SAHABAT HIJRAH (10)

29 6 0
                                    

"Siapa Cha?" Tanya Fatma merasa aneh dengan Resha.

"Ngga ... bukan siapa-siapa ko," jawab Resha yang masih menatap ponselnya.

Alvian Veren
Cha, jangan bilang siapapun
Gua mau ngomong
Gua tunggu di halaman belakang sekolah
sekarang!

Resha masih termenung membaca pesan dari sang ketua osis.

"Ngapain ka Alvian ngechat gua kaya gini?" ucap Resha dalam batinnya.

"Cha?" panggil Alince yang menyadari Resha masih terpaku dengan ponselnya.

"Yakin Cha gapapa?" tanya Fatma kembali meyakinkan.

Resha yang menyadari kedua temannya mulai curiga dengan segera mematikan ponselnya dan menyimpannya kembali di saku seragamnya.

"Gak papa ko," jawab Resha dengan menggelengkan kepalanya.

Alince dan Fatma hanya menganggukan kepalanya mengiyakan, mencoba mempercayai satu temannya.

"Eh kalian duluan aja ya, gua kebelet mau ke toilet dulu," ucap Resha dengan satu tangannya memegangi perutnya.

"Lu mau pesen apa Cha? Biar kita pesenin," kata Alince menawarkan.

"Gua biasa es coklat ya."

Alince kembali menganggukan kepalanya mengerti dengan pesanan Resha yang hampir setiap hari ia minum. Sedangkan Fatma tampak memikirkan sesuatu.

"Ko Echa aneh ya."

"Jangan lama ya Cha," ucap Fatma yang hanya di balas anggukan oleh Resha yang tengah berlari kecil menuju toilet.

Alince dan Fatma meneruskan perjalanannya menuju kantin, mengingat kejadian pagi ini sangat membuat keduanya dan juga Resha emosi menghadapi kelakuan kaka kelasnya yang tidak bisa bersikap ramah sedikitpun terhadap mereka.

Resha yang sudah berlari-lari kecil menuju toilet membalikkan badannya, melihat situasi dimana Alince dan Fatma benar-benar sudah pergi menuju kantin dan sudah jauh dari hadapan Resha saat ini.

"Kayaknya Fatma dan Alince udah gak ada," ucap Resha sambil melihat ke arah di mana Fatma dan Alince tadi berada.

Resha merasa bersalah. Ia terpaksa berbohong kepada kedua temannya, terutama Fatma.

"Maafin gua ya Fat, Lin."

Resha kini telah berjalan menuju halaman belakang sekolah dengan langkah yang sangat cepat. Resha hanya penasaran ada apa dengan Alvian dan kenapa harus menyembunyikannya dari kedua temannya.

Halaman belakang sekolah memang sangat jarang di lalui oleh siswa dan siswi, kecuali teruntuk mereka yang kesiangan masuk sekolah tentu akan mencari jalan alternatif lain, yaitu di halaman belakang sekolah.

Resha sedikit ragu berjalan menuju halaman belakang, terlebih ini sangat sepi. Resha hanya takut di kerjai oleh sang ketua osis.

"Ssttt ... Sstt Cha," bisik seseorang tersebut yang membuat Resha sempat terkejut.

Resha sontak mengarahkan pandangannya kepada seseorang tersebut dan betapa leganya ia ketika suara tersebut berasal dari Alvian, kaka kelasnya.

"Kenapa si ka? Harus banget ya di sini?" Tanya Resha dengan sedikit kesal.

"Ternyata seberaninya lu tetep aja takut setan ya Cha," kekeh Alvian dengan nada sedikit meledek.

"Setan kan gak berwujud, wajar. Ada apa si ka? Kenapa harus diem-diem?" Tanya Resha kali ini to the point.

"Jangan-jangan kaka ...," ucap Resha menggantung ucapannya.

"Apa?" Tanya Alvian dengan menaikkan satu alisnya.

SAHABAT HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang