Kepala sekolah Nezu mulai bertanya, setelah cukup lama mengob-servasi pergerakkanku.

Aku menggeleng kecil, kemudian aku menyadarinya. Gadis itu menatap ke layar, seolah mengetahui bahwa kamera itu menyorot padanya. Terlebih, dia seolah tahu bahwa aku pasti mengenali dan menyadari keberadaannya.

"Bukankah dia anakmu?" Perkataan itu membuatku tersadar. Memang kepala sekolah Nezu memiliki pengamatan yang tajam. Hanya beberapa hero dan orang terdekatku yang mengetahui bahwa aku mengadopsi Yuriko. Ini permintaan Yuriko, dia tidak ingin orang-orang mengenalnya sebagai putri dari Hero nomor satu. Bahkan nama keluarganya pun tidak diubah. Aku hanya mengadopsinya secara resmi tanpa melakukan penggantian nama keluarganya.

"Ya, sepertinya Yuriko mengikuti saranku untuk mengikuti tes ini." Aku kembali duduk dengan tenang. Secercah senyum mengembang di wajahku, rasanya lega saat menyadari aku akan bisa mengawasinya lagi seperti dulu.

Kepala sekolah Nezu tersenyum dan memutar kursinya dengan santai. Beberapa Hero yang sudah puas dengan tampilan di layar dan pengawasan kali ini sudah keluar, hanya tinggal kami berdua.

"Kau tau, aku bisa saja meluluskannya lewat jalur rekomendasi, kalau kau memintanya. Walaupun dia tidak lulus SMP, tapi potensi quirknya tidak bisa aku abaikan." Aku memahami keinginan kepala sekolah Nezu. Karena itu aku hanya tersenyum dan menggaruk leherku, merasa segan.

"Dia tidak akan menyukai jalur seperti itu. Itulah yang aku banggakan darinya, putriku yang memiliki jalan dan keinginannya sendiri. Tidak ada salahnya membiarkan mengambil jalur yang berbeda." Aku mengembalikan bentuk tubuhku menjadi berotot dan berjalan mengikuti kepala sekolah Nezu.

"Dia anak yang baik, karena itu aku menyukainya." Kata-kata yang sama ketika aku meminta saran padanya untuk mengadopsi Yuriko.

Ya, dia anak yang sangat baik. Aku berharap bertemu dengan dirinya sebelum mengalami kejadian menyakitkan itu.

Beberapa hari berlalu, hasil dari ujian sudah keluar. Aku tahu kepala sekolah Nezu akan meloloskan Yuriko, tapi aku terkejut karena ia juga meloloskan Midorya. Sore setelah ujian, kedua kaki dan tangan kanan Midorya patah dan hancur. Ini akibat dia mengeluarkan kekuatannya terlalu besar dengan tubuh ringkih seperti itu. Aku berusaha menemani dan menyemangati anak itu serta menjelaskan mengenai efek samping yang dia hadapi ketika harus menampung kekuatan besar dalam tubuh kecil itu.

Waktu berlalu, surat pun di kirimkan kepada para peserta, aku secara khusus membuat rekaman untuk setiap surat. Saat ini setiap surat sudah sampai di masing-masing rumah. Tapi aku meminta agar surat untuk Yuriko tidak dikirimkan dengan kurir, tapi aku sendirilah yang membawanya. Hal itulah yang membuatku berdiri di depan pintu apartemen Yuriko setelah hampir 1 tahun tidak pernah mengunjungi apartemennya.

Aku ragu untuk mengetuk pintu. Sempat terlintas dipikiranku bahwa ia akan menolakku seperti saat pertengkaran terakhir kami di depan sini 1 tahun lalu. Di saat keraguan menggoyahkan semangatku sejak pagi tadi, aku merasakan seseorang berjalan ke arahku. Ketika aku berbalik, orang itu terkejut dan berhenti beberapa langkah dariku.

"Toshi-San?" 

Blue Rose [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang