Hari yang dinanti-nanti anak pesilatan telah tiba yaitu, latihan gabungan. Di mana saat itu beberapa sekolah datang ke padepokan silat di pusat Kota Jakarta untuk melakukan latihan bersama.
Nana yang beberapa hari lalu dipaksa manja oleh Resha untuk menjemput dirinya, akhirnya menepati juga janji itu.
Titt titt!
Suara klakso motor berbunyi tepat di rumah Resha, Resha yang tengah bersiap di kamarnya sontak langsung melihat ke jendela.
"Itu beneran Nana oppa? Dia beneran datang? Yes." Resha dibuat sumringah dengan kedatangan Nana yang sering ia sebut dengan sebutan Nana Oppa.
Resha melambaikan tangannya ke arah Nana dan langsung turun ke bawah untuk menemuinya.
"Ma, Echa berangkat dulu ya!" teriak Resha kepada Mamanya yang sedang berada di dapur.
"Iya sayang, hati-hati!" balas teriak Mamanya.
"Oke Ma."
Setelah berpamitan dengan Mamanya Resha keluar menemui sang laki-laki idaman bagi dirinya sejak lama. Namun, belum bisa ia miliki.
"Hai Ka," sapa Resha dengan melambaikan sebelah tangannya senang.
"Hai,"balas Nana dengan senyuman khasnya yang terlihat manis. Namun, tidak terlihat begitu senang.
'Gua kira Nana Oppa ngga bakal datang, ternyata dia datang juga, lu susah di tebak Ka, tapi entah kenapa gua semakin suka,' batin Resha dengan bibirnya yang senyum-senyum sendiri seraya menatap Nana tanpa berkedip.
Nana yang merasa dirinya ditatap akhirnya berdeham, "hmm, kenapa melamun?"
Resha sontak tersadar dari lamunannya, dan berkata gugup, "ekh e-engga Ka, yuk kita jalan aja! Nanti telat."
Perkataan Resha di balas anggukan oleh Nana dan Resha pun langsung menaiki motor laki-laki idamannya. Resha memegang erat pinggang Nana, membuat Nana agak kaget dibuatnya.
"Cha, harus pegangan kaya gini ya emang?" tanya Nana.
"Iya dong Ka, nanti kalau Echa jatuh 'kan bahaya," jawab Resha sekenanya.
"Kalau Echa jatuh Kaka mau tanggung jawab?" tambah Resha, Nana sontak dibuat terkejut oleh perkataan Resha dan ia pun akhirnya menyerah.
"Yaudah." Satu kata itulah yang kini mampu Nana ucapkan.
Mereka pun berangkat meninggalkan pekarangan rumah Resha dengan keadaan Resha yang memeluk Nana.
* * * * * *
Kini Alince sedang diperjalanan menuju sekolah dengan dibonceng oleh Kenneth. Selama perjalanan mereka hanya diam saja, tidak ada yang berniat memulai pembicaraan seorang pun.
Seketika Kenneth punya ide yang menurutnya akan ampuh. Kenneth melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata membuat Alince yang tadinya sedang melamun sontak memeluk Kenneth.
"Ka, pelanin motornya!" teriak Alince berusaha agar didengar oleh Kenneth.
Kenneth mendengar perkataan Alince, tapi dia tidak menuritinya.
"Kaka!" teriak Alince ketika motor itu semakin kencang dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Kaka kerasukan apa? Jin, hewan, manusia, cinta, apa kerasukan cinta dan kasih sayang aku?!" Cerocos Alince sambil berteriak dan tidak sadar dengan ucapan yang terakhir dirinya ucapkan.
Perkataan Alince sontak membuat Kenneth terkekeh sambil menghentikan motornya tiba-tiba membuat Alince semakin takut dan terkejut.
"Iya, yang terakhir itu bener Lin," ujar Kenneth berkata jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT HIJRAH
Teen Fiction"Kita ini apa? Friendship atau Friendzone? Katanya temen, tapi kadang mesranya berlebihan." -Alince Kaylee "Jika kamu digariskan bukan untuk ku, lantas untuk apa kita dipertemukan? Jika menurutmu pertemuan hanya sebuah kebetulan. Lantas mengapa aku...