1- Perkenalan

40 8 6
                                    

"haaaaaahh" teriak gadis itu tanpa sadar.

"Eh ma-maaf" ucapnya ketika melihat tatapan tajam dari teman-temannya.

Ayla Guita Izzura. Seorang gadis tomboy berkulit sawo matang, yang saat ini duduk di bangku kelas XI IPA 1.
Ayla saat ini merasa jenuh dikelasnya.

"Daripada gue disini kaya orang bodoh, mending gue cabut aja dah" ucapnya dalam hati.

Ketika Ayla bosan, Ayla selalu bolos. Cabut saat jam pelajaran sekolah. Ayla cabut ke kost nya yang ada tepat dibelakang sekolahnya.
Tidak heran, Ayla sudah terbiasa dalam hal lompat pagar.

Ayla mengambil tas sekolahnya, dan berniat untuk lompat pagar disekolah nya.
Namun, ketika dia ingin memanjat pagar, niatnya gagal karena keempat sahabatnya datang menghampiri nya.

"Ayla" panggil sahabatnya yang bernama Widya.

Widya sahabatnya itu adalah gadis yang berkulit sawo matang, memiliki senyum yang manis.
Widya adalah sahabat Ayla yang paling cerewet. Widya lah yang sering sekali marah pada Ayla ketika Ayla malas belajar dan bolos saat jam pelajaran sekolah.

"Lo mau kemana ha?" Tanya sahabatnya Rina.

Selain Widya, Rina juga adalah sahabatnya yang cerewet. Tapi, Widya lebih cerewet menurut nya. Bagi Ayla, Rina itu seperti kakaknya sendiri. Rina pun begitu, dia sangat menyayangi Ayla.

"Gu-gue ma-" ucap Kay yang dipotong sahabatnya Juli.

"Mau cabut?" Tanya Juli sahabatnya.

Juli adalah sahabat Ayla yang paling pintar. Diantara mereka semua, Juli yang masuk ranking tiga besar di kelas. Selain pintar, Juli juga memiliki senyum yang manis. Tidak heran dia banyak diincar pria di kelasnya.

"Ya ampun kak, ga tobat-tobat lo ya" ucap Cici.

Cici adalah sahabatnya yang termuda diantara keempat sahabatnya. Selain memiliki tubuh yang langsing, ia juga satu-satunya yang memiliki kulit putih diantara mereka.
Tidak heran jika hanya dia yang banyak dikejar pria di sekolahnya.

Namun, hanya Ayla yang dipanggil Cici dengan sebutan kakak. Alasannya sih karena ia lebih suka dimanja oleh Ayla.

"So-sory" ucap Ayla gugup.

"Ikut kita sekarang ke kelas" ucap Widya sambil menarik tangan Ayla dan pergi ke kelas.
Diikuti oleh sahabatnya yang lain juga.

Ketika mereka tiba dikelas, sahabat-sahabatnya itu tidak bicara sama sekali dengannya. Seperti nya mereka marah padanya.

"Ka-kalian marah ya?" tanya Ayla yang tidak direspon sahabat-sahabatnya.
Seperti nya sahabat-sahabatnya itu benar-benar marah padanya.

"Gue minta maaf sama kalian. Gue bener-bener bosan tadi. Habis nya kalian ninggalin gue" ucap Ayla.

"Kalau kalian ga ninggalin gue tadi, gue ga bakal cabut kok" tambahnya sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya yang berbentuk V artinya suer.

"Lo ya, uda salah masih aja nyalahin kita" ucap Widya.

"Denger ya Ay, lo kalau bosan kan bisa ikut kita ke perpus" tambah Rina.

"Gimana gue mau nyusul kalian ke perpus? Kalian kan tau gue ada masalah di perpus. Buku yang gue pinjam kan hilang. Kalau aja gue ke perpus bisa disembur gue sama Bu Ati" ucap Ayla

"Astaga Ay, lo itu ya, ga bosan-bosan berkasus mulu. Uda berkasus di ruang BK tambah lagi kasus di perpus. Hidup lo itu gimana sih?" tanya Juli dengan kesal.

"Ihk kalian jangan marahin kak Ay dong. Kasihan kak Ay dimarahin mulu" ucap Cici yang membela Ayla.

"Kita ga bakal marahin kalau dia ga aneh-aneh Ci" bentak Widya pada Cici.

"Kok jadi Cici yang dimarahin sih?" ucap Cici menangis.

Cici adalah orang yang mudah menangis. Dia adalah anak manja. Makanya dia itu tidak bisa dibentak. Diantara mereka berempat cuma Ayla lah yang tidak pernah membentak Cici. Makanya Cici sayang pada Ayla.

"Ini nih, lo cengeng banget sih Ci. Digituin aja nangis" kesal Rina.

"Udah-udah. Kok jadi kalian yang berantam sih? Ini semua salah gue. Gue minta maaf. Gue uda buat kalian semua bosan dengan tingkah gue. Gue ga pernah dengerin kata-kata kalian. Gue emang brengsek. Gue ga pantas temenan sama kalian. Gue akan menjauh dari kalian". ucap Ayla menahan emosinya.

Ayla merasa bersalah. Karena Ayla tidak pernah mendengar nasehat sahabat-sahabat nya itu. Padahal sahabat-sahabatnya sangat menyayanginya.

Sahabat-sahabatnya itu sudah tahu bagaimana latar belakang Ayla. Hingga dia jadi anak nakal seperti itu.

Ayla adalah seorang anak yang dari kecil sudah mendapat kan kekerasan dari Papanya. Sejak dulu, Papa dan Mama Ayla selalu bertengkar di depan Ayla. Ayla melihat bagaimana Papanya menampar Mamanya. Dan itulah yang membuat Ayla menjadi anak yang keras kepala.

Dari SD sampai SMP Ayla adalah murid teladan disekolah nya. Namun ketika Ayla selalu mendapatkan penghargaan disekolah, Papanya tidak pernah mengucapkan selamat padanya.
Papanya lebih menyayangi adiknya Samuel. Itulah yang membuat Ayla menjadi anak yang suka bolos dan tidak pernah mau belajar.

Karena percuma dia belajar keras, kalau Papanya tidak pernah menghargainya.
Padahal kalau seandainya Ayla niat belajar lagi, Juli sahabatnya itu pun kalah disaingi Ayla.

"Ay, bukan gitu maksud kita. Kita sayang sama lo. Jadi mohon lo dengerin kita. Kita mau lo jadi anak yang baik Ay" ucap Widya menenangkan Ayla.

"Maafin kita Ay, kita keras sama lo" ucap Rina sambil memeluk Ayla.

"Eh kalian ga ada yang mau meluk Cici?" tanya Cici dengan polos.
Dan mereka pun tertawa.

"Maafin gue ya Ci, dah bentak lo tadi" ucap Widya sambil memeluk Cici. Dan akhirnya mereka pelukan.

"Gue sayang banget sama kalian semua" ucap Ayla sambil menghapus air matanya.

"Eh yaudah nih, kita kan ada tugas. Kalian dah siap?" tanya Juli.

"Eh iya gue lupa hahaha. Lo udah siap Ay?" Tanya Rina pada Ayla.

"Be-belum hehee" jawab Ayla.

"Yaudah gue kasih contekan untuk terakhir kalinya. Besok-besok lo kerjain sendiri". Ucap Juli yang memberikan bukunya pada Ayla.


BINTANG DI SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang