Alince telah siap menunggu seseorang tepat di depan rumahnya. Tangannya yang terus memegang ponselnya masih tidak percaya dengan seseorang yang katanya akan menjemputnya pagi ini. Seseorang tersebut bahkan tidak menghubunginya kembali untuk memastikan.
"Ini bener mau jemput gak si?" kesal Alince dengan terus memegangi ponselnya.
"Udah siang banget ini." Alince terus menghembuskan nafas beratnya beberapa kali.
Alince beberapa kali memandangi jam di ponselnya, tidak biasanya ia berangkat sekolah sesiang ini. Alince mulai menggerutu kesal dan tidak percaya dengan sikapnya saat ini, menunggu jemputan yang entah itu benar atau tidak.
"Ngapain si gua nungguin?" kesal Alince yang mulai kembali memasuki gerbang rumahnya.
"ALINCE!"
Alince sontak menoleh ke arah asal suara yang memanggilnya dan memasang muka kesalnya ketika melihat pemilik suara tersebut.
"Lu mau kemana?" tanya seseorang tersebut.
"Ngambil motor," jawab Alince ketus.
"Kan gua bilang tungguin gua," ucap seseorang tersebut.
Alince berdecak sebal, "Ka Kenneth kelamaan, gak biasanya Alin berangkat sekolah jam segini."
Seseorang yang meminta nomor ponselnya dan bilang akan menjemputnya di rumah pagi ini kepada Alince adalah Kenneth.
Kenneth terkekeh melihat tingkah Alince yang sedang menggerutu padanya, "Udah ayo naik!" pinta Kenneth kepada Alince.
Dengan masih memasang muka kesalnya Alince menghampiri Kenneth, memakai helm yang di berikan oleh Kenneth dan mulai menaiki motornya.
Sepanjang perjalanan Alince hanya diam mematung tidak bersuara sepatah kata pun. Alince sangat tidak tenang melihat jam di ponselnya yang sudah sangat siang baginya.
"Ka gak bisa ngebut dikit apa?" tanya Alince dengan mengencangkan suaranya.
"Bisa," jawab Kenneth dengan singkatnya.
"Yaudah ngebut dong, udah siang ini," kesal Alince melihat Kenneth yang mengendarai motornya sangat lambat.
"Yakin?" tanya Kenneth dengan memasang senyuman jail di bibirnya. Alince hanya mengangguk mengiyakan.
Kenneth semakin melebarkan senyumannya, dan mulai mengegas motornya secara tiba-tiba. Sontak Alince terkejut, dengan refleksnya kedua tangan Alince melingkar di pinggang Kenneth saat itu juga.
Kenneth terkekeh ketika rencananya berhasil. "Nah gitu dong," ucap Kenneth dengan sebelah tangan mengelus tangan Alince yang memegangi pinggangnya.
Alince yang mendengarnya berdecak kesal, menggerutu dalam hati dan rasanya ingin mengutuk Kenneth saat itu juga.
Sesampainya di sekolah, motor Kenneth mulai memasuki gerbang sekolah, sepasang mata yang melihatnya terkejut ketika Kenneth sampai di sekolah bersama Alince.
Alince yang merasa dirinya menjadi pusat perhatian dengan segera turun dari motor Kenneth.
"Makasih Ka," ucap Alince dengan mengembalikan helmnya dan mulai berjalan duluan menuju kelasnya.
Kenneth yang melihat tingkah Alince mengangkat satu alisnya dan menyusul menghampirinya.
"Apa lagi ka?" tanya Alince yang menyadari Kenneth mengikutinya.
"Mau anterin lu ke kelas," jawab Kenneth dengan santainya.
"Gak usah."
"Tapi gua mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT HIJRAH
Teen Fiction"Kita ini apa? Friendship atau Friendzone? Katanya temen, tapi kadang mesranya berlebihan." -Alince Kaylee "Jika kamu digariskan bukan untuk ku, lantas untuk apa kita dipertemukan? Jika menurutmu pertemuan hanya sebuah kebetulan. Lantas mengapa aku...