INTUITION - 10

4.1K 482 55
                                    

Lisa memandang Trophy itu dalam diam. Trophy kemenangan ke-13 yang grupnya dapatkan. Harusnya dia senang, tapi ia merasa sedih hari ini.

Trophy kemenangan di tangannya itu adalah simbol bahwa ia berhasil dalam karirnya, namun juga sebagai pukulan telak baginya. Dia mungkin sukses dalam urusan karir, tapi tidak dalam hubungan percintaannya.

Ia gagal. Lisa merasa telah gagal dalam asmaranya. Dia gagal membuat Jiyong tidak berpaling ke arah lain.

"Hei! Kenapa melamun, Lisa?" tanya Jisoo sembari menepuk bahu kanan gadis Thailand itu. Mereka berempat sedang ada di dalam studio Black Label dengan beberapa bungkus ayam goreng dan kaleng soda sembari menunggu Teddy selesai dengan urusan alamnya.

Lisa menoleh, kemudian tersenyum. "Kau sangat terharu, sampai-sampai melamun seperti itu, huh?" kali ini suara Jennie yang terdengar.

"Lisa selalu menjadi orang pertama yang terharu saat kita mendapatkan trophy, Eonnie," komentar Rose sembari mencuri sepotong ayam goreng lalu mengigitnya- kalau Teddy tahu ia makan lebih dulu daripada pria itu, habislah dia.

"Aku hanya merasa bahagia saja. Aku terlalu bahagia sampai rasanya aku ingin menangis saat ini, Eonnie."

"Oh, astaga!" pekik Jennie tertahan saat melihat pelupuk mata Lisa yang mulai berair.

"Ya! Ya! Ya! Jangan menangis, Lisa!" seru Jisoo sembari menarik beberapa lembar tisu dan menyodorkannya ke arah gadis Thailand itu sedang Rose menoleh ke arah Lisa sembari menelan daging ayam goreng di da mulutnya dengan susah payah.

"Aku- aku merasa ini seperti mimpi. Semua yang terjadi seperti sesuatu yang tidak masuk akal bagiku, Eonnie," ujar Lisa ditengah isakannya.

"Apa yang kau katakan, huh?! Jangan berkata seperti itu, Lisa. Ini bukan sesuatu yang tidak masuk akal," omel Jisoo.

"Hei! Listen to me, my little girl. Semua yang terjadi adalah hasil dari kerja keras kita, Lisa. Pencapaian yang kita dapat adalah buah dari yang pernah kita tanam di masa lalu," timpal Jennie membuat Rose mengangguk, menyetujui apa yang Jennie katakan.

Lisa memandang wajah ketiga gadis itu satu per satu. Mengapa sulit sekali untuk mengatakan apa yang tengah membelitku sekarang ini kepada mereka? tanyanya dalam hati.

"Jangan berpikir seperti itu lagi, okay? Jangan berpikir, jika apa yang kita dapatkan saat ini adalah sesuatu yang tidak masuk akal, Lisa. Kau- kita semua layak mendapatkannya," ujar Jennie lagi.

Ketiganya memeluk Lisa yang masih terisak pelan, menenangkan si bungsu yang selalu merasa rendah diri itu. Jisoo, Jennie dan Rose hanya tidak tahu saja, bahwa bukan trophy itu sumber kesedihan Lisa melainkan Jiyong.

* * *

Di hari Jumat yang sedikit sibuk ini, Jiyong memasang wajah datar sepanjang hari. Pria itu bahkan tidak bersuara sedikitpun, membuat orang-orang disekitarnya mengernyit heran. Ada apa dengan pria tua itu? begitu pikir mereka.

"Halo, Oppa!" sapa Lisa sembari melangkah memasuki studio pria Kwon itu. Gadis itu mendudukan dirinya tepat disamping Jiyong. "Oppa sudah makan?" tanyanya, namun Jiyong sama sekali tidak menyahut.

"Oppa pasti belum makan 'kan? Ayo, makan! Aku sedang ingin makan sushi sekarang," oceh Lisa tanpa menyadari raut wajah tidak bersahabat Jiyong.

"Oppa... Jiyong Oppa...." panggil Lisa lagi, saat kekasihnya itu tidak mengindahkan ajakannya. "Ya! Ada apa denganmu, Oppa?! Kenapa mendiamiku seperti ini?" tanyanya mulai kesal.

Jiyong melirik sekilas ke arah Lisa, namun setelahnya ia kembali sibuk dengan buku liriknya. Menulis kata-kata di buku keramatnya itu.

"Oppa sedang marah padaku dan sedang mengumpatiku di buku lirik itu, ya?" tanya Lisa lagi. Gadis itu menunduk, meremas ujung kaus yang ia kenakan. "Apa Lisa membuat kesalahan?" tanyanya, suaranya pelan dan dalam.

Intuition : I Know You Lie (JILICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang