SAHABAT HIJRAH (19)

10 1 0
                                    

Bagaskara telah menampilkan cahayanya, teriknya membuat semua orang enggan melihatnya, meskipun ia selalu menjadi penghangat Bumi.

Sekolah SMA Garuda kini telah ramai oleh siswa dan sisiwi, wajah mereka terlihat ceria begitupun dengan Alvian yang kini merasa lega, karena dirinya dan Fatma sudah membaik.

Alvian berjalan menuju kelas X-IPA 2, siangnya ini ia ingin menemui sang penghuni hati yang belum ia miliki, ada sesuatu penting yang harus dirinya bicarakan.

Tiba di depan pintu kelas Fatma, Alvian menyuruh Adik kelas yang barusan lewat di depannya. "Dek, gua boleh minta bantuan?" tanya Alvian dengan wajah serius.

Adik kelasnya melihat Alvian terkejut, laki-laki tanpan pujaan siswi-siswi di Sekolah ini mengajaknya bicara, oh tidak sebentar lagi hidung Adik kelasnya itu terbang.

"Boleh, Ka," ucapnya antusias.

Orang ganteng mah bebas. "Boleh panggilkan, Fatma?" tanya Alvian kembali dengan nada sedikit memerintah.

Terdengar helaan napas dan terlihat raut wajah kecewa di sana. "Iya Ka, sebentar." Dia tersenyum palsu.

Adik kelasnya menghampiri Fatma yang sedang berbincang dengan kedua sahabatnya, siapa lagi jika bukan Alince dan Resha duplikat Queen dan Bidadari.

"Fat, ada yang nyariin," ucapnya sedikit ketus.

Fatma menoleh lalu bertanya binggung, "Siapa?"

"Ka Alvian!" Dirasa sudah cukup jelas dengan perkataanya, gadis itu pergi dengan wajah masam.

Fatma membeku ketika melihat Alvian yang sedang berdiri menatap dengan senyuman yang mampu membuat jantung Fatma dag dig dug.

"Fat!" panggil Alince dan Resha bersamaan ketika Fatma hanya mematung, dan tidak beranjak menemui sang ketua osis.

"E--eh iya," ucap Fatma gelagapan. Fatma berjalan dengan kaku ke arah Alvian berdiri, dirinya masih gugup dengan Alvian karena masalah kemarin.

"Hai, Ka," kata Fatma tersenyum kaku berusaha untuk terlihat biasa aja. Setelah kejadian kemarin Fatma binggung dengan perasaannya sendiri, kenapa ia bisa cemburu dan marah ketika Kaka kelasnya ini dekat dengan Resha. Yang lebih anehnya lagi Fatma kini tidak terlalu bersikap dingin kepada Alvian.

'Ada apa ini?' batin Fatma bertanya.

"Hai," sapa kembali Alvian tersenyum kaku.

"Mm ... boleh kita bicara sebentar," lanjutnya seraya menunjukkan kursi di depan kelas X.

Fatma mengangguk lalu keduanya pun duduk di sana. Sesampainya di sana mereka hanya berdiam diri.

'Ngomong dong, Ka, dah jantungan nih.'

"Ka!"

"Fat!"

Mereka berkata bersamaan, membuatnya saling tatap dan seetelah seperkian detik keduanya terkekeh.

"Fatma duluan aja," ucap Alvian tersenyum manis membuat Fatma semakin bergetar.

'Engga, aku gak mungkin jatuh cinta secepat ini.' Fatma menepis pernyataan yang ia hadapi.

"Fat!" panggil Alvian membuyarkan lamunan Fatma.

"Ee--anu ee-- anu Kaka duluan aja." Fatma menggaruk tengkuknya yang tidak gatal membuat Alvian yang melihatnya terkekeh geli.

"Yaudah." Alvian masih terkekeh.

"Jadi, aku mau ngajak kamu buat masuk ke OSIS," lanjutnya.

"OSIS!" Fatma terkejut.

SAHABAT HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang