SAHABAT HIJRAH (5)

45 7 5
                                    

Bughh!!!


Alince tiba-tiba dipukul oleh seseorang dari arah belakang dan terjatuh dari motornya hingga pandangannya semakin menghitam dan tidak sadarkan diri.

"Alince!" Kenneth berlari kearah Alince.

Namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika ketua geng dari sekolah lain mengatakan sesuatu kepadanya.

"Kita bereskan dulu urusan kita, baru gua serahin cewe ini buat lu." Laki-laki yang menjabat sebagai ketua geng itu menegaskan.

Mereka berkelahi satu sama lain hingga akhirnya geng sekolah SMA Garuda memenangkan perselisihan itu.

"Ken lu urus aja Alince, motornya biar gua yang urus bawa," ujar Arul khawatir melihat keadaan Alince.

"Lu yakin?" Tanya Kenneth memastikan.

"Iya, cepetan!"

Kenneth langsung membawa Alince ke mobil Arul dan pergi menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi menjauhi tempat keributan tersebut.

Kenneth sempat melihat kartu pelajar Alince untuk melihat alamat rumahnya. Kenneth sempat terkejut sejenak melihat alamat rumah Alince yang ternyata satu arah dengannya.

Kenneth membopong Alince masuk ke dalam lingkungan Rumah Alince. Ia menekan tombol bel dan tidak lama seorang wanita paruh baya membuka kan pintu.

"Ya allah, Alince kenapa?" Tanya Amira--Mamanya Alince khawatir.

"Maaf tante, tadi ada sedikit musibah." Kenneth menundukkan kepalanya dan merasa bersalah.

"Yaudah nak, tolong bawa masuk ya," ujar Amira.

Kenneth mengangguk dan membawa Alince masuk ke dalam dan membaringkannya di sofa panjang ruang keluarga. Amira duduk begitupun dengan Kenneth.

"Ini sebenarnya ada apa?" Amira bertanya baik-baik tidak ingin terjadi kesalah pahaman.

"Eee ...." Alince memegang kepalanya yang masih terasa pusing.

Sontak Amira mengalihkan pandangannya kepada Alince begitupun dengan Kenneth.

"Alin, kamu udah sadar sayang?" Amira tersenyum lega mendekati anaknya.

Alince menatap seisi Ruangan, "aku ko di sini?"

"Tadi dia bawa kamu ke sini dalam keadaan pingsan." Alince melirik ke samping Mamanya berada dan terlihatlah sosok laki-laki sedang tersenyum datar kepadanya.

"Kak Kenneth!"

* * * * * *


Fatma melangkahkan kaki, menghela nafas panjang dan melihat seisi rumah yang nampaknya seperti tidak ada kehidupan sama sekali di dalamnya.

"Tenyata suasananya memang sudah berbeda," ucap Fatma dalam batinnya.

Fatma kini memutuskan untuk memasuki ruangan ternyamannya yaitu kamar pribadinya. Melihat seisi ruangan yang penuh dengan foto semasa kecilnya. Fatma tersenyum miris melihat foto keluarga yang terpajang tepat di meja tempat tidurnya.

Fatma mengambil ponselnya, tidak ingin terus berlarut dalam kesedihan. Setidaknya dengan sedikit hiburan di esok hari suasana hatinya akan kembali seperti semula.

Duplikatan BPQ

Fatma Tazkia
Besok lari pagi yuk?
Hari minggu di kota
rame loh

SAHABAT HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang