8

880 65 11
                                        

Masih mengenakan seragam sekolahnya, Taehyung sampai rumah ketika hari sudah mulai gelap. Menyapa asal Yoonseok-imo yang sibuk menghangatkan makanan untuk makan malam, dan mengelus Yeontan sekilas. Sedikit merasa bersalah dengan anjing kecilnya yang mengibas-ngibaskan ekornya girang mencoba mengajaknya bermain. Tapi, sepertinya Yeontan paham, karena dia tidak mengikuti Taehyung ke kamar seperti yang biasa dilakukannya.

Taehyung merebahkan tubuhnya yang lelah di atas kasurnya yang empuk, memandang Starry Night di langit-langit kamarnya, efek  pertengkaran mulut sama melelahkannya dengan pertengkaran fisik, hanya minus lebam dan luka-luka. Setelah menenangkan diri di tepi sungai, memandang pepohonan dan aliran sungai, Taehyung merasa jauh lebih tenang. What happenned, happened. Yang sudah, biarlah berlalu. Taehyung memejamkan mata, menarik nafas dalam-dalam, menghembuskannya perlahan, menarik nafas dalam-dalam, berulang kali hingga ia terlelap.

------

Sabtu pun tiba, setelah seminggu bungkam dengan pertanyaan teman-teman tentang hengkangnya dari Army of Love, Taehyung akhirnya lega karena hari ini akan menjadi hari terakhirnya sebagai member band itu. Huh! Bahkan namanya pun norak, batin Taehyung sebal. Skill bermusik Daniel dan Erica memang tak diragukan, tapi untuk masalah nama, mereka payah sekali.

Seokjin pagi-pagi telah menjemputnya sebagai support emosional.

"Kamu terlihat tampan sekali, babe." Puji Seokjin begitu Taehyung masuk mobil, mengenakan T-shirt putih longgar, celana jeans biru, dan jaket jeans.

"Ah babe, aku kemarin bongkar-bongkar lemari, aku ingat, sepertinya aku punya jaket yang akan cocok kamu pakai." Seokjin meraih sebuah bungkusan, "Mungkin sedikit kebesaran, tapi kamu akan terlihat bagus dengan loose fit."

Taehyung menerima bungkusan itu dan membukanya, "Hyung!! Ini.. Gucci?"

"Hhm.. sepertinya begitu." Kata Seokjin tak acuh, "Cobalah, Tae."

Dengan sedikit gemetar, Taehyung memakai jaket corduroy hitam bertabur manik-manik yang membentuk bunga, Taehyung tak peduli meski jaket itu memang sedikit kebesaran, tapi jaket itu beraroma Seokjin, dan memakainya membuat Taehyung merasa didekap Hyung tampannya. Senyum kotaknya merekah.

"I love this jacket, Hyung! Boleh aku pakai ya hari ini. As my lucky charm."

Seokjin mencubit hidung Taehyung gemas, "Ambil saja. Jaket itu untukmu, babe. Sudah tak muat untukku, bahuku sudah terlalu lebar."

"Serius, Hyung?" Taehyung menelan ludah, seumur hidup, Appa dan Eomma nya belum pernah membelikannya baju semahal ini.

Seokjin mengangguk, "Maaf ya belum bisa membelikanmu jaket baru. Aku senang kamu menyukainya."

"Terima kasih Hyung!" seru Taehyung gembira sambil memeluk leher Seokjin.

Seokjin tertawa, "Sama-sama, babe."

Seokjin mengecup pipinya, dan kemudian memutar kunci mobil dan berangkat ke sekolah.

-------

"I love you, Kim Taehyung!!!!!" teriak segerombol cewek-cewek setelah Taehyung dan bandnya selesai membawakan sebuah lagu ciptaan Daniel dan Erica.

"Thank you very much." Taehyung tergelak menerima sebuket bunga dari seorang cowok 12 Crystal yang dia tak tahu namanya, "Lagu selanjutnya, yang mungkin kalian semua sudah tahu, untuk para pencari, untuk yang sedang sedih, untuk yang sedang menunggu pencerahan, untuk yang sedang menikmati hidup dan mencoba menikmati hidup, Coldplay's Every Teardrop is a Waterfall!"

Taehyung mulai memainkan keyboard, melirik ke arah Seokjin yang berkumpul dengan teman-teman 12 Sapphire-nya, luapan kebahagiaan menyeruak saat dia mulai bernyanyi.

We will Ship in the NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang