Bgm : How can i love the heartbreak, you're the one i love By AKMU
Disarankan membaca cerita sambil memutar bgm, agar feel baca lebih kuat.
Dua kaum hawa bercakap-cakap ria, dengan tungkai yang memijak ramai pada ubin keramik warna krim yang berukuran lebar. Mereka sengaja lebih dahulu undur diri dari kumpulan handai divisi, yang masih betah di ruangan penuh wangi sedap hidangan di belakang tubuh kedua wanita itu, alasannya klise–ingin mengerjakan tugas yang kepalang tanggung katanya.
"Naya, itu doi lu kan?" Di tengah obrolan, wanita bernama Rose itu memotong topik. Dagunya mengedik ke depan, menunjuk sosok sepasang manusia beda gender yang berbincang di dekat dinding kaca koridor kantin kantor.
Kontan saja memancing tatap penasaran teman hawa, yakni Kim Naya yang ada di iringannya. Naya menajamkan penglihatan, memastikan objek yang ditangkap pupilnya itu.
Membelalak, ialah reaksi maniknya di saat melihat tatap sendu kekasihnya pada sosok wanita yang jadi lawan bicara. Naya bingung akan gerangan kesedihan itu tampak pada diri kekasihnya, apa yang dibicarakan mereka hingga sebegitu empatinya seorang Seo Changbin pada perempuan itu.
Resah, dirinya mulai dikuasai rasa demikian kepada komunikasi Changbin dan wanita itu. Konyol memang, sebab tak semestinya Naya tertaut oleh peristiwa begini, mereka hanya berbincang apa salahnya?
Namun Naya masih saja sibuk dengan dua objek di depannya, yang kemudian intensitas gelisahnya berubah menjadi penasaran kuat dan tak tertandingi. Ia menjadi menggebu, ingin tahu pembicaraan keduanya di sana.
"Rose, lu duluan aja ya." Naya menoleh menyelipkan permohonan secara implisit yang syukurnya dapat diserap baik oleh wanita marga Park itu.
"Kalo abis ini butuh temen cerita, just tell me, count on me okay." Rose menepuk pundak Naya, memberi afeksi pada kawannya untuk tegar tak menahan pedih sendirian.
*bilang aja ya, andelin aku oke.
Naya mengulum senyum simpul dan mengangguk pelan. Wanita itu melambatkan langkah setelah Rose sudah berjalan meninggalkannya.
Jarak keduanya makin menyempit, menyisakan sepuluh pijakan normal, dan irama jantung Naya melejit tak karuan. Naya menggalang pada pilar beton berlapis cat kelabu, lalu mengeluarkan ponsel untuk dalih bermain gawai, agar tak terkesan menguping konversasi dua manusia itu.
Benaknya menyangka bahwa wanita itu merupakan Yang Jiwon, tetapi ia juga tak dapat memastikan sebab bisa saja berbeda. Bagaimanapun Naya tidak pernah berusaha menilik fisik seorang Jiwon, wajar saja dirinya tak menjamin penuh tebakan ini benar. Apalagi fisik dari belakang, mana mungkin ia memperhatikan bagian yang seperti itu.
Naya hanya bermodal tebak-tebakan berdasarkan wanita yang rajin ia sering dapati di keliling kekasihnya, dan info burung yang ia dengar tak sengaja dari bibir Jiwon saat tempo hari bertemu di elevator selepas kecannya dan Changbin gagal total di Sungai Han.
"Apa dia seseorang yang aku liat di mal tempo hari kita ketemu?" Naya menegang saat suara Jiwon sungguh mampir di telinganya.
Naya lantas beringsut langkah sebanyak dua kali, makin mempersempit lagi jaraknya. Kali ini memang nekat, benar-benar tak tahan lagi. Sudah penat hatinya berurusan dengan Amanda si selebriti perusuh berbulu domba, kini hadir lagi wanita balutan yang berbeda. Naya takut, amat takut. Bagaimana Changbin bila berpaling?
Siapa yang tidak kagum pada wanita karir andal dan fisik sempurna macam Yang Jiwon? Kalau diberi lampu hijau, bukannya bujang maupun duda tetap saja menyambar sahutan wanita itu?
![](https://img.wattpad.com/cover/233881636-288-k910773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days with Changbin
Fanfiction[Dalam konstruksi, akan hadir kembali kemudian] Naya pikir Changbin ialah seorang yang jadi penantian hatinya selama ini, tetapi segalanya berubah. Naya mulai tak yakin oleh hal yang sejatinya merupakan impian asmaranya. Changbin kalap di saat Semes...