ch 7

3.5K 457 7
                                    











🌹
🌹
🌹
🌹
🌹
🌹
🌹
🌹
🌹
🌹













Rosé mengikuti Jisoo memasuki sebuah mansion yang sangah mewah baginya. Seorang maid mengantarkan mereka memasuki sebuah ruangan tampak beberapa orang sudah berada disana. Tampak seorang gadis yang tak asing bagi Rosé tapi merasa tidak mungkin jika dunia akan terasa sangat sempit seperti ini. Dapat Rosé rasakan tatapan gadis itu kepada Jisoo sangat memancarkan aura kebencian yang bahkan tak berusaha di tutupi. Seorang laki - laki paruh baya menghampiri Jisoo dan sejenak terkejut melihat Rosé yang berdiri dibelakang Jisoo. Jisoo menarik tangan Rosé agar lebih mendekat padanya.

" Bagaimana kabarmu Jisoo ? Jadi bagaimana perjalanan bisnismu ?"

" Kenapa Appa mengundangnya kemari ? Aku bahkan tak ingin dia ada disini, bukankah ini acaraku ?"

Rosé menatap Jennie tak percaya, apakah kucing ini yang Seulgi maksud. Dan jika dia benar maka gadis ini adalah teman Irene, sahabatnya. Tapi sungguh tak pernah dia sangka mulut gadis ini begitu tajam.

" Jennie, Appa yang mengundangnya jadi hentikan, dia bagian keluarga kita juga. "

" Keluarga ?! Huh, jangan membuatku mengatakan apa yang sudah dia perbuat padaku Appa. "

" Apa yang sudah...kuperbuat padamu ?"

Rosé menatap Jisoo yang dengan susah payah mengeluarkan suaranya.

" Ah jadi masih bisa bicara ? Dan masih bertanya apa yang sudah kamu lakukan padaku ?"

" Hentikan Jennie, Jisoo cukup. Kapan semua masalah di keluarga kita akan berakhir ?"

" Tidak akan pernah Appa, Jennie jijik padanya. Jika dia kakakku tidak akan pernah dia merusak hubunganku dengan Sehun. "

Jisoo memejamkan matanya mencoba menahan emosinya mendengar nama laki - laki yang telah merusak hidupnya.

" Lihatlah dia Appa bahkan dia tidak bisa menjawabnya. "

" Jika kamu adalah...adikku maka percaya... padaku bukan padanya. "

Rosé melihat Jisoo yang masih terus mencoba mengeluarkan suaranya dengan susah payah yang terdengar serak berat.

" Lalu kenapa selama ini kamu diam tak bicara sedikitpun padaku huh ?!"

" Jisoo hampir kehilangan suaranya itulah sebabnya dia diam. "

Jennie menatap Rosé jengah

" Aku tidak bertanya padamu jangan ikut campur yang bukan urusanmu. "

" Apakah kamu tidak bisa melihat bahkan Jisoo kesulitan menjawabmu dari tadi. Aku memang tidak berhak ikut campur masalah kalian tapi aku masih mempunyai mata dan telinga yang masih bisa melihat dan mendengar dengan baik. Jisoo tidak baik - baik saja jika kamu butuh bantuan mengerti keadaan dia. "

" Selamat malam. "

Rosé merasakan tangan Jisoo yang baru disadarinya masih mengenggam tangannya meremasnya dengan kuat walau terasa sakit tapi Rosé membiarkannya. Dilihatnya seorang laki - laki bersama dengan yang Rosé yakini adalah orang tuanya memasuki ruang keluarga ini dan dapat Rosé lihat juga wajah laki - laki itu berubah ketika melihat Jisoo diantara mereka. Jennie menghampiri laki - laki itu dan mulai bertingkah manjanya padanya. Jisoo menghela nafas pelan tetapi masih bisa Rosé dengar.

" Lama tak bertemu Ji. Apa kabarmu ?"

" Jauhkan tanganmu darinya Sehun. Tak perlu kamu menyapanya. Dia takkan bisa menjawabmu. "

My Rosé ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang