17

5.1K 465 68
                                    


Mobil BMW Silver itu melaju dengan kecepatan sedang di padatnya jalanan seoul.Hari senin,jadi tidak salah jika jalanan seoul ini padat akan kendaraan baik itu kendaraan beroda empat,dua,delapan dan kendaraan besar lainnya.

Berbelok ke kiri dan tidak lama kemudian,mobil itu berhenti di sebuah toka bunga yang terletak di pinggir jalanan.Sang pengemudi yang tak lain adalah Park Chanyeol,membuka pintu mobil setelah memakai kacamata hitamnya.Berjalan santai memasuki toko bunga itu,sambil sesekali tersenyum karena hidungnya menghirup udara segar yang bercampur dengan harumnya bunga-bunga yang berwarna-warni.

Pemilik tokoh itu menoleh ke arah pintu saat bunyi lonceng terdengar,tersenyum ramah dan mendatangi pelanggannya yang setiap hari akan datang ke tokonya untuk membeli buket bunga.

"Selamat pagi tuan park"Ucap wanita paruh baya itu sembari tersenyum ramah,Yang juga dibalas hal yang sama oleh chanyeol.

''Pagi"

"Bunga apa yang anda inginkan?"Tanya pemilik tokoh itu dengan sopan.

"Ah,jangan terlalu formal bibi,kau lebih tua dariku"Wanita paruh baya itu hanya terkekeh ringan dan mengangguk sebagai tanggapan.

" baiklah chanyeol,kalau begitu bunga apa yang ingin kau beli?"Tanyanya mengulang.

"Hmm......karena pagi ini sangat cerah,kurasa aku ingin membeli buket mawar putih dan merah"Jawab chanyeol setelah berfikir sejenak.

"Ada lagi?"

"Hanya itu bi"Bibi Kim mengangguk dan menyuruh chanyeol untuk menunggu sebentar selagi ia mengambil pesanan chanyeol.

Sekitar satu menit menunggu,akhirnya pesanan chanyeol datang juga.Chanyeol menerimanya dan membayarnya di kasir kemudian berpamitan pada bibi kim.

Chanyeol kembali mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah sakit seoul.Tangan kanannya senantiasa memeluk buket bunga yang ia beli,sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk memegang kemudi mobil.Sesekali ia akan menghirup dalam aroma bunga mawar tersebut hingga terbentuk garis manis di bibir plumnya.

Mobilnya memasuki area basement rumah sakit,memarkirkan mobilnya setelah membayar uang parkir pada petugas parkiran.

Keluar dari mobil dan berjalan sedikit cepat tapi masih tampak berwibawa.Tangannya menekan angka lima belas pada lift yang akan membawanya ke tempat tujuannya.

Tin..

Setelah sampai pada lantai lima belas,chanyeol berjalan lurus pada koridor rumah sakit yang tampak tidak terlalu ramai,hanya ada beberapa orang pasien dan perawat yang sedang jalan-jalan.Berbelok ke kiri dan menaiki lima anak tangga, barulah ia sampai pada tujuannya hari ini.

Dengan pelan-pelan,ia membuka pintu ruangan tersebut dan kembali menutupnya dengan sama pelannya pula.Tersenyum kecut saat melihat pemandangan yang sama selama empat bulan ini.Suami mungilnya yang masih senantiasa terbaring dengan alat bantu nafas pada hidungnya,juga sebuah selang kecil yang terselip di lubang hidung bangir itu.Bedanya,sekarang sudah tidak ada lagi alat yang terpasang pada dadanya,hanya ada perban di kepala dan selang infus yang menyertai alat bantu nafasnya.

Alat pendeteksi jantung yang senantiasa berada disana mendampingi suami mungilnya,tiang infus yang mungkin sudah berpuluh-puluh atau mungkin sudah mencapai seratus botol infus yang telah tergantung disana untuk suaminya.

"Hai,aku datang"Sapanya dengan memaksakan senyum manisnya.Tapi tak ada jawaban sama sekali.Menghembuskan nafas pelan, chanyeol berjalan ke arah nakas yang berada di samping ranjang rumah sakit untuk meraih sebuah vas bunga.Menarik keluar lima tangkai bunga lily yang baru kemarin ia beli,dan menggantinya dengan bunga baru yaitu mawar putih dan merah.

my love husband[[CHANBAEK_END]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang