Binnie's Birthday : Changbin be Your Bestie

86 31 34
                                    

Oke, jadi aku ga update dulu kelanjutan Changbin-Naya. Kenapa? Karena aku siapin part ini yang mana khusus buat perayaan ultah our Piggy-Bunny Changbin!

Changbin X You.

Warning : Ada penggunaan kata kasar, mohon yang ga sukak jangan dilanjut. Dan ini super duper puanjanggg, jadi mohon siapkan cemilan sebelum baca.

Enjoy!

.
.
.
.
.
.
.

Pernah punya sahabat rasa pacar? Atau kebalikannya pacar rasa sahabat? Kayaknya yang pertama paling sering terjadi sama manusia Bumi.

Dan itu menimpaku juga. Aku tidak menghindari ya, sangat mengakui. Seperti sekarang saja, aku sedang menatap sahabat tersayang ku Changbin yang sedang bermain futsal di lapangan sekolah bersama teman sekelas kami.

Tersenyum ku mentapnya ketika ia mengercutkan bibirnya saat operan bola tak datang kepadanya.

Gemesin ih!

Tak jarang aku tertawa saat ia jatuh terguling ketika kakinya di jagal oleh tim lawan.

Hingga akhir babak kedua skor pertandingan adalah 1 : 0 kemenangan berada di pihak tim Changbin. Sebagai hukuman tim yang kalah tiap anggotanya wajib menggendong tiap anggota dari tim yang menang, sambil mengitari lapangan.

Changbin terlihat kegirangan sekaligus takut ketika orang paling tinggi di kelas mendapatkan bagian untuk menggendongnya. Teriakan cemprengnya memenuhi lapangan yang agak sepi menjelang siang.

"MAMA, UWAA SEREM TAPI SERU. GILA TINGGI BANGET SI LU BIN. ANJER JANGAN DI GOYANG-GOYANG GOBLOK!"

Choi Soobin, si pelaku hanya terbahak menggoda teman unyil sekelasnya itu. Mereka—para anak laki-laki yang ikut bermain futsal tadi, berlarian mengitari lapangan dengan tawa yang sudah pasti tau disebabkan oleh Changbin si objek bully.

Mereka tiba di pinggir lapangan, dan mulai menghampiri kami  yang dari tadi hanya menonton mereka bermain.

Changbin menghampiri ku dengan cengiran lebarnya. Ia mengambil botol minum berwarna oranye muda milikku dan meneguknya isinya.

"Kalo minum tuh duduk Unyil."  Aku menatap dia, yang seakan ga peduli ejekan ku dan tetap lanjut minum, namun ia tetap melakukan apa yang ku suruh.

"Yeu, iya Mak. Anaknya duduk nih." Ia mendekati tempat kosong di sebelahku lalu mendudukkan diri dan melanjutkan lagi kegiatan minumnya sampai air di botol habis.

Masih ku perhatikan ia yang mengguncang botol kosong seolah berharap masih ada tetes tersisa yang di hadapkan ke mulutnya yang terbuka lebar.

"Udah abis cuy, ngarep apaan lagi lu? Kalo kurang, isi sana di dispenser depan kelas,"

Lantas Changbin menoleh cepat kepadaku. Ia memainkan kedua alisnya sambil tersenyum genit. "Iya tau gue ganteng, ga usah melulu diperhatiin. Omongan lu modus doang ke gue kan."

"Pede amat lu sotong!" Aku menonyor kepalanya sambil tertawa kecil.

"Kasian aja gue, jadi bocah celamitan air minum mulu. Duit jajan mah boleh segepok, tapi males amat beli minum. Kalo mager beli kan bisa bawa minum dari rumah,"

Aku berpura-pura merogoh kantung celana olahragaku hanya untuk mengalihkan diri dari salah tingkah. Aku kemudian membuka bungkus tisu wajah yang selalu ku bawa di celanaku saat jam olahraga. Aku mengambil selembar tisu dan ku tempelkan di dahi Changbin hingga menimbulkan bunyi.

Plak!

"Sakit Anying!" Changbin mengerucutkan bibirnya lucu sambil mengambil tisu di dahinya dan menatap tajam kearahku.

7 Days with ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang