Bgm : Listen to your heart by Roxette, acoustic cover by Dave Winkler
Silakan putar bgm untuk pengalaman membaca yang terbaik~
Naya mengamati bulir-bulir petra yang bersarang pada jendela mobil Minho. Meski kepalanya pening, kesadarannya masih terbit walau memang tak memungkinkan baginya untuk semangat bagai waktu yang telah melayang lalu.
"Naya," suara khas Minho mengalun pada rungu Naya.
Naya memilih berdeham alih-alih menoleh pada lelaki yang duduk di kursi kemudi itu.
"Is it okay for you, if i'll ask you about the guy whose paid our bill?" Minho tak merujuk pada bahasan utama, sungkan terhadap kondisi Naya. Walaupun kalimat tanya ini pula menghadirkan sanksi dalam dirinya jua.
*Apakah tak apa-apa bagimu, jika aku nanya tentang pria yang membayar tagihan kita?
Hening, Minho menipiskan labiumnya pertanda paham akan opsi yang dipilih oleh kawannya itu. Bagi pria Lee itu, merupakan suatu hal wajar dikala Naya menghindari topik ini, dirinya pun merasa lancang telah berani penasaran lebih jauh tentang hubungan Naya dan lelaki itu.
"Kak Ino," Naya akhirnya bersuara selepas lamanya hening menyelubungi mereka berdua.
Minho menoleh sejenak kemudian kembali fokus pada jalanan aspal yang lembab oleh guyuran petra."Iya,"
"If i'll let him go, is it good choice? I can't stand anymore ...," Naya mengusap gusar wajahnya, pelupuk matanya memberat dengan genangan air mata.
*Jika aku biarin dia pergi, apa itu pilihan yang baik? Aku ga tahan lagi
"... cause, i-" Naya membekap mulutnya, sembari menyapu pandang ke bawah.
*Karena a-ak-ku
Pedih mendekap wicaranya, tercekat mendera kata yang hendak diucapkan. Naya mengatur embusan napasnya, mencoba meredam kalut yang datang.
Air matanya telah jatuh, melukis pada kedua pipinya. Dan dengan itu, tundukan kepala Naya makin dalam tertutup surainya yang membentuk tirai bagi wajahnya.
"I'm not worthy enough for him," Naya berbisik, entahlah ia tak menahu apakah oktaf suaranya mampu menggapai indera pendengaran Lee Minho.
*Aku ga cukup pantes buat dia
"I don't know Naya, itu kaitannya dengan rasa hati kamu. Bukan ranah ku untuk vonis." Minho menoleh, menatap Naya yang menyembunyikan wajahnya.
Minho paham, wanita ini tidak dalam kondisi baik sedari awal mereka bertemu saat mentari mencuat meninggi. Dan hingga saat ini, pun masih begitu.
"Naya, kita ke pom bensin dulu ya. Kamu ga keberatan?" Minho berucap pelan, alih-alih diikuti gestur tangan yang mendaratkan tepukan seringan bulu pada pundak wanita Kim ini.
Naya mengangguk patah-patah, masih tak memberi muka pada keturunan adam di sampingnya.
Minho segera menikung kuda besinya pada pom bensin yang berjarak sepuluh meter darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days with Changbin
Fanfic[Dalam konstruksi, akan hadir kembali kemudian] Naya pikir Changbin ialah seorang yang jadi penantian hatinya selama ini, tetapi segalanya berubah. Naya mulai tak yakin oleh hal yang sejatinya merupakan impian asmaranya. Changbin kalap di saat Semes...