14- Bertengkar

5 0 0
                                    

"Al, lo yakin mau pulang dah malem gini?" tanya Ayla pada Alfa saat Alfa mengantarkannya ke kost.

"Emang gue bisa nginap di kost lo? Hem?" goda Alfa pada Ayla.

"Eh, ga sih. Tapi kan daerah kost aku rawan begal. Ntar kamu dibegal gimana?"

"Yaudah tinggal kasih apa yang mereka mau"

"Alfa ihh. Gue serius. Nanti lo kenapa-kenapa"

"Kayanya ada yang mulai khawatir sama gue" goda Alfa lagi.

Ayla pun malu saat Alfa mengatakan itu.

"Ihh. Udah balik sana"

"Lo ngusir gue?"

"Bukan ngusir. Lo habisnya ngeselin sih"

Alfa tersenyum melihat tingkah Ayla.

"Yaudah gue balik ya. Bye"

"Hati-hati ya"

Alfa tersenyum pada Ayla.

******

"Jul, kamu kenapa? Dah berapa hari kamu diamin aku?" tanya Yoga pada Juli saat mereka sekolah.

"Aku ga diamin kamu. Kamu aja yang merasa didiamin" jawab Juli.

"Aku ada salah sama kamu?" tanya Yoga lagi.

Tidak ada respon dari Juli.

"Masalah ga akan pernah selesai kalau tidak dibicarakan baik-baik" ucap Yoga.

"Jul. Kamu dengar aku kan?"

Tidak ada respon juga dari Juli.

"Oke. Terserah kamu Jul. Aku udah capek bujuk kamu terus. Aku ga tau apa salah aku sama kamu. Terserah kamu sekarang. Aku muak" ucap Yoga yang sudah emosi.

Juli yang mendengar perkataan Yoga mulai takut.

"Kok jadi kamu yang marah sih? Seharusnya aku yang marah sama kamu" ucap Juli.

"Kamu tanya kenapa aku marah? Kamu pikir aku ga capek bujuk kamu beberapa hari ini, aku sabar ngadepin kamu yang sifatnya kaya anak-anak? Aku udah tanya apa salah aku sama kamu tapi kamu ga jawab" Yoga benar-benar marah.

Disisi lain, saat Yoga dan Juli bertengkar, Widya, Cici, dan Rina melihat mereka.

"Kamu seharusnya sadar diri Yog. Kamu berduaan sama cewek lain. Kamu mesra-mesraan sama cewek lain dirumah kamu. Kamu pikir aku sebagai pacar kamu ga sakit hati? Aku aja pacar kamu ga pernah ke rumah kamu. Tapi cewek itu ke rumah kamu dan mesra-mesraan? Kamu pikir aku apa Yog? Ha? Kamu jahat" ucap Juli menangis.

"Siapa maksud kamu?" tanya Yoga.

"Ayla. Aku benci sama Ayla. Dia tega rebut kamu dari aku. Dia mesra-mesraan sama kamu. Kamu perhatian sama dia. Muka dia aja polos lugu. Ternyata munafik sama kaya kamu" ucap Juli pergi meninggalkan Yoga.

"Jul, Jul. Dengerin aku dulu. Juli" Yoga mengejar Juli namun ditahan oleh Widya.

"Yog, Yog. Sabar dulu. Jangan dikejar. Biarkan dia tenang yah" ucap Widya menahan Yoga.

"Tapi dia-"

"Udah nanti kita bujuk dia lagi" ucap Widya.

"Sekarang kita mau tanya sama lo? Kapan lo mesra-mesraan sama Ayla? Terus kok bisa sih?" tanya Rina.

"Ayla memang datang ke rumah gue. Kalian tahu dia siapa? Ayla ternyata adalah tetangga gue saat gue kecil. Dan gue baru sadari saat gue pegang HP Juli. Gue lihat kalian foto sama nyokapnya Ayla. Sejak gue tahu itu, gue ajak dia main ke rumah gue. Karena nyokap gue kangen sama dia. Dia itu udah kaya adik bagi gue" jelas Yoga.

"Ha? Seriusan? Astaga. Tapi kenapa kalian ga cerita?" tanya Cici.

"Kalian tahu kan, Ayla banyak masalah? Mana sempat kepikiran buat cerita itu" jelas Yoga.

"Tapi by the way, Juli tahu dari mana Ayla datang ke rumah lo? Lo yang kasih tahu?" tanya Rina.

"Gue bahkan ga pernah cerita. Saat gue mau cerita, dia udah ngambek dan ga mau bicara sama gue" jawab Yoga.

"Hem. Pasti ini kerjaan si Cindy" tebak Cici.

"Kok Cindy?" tanya Widya.

"Kalian tahu kan, Cindy benci banget sama kak Ayla. Terus kalian tahu kan dia itu pengen banget ngerusak persahabatan kita?" tanya Cici.

"Ada benernya juga sih. Tapi dari mana Cindy tahu?" tanya Rina.

"Rumah Cindy satu komplek sama rumah gue" ucap Yoga yang membuat mereka bertiga kaget.

"Nah kan ga salah lagi. Dalangnya adalah Cindy" ucap Cici.

"Jangan nuduh dulu. Kita pastikan dulu. Sekarang kita harus bujuk Juli. Dan ntar sore kita ke kost Ayla" ucap Rina.

"Yaudah mana bagusnya" ucap Widya.

"Lo tenang aja Yog. Kita akan bantu lo buat bujuk Juli" ucap Rina.

"Makasih ya" ucap Yoga.

****

"Jul. Kita mau ngomong sama lo" ucap Rina.

"Gue lagi ga mau ngomong sama siapapun" ucap Juli.

"Itu lo ngomong" ucap Cici polos.

Juli pergi meninggalkan ketiga sahabatnya itu.

"Jul. Dengerin kita dulu" ucap Widya tidak di respon Juli.

"Yaudalah kita tunggu dia sampai tenang dulu" ucap Rina.

"Mendingan kita ke kost Ayla aja" tambah Rina.

Mereka ke kost Ayla. Sudah empat hari mereka tidak bertemu dengan sahabatnya itu.

"Ayla. Yuhuuuuu. Aylaa." Panggil mereka.

Ayla yang ada di dalam kamarnya pun kesal mendengar teriakan sahabat-sahabatnya itu.

"Aduh mereka gimana sih, kaya manggil orang yang ga punya telinga" ucap Ayla kesal.

Saat Ayla keluar, sahabat-sahabatnya itu langsung memeluknya yang membuat tubuh Ayla tidak seimbang sehingga membuat mereka jatuh.

Brughh

Mereka berempat terjatuh ke lantai.

"Aduh, kalian apa-apaan sih? Meluk-meluk gue?" tanya Ayla berusaha berdiri.

"Ay. Kita kangen banget sama lo" ucap Widya mencubit pipi Ayla.

"Kalian kangen sama gue? Serius? Ya Tuhan akhirnya ada yang kangen sama Ayla" ucap Ayla.

"Alay" ucap Widya.

Ayla tersenyum.

"Yuk masuk. Kalian dah makan belum?" tanya Ayla.

"Belum nih Ay" jawab Rina.

"Makan mie ayam bakso mau?" tanya Ayla.

"Ya maulah. Siapa sih yang ga mau" jawab Cici.

"Yaudah kalian masuk dulu. Biar gue beliin mie ayamnya yah" ucap Ayla.

Ketiga sahabatnya masuk ke kost Ayla. Beberapa menit kemudian, Ayla datang dengan membawa empat bungkus mie ayam bakso yang dibelinya.

"Gays gue bawain mie ayamnya. Ini enak loh" ucap Ayla.

"Wih kalau gini, bisa tiap hari kita datang" ucap Cici.

Mereka menikmati makanan mereka masing-masing.

"Ay, lo udah tahu? Juli bertengkar sama Yoga karena lo?" tanya Widya.

"Ha? Bertengkar karena gue?" tanya Ayla kaget.

"Iya Ay. Kita baru tahu kalau lo sama Yoga itu sahabat kecil. Sementara Juli udah salah paham. Dia marah-marah sama Yoga. Sampai-sampai dia nangis loh" jelas Rina.

"Jadi gara-gara itu Juli diamin gue?" tanya Ayla tidak menyangka.

"Iya Ay. Kita sabar aja dulu. Nunggu dia tenang. Baru kita bicara sama dia" ucap Rina.



BINTANG DI SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang