SAHABAT HIJRAH (9)

28 6 0
                                    

Resha, Fatma dan Alince seperti biasa ketiganya selalu tidak sengaja berpapasan di parkiran sekolah, seperti ketiganya sudah sangat tau satu sama lain kapan dan jam berapa mereka harus berangkat sekolah dari rumah hingga sampai sekolah.

Terutama Fatma yang selalu menjadi alarm bagi Resha, setiap pagi Fatma selalu menelponnya beberapa kali sebelum mamanya Resha yang membangunkannya, bagi Alince dan Fatma waktu sedetik itu sangat berarti, ketika mereka terlambat satu detik itu berarti kita akan terlambat juga ke tempat tujuan walau hanya sedetik. Namun, berbeda dengan Resha, ia selalu menyepelekan waktu sedetik tersebut, baginya terlambat satu detik tidak menjadi suatu masalah, asal jangan terlambat satu jam saja baru itu menjadi masalah.

Resha, Alince dan Fatma berjalan beriringan menuju kelasnya, setiap pagi ketiganya selalu menjadi penyemangat pagi bagi para pengagum mereka entah itu satu angkatan atau kaka kelasnya. Bahkan, ada beberapa yang terang-terangan memanggil mereka satu sama lain dan melontarkan senyuman atau lambaian tangannya.

Fatma melangkahkan kakinya tepat di pintu kelasnya. Resha dan Alince yang sibuk membicarakan hal-hal yang menurut mereka menarik sontak ikut menghentikan langkahnya, merasa heran dengan Fatma yang tiba-tiba terpaku dan mematung.

"Kenapa si Fat?" Tanya Alince merasa aneh dengan sikap Fatma.

Fatma yang tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun, hanya bisa melirik Resha dan Alince secara bergantian dan memberikan isyarat dengan tatapan matanya yang lurus ke depan mengarah ruangan kelasnya.

Resha dan Alince mengikuti arah pandangan Fatma. Keduanya ikut terkejut ketika melihat kaka kelasnya, lebih tepatnya kaka kelas yang tidak pernah bersikap baik kepada mereka telah ada di ruangan kelas mereka, beberapa murid yang berada di dalam kelas hanya bisa diam karena Talita dan teman-temannya sempat membuat ancaman sebelumnya untuk tidak ada memberitahu Resha, Alince ataupun Fatma bahwa dirinya telah menunggunya di kelas.

"Dateng juga kalian," Ketus Mega--salah satu teman Talita yang gaya rambutnya berbeda dari yang lain, keriting juga mengembang.

Resha berdecak kesal, mood ia berubah menjadi tidak baik detik itu juga.

Talita menghampiri Resha dan terus menatap Resha dengan tatapan sinisnya.

"Udah mulai ngelunjak ya lu," ucap Talita dengan memegang kedua pinggangnya.

Resha sangat merasa aneh dengan kaka kelasnya. Sejak pertama memasuki masa orientasi ia tidak pernah ramah kepadanya dan kedua temannya.

Talita semakin menekannya ucapannya, "Maksud lu apa kirim foto di group semalem?" Tanya Talita dengan menekankan suaranya.

Resha tersenyum sinis, Fatma yang melihatnya meraih tangan Resha dan menepuk-nepuknya dengan tangannya untuk menenangkannya.

"Sengaja mau ngejatohin gua?" Tanya Talita kembali.

Resha menatap ke arah Fatma dan Alince dan menganggukan kepalanya menandakan bahwa dirinya akan baik-baik saja.

"Kenapa diem? Takut?" Ucap Mega yang dj balas tawaan puas dari Talita dan teman Talita yang lainnya.

"So cantik lu," sambung Sanita--teman Talita yang lainnya.

Resha sontak tertawa puas. Alince yang melihat sikap Resha yang tertawa ikut mengembangkan senyumannya, sedangkan Fatma dan beberapa murid yang ada di dalam kelas membelalakan kedua matanya.

"Heh hitam," Tunjuk Resha pada Sanita. "Gua, Fatma dan Alince kan emang cantik, putih, mulus," jawab Resha dengan kesalnya.

"Kurang ajar lu," Sanita yang tidak terima dengan perlakuan Resha sontak mengahmpiri Resha dan ingin menjambaknya saat itu juga. Namun, Talita menghalanginya.

SAHABAT HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang