Bgm = Is it by Young K of Day6
Kindly play the bgm while reading for the best experience.
Waktu menunjukkan pukul sembilan, Naya sudah terduduk di kursi hidrolik kubikelnya. Wanita Kim ini berkutat lagi dengan laporan testimoni customer yang one step closer rampung.
Sejenak mari menggeser kala, Naya yang sepuluh menit lalu sampai dengan Rose di pijakan lantai ruangan divisinya sudah dibuat gusar dengan rapat yang di gelar selepas makan siang. Rapat yang sesuai dugaannya, beragendakan diskon akhir tahun item-item produk perusahaan.
Hana-si sekretaris manager secepat kilat menghampiri kedua rekan hawanya itu. Meminta data rekap seluruh data harga normal dan daftar diskon dari produk lama dan produk baru, dan tak sampai di situ saja Hana juga meminta deduksi testimoni customer beserta detail produk dari paling rendah hingga paling tinggi keluhannya segera sampai di mejanya sebelum rapat.
Satu kata yang terlintas, Gila. Naya menyugar surainya seiring dengan tangan kanannya yang nyeri lukanya, agak berdenyut seakan terhubung dengan perasaannya yang agak meringkuk.
"Eoh tangan lu kenapa Naya?" Hana meraih tangan Naya, kemudian mendongak menatap iris legam Naya yang menatapnya datar.
"Kena cakar cicak," Naya berujar tenang berbalik dengan Hana yang seketika tercengang akan alasan tak rancu dari sisi logikanya.
"Yang bener aja deh, masa iya cicak masuk apartemen terus cakar tangan lu? Kalo bikin alibi begini mulu udah ketauan boong dong lu,"
Naya tak berminat meneruskan cakap, akhirnya hanya mengangguk sembari menepuk bahu rekan kerjanya itu dan berlalu ke kubikelnya.
Naya mulai menyalakan komputernya, dan menarik laci meja mengambil map warna langit. Ia membuka map itu, dan membaca notes kecil di ujung kertas hasil rangkumannya. Wanita Kim ini beranjak menuju kubikel Rose.
"Rose, list diskon udah jadi? Soalnya mau gue susun barengan sama data harga normal, dan testimoni customer." Naya menatap Rose yang juga tengah membuka file pekerjaannya.
"Dikit lagi nih, tapi masih mau bicarain lagi sama Bang Jay takutnya kena revisi dari Pak Jinyoung. Em jam 9:30 gue kasih deh,"
Naya menghela napasnya. "Jangan ngaret ya Rose, gue males dikejar-kejar."
Rose mengacungkan jempol dan melebarkan lengkung bibirnya. "Siap sayangku, no ngaret!"
Naya kembali ke kubikelnya, ia membuka file Excel berisikan data-data harga normal item-item produk dan kemudian ia mengaktifkan printer miliknya, tuk memindai berkas testimoni customer yang kemudian akan ia konversi ke dalam file Excel.
"Naya,"
Naya menoleh, didapatnya Jay yang berada di belakangnya dengan kantung plastik putih menggantung di tangannya.
"Nih, dari doi." Jay menyerahkan plastik itu pada Naya yang terdiam sejenak menimbang tuk menerimanya atau tidak.
"Makasih Bang." Naya akhirnya meraih plastik itu.
Jay hanya mengangguk dan secara tak terduga ia berkata. "Kasih kesempatan kedua bukan hal buruk, tiap orang punya salah dan ngomong empat mata salah satu cara buat tau penyebabnya. Jangan ngerasa berat banget ya Naya, nanti lu nambah sakit kasian badan lu."
Naya tergugu, apakah Changbin memberi tahu Jay? Rasanya mustahil, berarti Jay tergolong pria yang peka keadaan atau mungkin Naya terlalu menampakkan rasa diri pada lingkungan.
Naya mengigit bibir, dua hal itu sama bobotnya dalam kemungkinan yang sebenarnya. Tapi Naya tak habis pikir, sebisa mungkin ia menyembunyikan, rasanya makin tampak yang sesungguhnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/233881636-288-k910773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days with Changbin
Fanfic[Dalam konstruksi, akan hadir kembali kemudian] Naya pikir Changbin ialah seorang yang jadi penantian hatinya selama ini, tetapi segalanya berubah. Naya mulai tak yakin oleh hal yang sejatinya merupakan impian asmaranya. Changbin kalap di saat Semes...