"FATMA!"
Fatma terkejut ketika satu tangannya berhasil diraih oleh Alvian dan di genggamnya sangat erat.
"Fatma, gua bisa jelasin."
"Fat, aku sama Echa gak ada apa-apa," ucap Alvian kembali ketika Fatma berhenti dan mulai mendengarkannya.
"Aku emang ngajak echa ketemuan, tapi gak ada maksud buat --."
"Cukup Ka, gak ada yang perlu di jelasin lagi." Fatma tiba-tiba memotong ucapan Alvian. Fatma yang sudah tidak bisa menahan tangisannya menghempaskan genggaman Alvian dengan kencangnya hingga terlepas.
Fatma kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Alvian yang sedari tadi menatap Fatma dengan sendu.
"Echa temen kamu, Fat," ucap Alvian kembali dan berhasil membuat Fatma diam mematung di tempat.
"Tiap waktu kalian habiskan bersama, apa kamu yakin gak percaya sama Echa sedikit pun?" tanya Alvian dengan lantangnya.
Jleb!
Ucapan Alvian berhasil membuat Fatma semakin merasakan sesak di dadanya. Fatma yang tidak bisa menahan tangisannya kini berlari semakin menjauh dari hadapan Alvian.
"FATMA!" teriak Alvian dengan kencangnya.
Alvian mengacak-ngacak rambutnya frustasi melihat masalah yang membuatnya tersudut hari ini.
Di sisi lain, Resha tengah memegangi kedua pinggangnya dengan nafas yang terengah-engah dan tatapan yang sangat tajam, amarah Resha sangat terlihat jelas oleh semua orang yang melihatnya.
"Cha itu bener?" tanya Alince dengan hati-hati.
Resha melirik ke arah Alince, kali ini merasa gerah dengan kedua temannya yang entah mengapa mendadak tidak bisa mempercayainya.
"Lu tau gua 'kan? Gak mungkin lah gua kaya gitu," jawab Resha dengan kesalnya.
Alince mengangguk mengerti dengan ucapan Resha. Selama berteman dengannya Alince sudah sangat tau bagaimana sikap dan sifat Resha, menurutnya Resha adalah orang yang paling menjaga solidaritas pertemanannya diantara mereka bertiga.
"Ekhmm."
Dehaman seseorang berhasil mengalihkan perhatian Alince dan juga Galih yang sebelumnya sedang mencoba menenangkan Resha. Sedangkan Resha masih dalam posisinya menatap kosong ke arah depan dengan mencoba meredamkan amarahnya.
"Udah nanti juga mereka baikan lagi," kata Kenneth dengan santainya.
Alince yang menyadari siapa pemilik suara tersebut hanya melirik sekilas tanpa menjawab sepatah kata pun, mengingat keduanya kini sedang tidak baik-baik saja. Sedangkan Kenneth yang menyadari sikap Alince mulai berbeda kepadanya hanya menatap dingin ke arah Alince yang sedang mengusap pundak Resha.
Resha tidak peduli dengan segelintir orang yang masih memperhatikannya. Namun, seseorang yang akan melewatinya berhasil mengalihkan pandangannya.
"Nana Oppa." Resha berkata lirih, bahkan tidak ada satu orang pun yang mendengarnya.
Nana menatap sekilas ke arah Resha dan kembali melanjutkan perjalannya. Sedangkan Resha dengan jelasnya dapat melihat tatapan Nana sangat berbeda tidak seperti tatapan pertama ketika Resha dan Nana bertemu secara tidak sengaja.
"Gua butuh waktu sendiri," ucap Resha singkat dan pergi meninggalkan kantin.
"Echa!"
"Biar gua aja, Lin."
Galih dengan segera mencegah Alince yang akan menyusul Resha. Alince yang sempat terkejut dengan ucapan Galih menganggukkan kepalanya mengerti dengan tujuan Galih yang kini menjadi teman baik Resha selain Alince dan juga Fatma.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT HIJRAH
Teen Fiction"Kita ini apa? Friendship atau Friendzone? Katanya temen, tapi kadang mesranya berlebihan." -Alince Kaylee "Jika kamu digariskan bukan untuk ku, lantas untuk apa kita dipertemukan? Jika menurutmu pertemuan hanya sebuah kebetulan. Lantas mengapa aku...