Jam 7 pagi, Taehyung telah siap berangkat sekolah dan mulai memanaskan suaranya, menyanyikan beberapa lagu Frank Sinatra yang dia putar di Spotify miliknya. Fly Me to the Moon dia nyanyikan dengan perasaan berbunga-bunga, meskipun dengan mata masih sembab karena tadi malam dia harus begadang mengerjakan tugas. Pagi ini, Appa dan Eomma akan mengantarnya ke sekolah, tiba-tiba didengarnya suara ribut-ribut dari lantai bawah, dan Taehyung berhenti menyanyi untuk mendengarkan,
"Taehyung-ah! Turunlah!" panggil Eomma, "Seokjin datang menjemputmu!"
Taehyung yang sedang menyisir rambutnya ternganga. Apa?! Dilihatnya matanya yang sembab dan satu jerawat yang pagi ini baru muncul! Crap! Taehyung buru-buru mencari acne sticker untuk menutupinya, tapi dia makin kelihatan aneh! Ah bodo! Dia mencabutnya lagi dan menyambar tas sekolah dan setengah berlari menuruni tangga.
"Pagi, Taehyung." Sapa Seokjin yang duduk di meja makan dapur dengan muka berseri-seri, dia terlihat sempurna seperti biasa dengan seragam sekolahnya, "Maaf tiba-tiba datang. Tapi, aku membuatkan doshirak untuk kalian semua. Aku buatkan untuk Yoonseok-imo dan Yeontan juga."
Seokjin mengeluarkan enam kotak makan mewah yang terbuat dari kayu premium dan menjajarkannya, "Semoga kalian suka. Yang ini untuk Yeontan, aku dulu sering membuatkan makanan ini untuk Jjangu, senang bisa membuatnya lagi."
Keluarga Taehyung mengerumuni meja makan dan mulai membuka kotak makan satu per satu.
"Astaga, Seokjin! Kenapa repot-repot seperti ini?" tanya Eomma terkejut dengan isi doshirak Seokjin yang tak akan bisa selesai dimasak dalam satu jam.
Semua memandang nasi, kalbi, salad, dan udang tepung yang ada di situ dengan kagum.
Seokjin menggeleng,"Tidak.. tidak.. aku tidak repot, Junghwa-chajang. Ini sebagai ucapan terima kasih karena telah memberiku kimbab tempo hari, dan juga untuk cokelat hangat kemarin."
"Panggil aku imo, Seokjin." Ujar Eomma, "Kamu tidak keberatan dipanggil samcheon juga, kan yeobo?"
Appa mengangguk.
"Terima kasih banyak, Seokjin. Kalau begitu, ayo sarapan dulu." Tawar Appa, "Kamu belum sarapan, kan?"
"Sudah, samcheon." Tolak Seokjin halus, "Kalau Taehyung tidak keberatan, aku akan mengantarnya mengambil sepeda. Aku akan menunggu Taehyung selesai makan."
Eomma, Appa, dan Yoonseok-imo mengangguk bersamaan, dan mendorong Taehyung cepat-cepat duduk dan manghabiskan sarapannya.
Beberapa saat kemudian, Taehyung sudah duduk di samping Seokjin di dalam mobil hitamnya.
"Kamu benar-benar tidak keberatan aku jemput kan, Taehyung-ah?" tanya Seokjin sambil mengerling Taehyung dari kaca atas.
Taehyung menggeleng, "Tidak Hyung, aku malah sangat berterima kasih. Sebenarnya, Appa akan mengantarku, tapi sebenarnya itu akan sangat merepotkan karena kantor dan sekolah kan tidak searah."
Seokjin meangguk-angguk setuju, "Aku tadi berpikir begitu juga, lebih mudah kalau kita berangkat bersama."
"Tapi fans Seokjin hyung tak akan gembira melihat kita berangkat bersama." Taehyung menatap Seokjin yang sedang konsentrasi menyetir.
"Fansmu juga tidak akan gembira melihat kita, Tae." Seokjin tertawa, "Aku jelas akan membuat beberapa orang segera membenciku."
"Fans Hyung lebih ganas, mereka mengikutimu kemana-mana!" Taehyung cemberut.
"Kamu tidak suka?"
Seokjin nyengir dan menatap matanya dalam-dalam ketika mobilnya berhenti di lampu merah. Taehyung menggeleng tegas dan balas menatap mata Seokjin.

KAMU SEDANG MEMBACA
We will Ship in the Night
FanfictionTaehyung yang ceria, bersemangat, fotografer majalah sekolah, vokalis band sekolah, dan memiliki banyak teman dan fans. Tiba-tiba, seorang cowok Korea luar biasa tampan datang dengan bahu lebar dan bibir merah merona. Seokjin dengan cepat mendapat p...