"TOLONG PERHATIAN BAGI SELURUH PESERTA MOS, MOHON BERKUMPUL UNTUK MELAKUKAN CHEK ABSENSI TERLEBIH DAHULU!" Ucap salah satu Senior pemimpin Masa Orientasi Siswa (MOS) tersebut menggunakan pengeras suara.
Seluruh calon siswa dan siswi peserta MOS berkumpul dan berbaris bergantian melakukan chek absensi peserta MOS terlebih dahulu.
Setelah selesai melaksanakan chek absensi, seluruh calon siswa dan siswi berkumpul di lapangan basket dan berbaris untuk melakukan pengecekan barang perbekalan selama MOS.
Terik matahari mulai menyengat hingga menusuk kedalam kulit. Kini salah satu perwakilan osis mulai mengintruksikan seluruh calon siswa dan siswi untuk duduk rapih dan tertib di lapangan.
"MASIH SEMANGAT TIDAK?!" Teriak perwakilan osis tersebut dengan menggunakan pengeras suara.
"Masih!" Jawab seluruh calon siswa dan siswi.
"Lembek, jiwa kalian lebih dari seribu, yang hidup hanya seperempat dari seribu. Kemana yang lainnya? Mengeluh?" Kata perwakilan osis tersebut penuh penekaan.
Sebagian calon siswa dan siswi saling tatap satu sama lain dan mulai menggerutu tidak suka oleh ucapan kaka seniornya.
"Saya ulangi, MASIH SEMANGAT TIDAK?!"
"MASIH!!" Kini suara calon siswa dan siswi kompak menyatukan dan melepaskan suaranya satu sama lain.
Seluruh anggota OSIS kini mulai mengabsen perbekalan MOS satu per satu.
"Siapa yang tidak membawa salah satu dari perbekalan MOS tentunya akan mendapatkan hukuman," ujar ketua osis dengan wibawanya yang tegas.
Salah satu anggota OSIS kini mulai mengabsen satu per satu barang yang harus dibawa oleh peserta dan anggota OSIS lainnya bertugas untuk mengawasi seluruh peserta MOS untuk menghindari kecurangan bagi meraka yang tentunya tidak membawa perbekalannya secara komplit.
"APEL?!" tanya petugas pengecekan sambil berteriak.
Seluruh peserta MOS memperlihatkan apel yang sudah mereka bawa keatas kecuali satu siswi yang hanya diam ketakutan karna lupa dia tidak membawa apelnya.
"Kamu!" Tunjuk seorang anggota OSIS kepada siswi bername-tag Fatma Tazkia.
Fatma Tazkia melihat keselilingnya, ternyata dirinya sedang diperhatikan banyak orang. Apa benar sebutan 'kamu' itu hanya untuk Fatma?
"Cepetan maju ke depan! Jangan malah melongo disana. Ngapain? Cari cogan?" Lontarnya membuat hati Fatma sesak.
Dengan langkah ragu Fatma maju kedepan sambil menunduk. Sungguh Fatma sangat tidak biasa dengan bentakan seseorang apalagi orang yang tidak ia kenal.
Fatma sudah berada dihadapan orang yang menyuruhnya tadi. Fatma diam menunduk sedangkan para anggota OSIS yang lain tertawa sinis.
"So cantik, so polos banget tuh anak. Palingan juga nanti jadi tukang ngelunjak," celetuk salah seorang anggota OSIS tidak ragu dan tidak merasa bersalah mengatakan itu sama sekali.
Fatma berdiri menunggu Kakak kelasnya ini memberi hukuman. Sialnya kali ini hanya dia saja yang dihukum dan rasanya Fatma malu sekali.
Semua pandangan mata seluruh peserta dan anggota OSIS seketika teralihkan oleh dua orang siswi yang tiba-tiba datang dengan nafas terengah-engah menghampiri lapangan basket.
Seorang perwakilan dari OSIS menghampiri kedua siswi tersebut dengan tertawa sinis, sebut saja ia adalah Talita yang menjabat sebagai Sekertaris OSIS. Talita juga termasuk salah satu siswi populer disekolah, wajah nya yang mungil dan hidungnya yang mancung mampu mengalihkan tatapan setiap laki-laki yang melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT HIJRAH
Teen Fiction"Kita ini apa? Friendship atau Friendzone? Katanya temen, tapi kadang mesranya berlebihan." -Alince Kaylee "Jika kamu digariskan bukan untuk ku, lantas untuk apa kita dipertemukan? Jika menurutmu pertemuan hanya sebuah kebetulan. Lantas mengapa aku...