Fajar telah tergantikan oleh sang mentari, bagai rasa yang tak pernah ada dia meninggalkan begitu saja.
Pagi ini Resha telat karena alarm sang sahabat tidak menyala. Ya, Fatmanya pagi ini tidak membangunkannya. Kenapa?
Resha berjalan ngos-ngosan seperti telah dikejar setan bermata lima. Resha memasuki kelas dan langsung menghampiri Alin.
"Lin," panggilnya dengan nafas yang tidak teratur.
"Kenapa, Cha?" tanya Alin yang melihat Resha seperti telah lari marathon.
Hari ini pun Alin terlihat murung, entah apa yang terjadi kepadanya.
"Lu liat Fatma, gak?" tanya Resha sedikit khawatir.
"Loh bukannya lu yang selalu berangkat bareng Fatma, Cha?" Alin merasa aneh dengan tingkah laku salah satu sahabatnya ini.
"Dia gak ngebangunin gue, biasanya dia yang jadi alarm gua, tapi pagi ini ngga, apa dia sakit ya?" monolog Resha.
"Ya sudah nanti samperin aja ke rumahnya," putus Alin.
* * * * * *
Kantin hari ini begitu ramai dan rusuh, manusia di sekolah SMA Garuda ini menyerbu kantin seperti bebek yang berbaris menunggu giliran makanan, mereka saling memesan seraya berteriak tidak sabar. Mungkin cacing dalam perutnya juga ikut protes kepada majikannya.
Beda halnya dengan Resha dan Alin, rasanya sepi entah karena tidak ada Fatma atau karena hal lain. Perasaan mereka tidak karuan sedari tadi.
"Kenapa, Lin? Lagi ada masalah?" Resha tersadar ketika melihat Alin sedari tadi hanya diam saja. Namun, Alince masih terdiam, memikirkan suatu hal yang terjadi kepadanya.
Flshback on
Resha sudah pulang menggunakan motornya, berbeda dengan Alince yang masih menunggu jemputan. Jarak rumah Alince dan Resha yang tidak searah menyebabkan keduanya selalu berpisah saat pulang sekolah atau kegiatan apapun.
"Ayo gua anterin pulang." Seseorang dari tiba-tiba menghentikan motornya tepat di depan Alince.
Alince menghela nafas berat ketika melihat siapa yang menawarkan untuk mengantarkannya pulang saat ini. Bukannya Alince menerima tawarannya, Alince justru melangkahkan kakinya menjauh dari seseorang tersebut.
"Lin, Lin gua mohon maafin gua."
"Apalagi Ka? Ka Kenneth udah mainin dua hati perempuan sekaligus." Ya, seseorang tersebut adalah Kenneth.
"Tapi Lin, beneran gua sayang sama lu," ucap Kenneth memelas.
"Jadi bener dugaan aku selama ini kalian ada apa-apa," lirih seseorang di tengah perdebatan antara Alince dan Kenneth.
Alince dan Kenneth seketika menoleh ke arah pemilik suara tersebut. Betapa terkejutnya Alince ketika pemilik suara tersebut adalah Nabila, pacar Kenneth saat ini. Kenneth tertegun, entah sejauh mana Nabila mendengarkan perbincangan dirinya dan juga Alince.
"Nabila, i--ini gak seperti yang lu kira." Alince mencoba menjelaskan semuanya.
"Masih mau ngelak lu?" Sorot mata Nabila mencerminkan sebuah kekesalan kepada Alince.
Nabila menoleh ke arah Kenneth. "Dan kamu? kamu tega nyakitin aku?" Nabila terlanjur kesal dengan semuanya, ia tidak bisa menahan rasa sakit nya saat ini, dan pergi berlalu meninggalkan Kenneth.
"Ka, kejar dong!" perintah Alince kepada Kenneth.
"Gua gak bisa bohong Lin, gua terlanjur sayang sama lu." Kenneth terus meyakinkan Alince.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT HIJRAH
Teen Fiction"Kita ini apa? Friendship atau Friendzone? Katanya temen, tapi kadang mesranya berlebihan." -Alince Kaylee "Jika kamu digariskan bukan untuk ku, lantas untuk apa kita dipertemukan? Jika menurutmu pertemuan hanya sebuah kebetulan. Lantas mengapa aku...