Bgm : Violet's letter by Evan Call
Silakan putar bgm pada media, untuk pengalaman membaca yang paling baik~
Bab ini mestinya di bagi dua, tapi akhirnya aku jadikan satu karena menurutku kepalang tanggung sama feel-nya.
Pst ..., bab ini cukup panjang, pastikan kalian luang waktunya dan sedia camilan ya! Rekomendasi banget buat dengerin lagu di atas biar dapet feel-nya
Enjoy~
Naya memasuki ruang divisinya, memantik pandangan bingung pada dua sosok yang tak biasanya.
Naya melipir ke arah Hana yang sedang asyik-asyiknya menikmati salad sayur serta roti panggang polos tanpa isi di meja panjang, yang kebetulan masih sepi entah mungkin karena orang-orang terjebak hujan ataupun memang malas berangkat pagi, sebab cuaca yang hendaknya menarik selimut kembali hinggap di tubuh.
"Itu si Rose sama Jake kenapa deh, kok saling ngehindar gitu?" Naya yang sudah menduduki kursi di samping Hana berucap dengan tangan yang menopang kepalanya.
Hana mengedik bahu, disusul mulutnya yang mengosong akibat kunyahan makanan sudah melesak ke dalam kerongkongan. "Ga tau tuh, dari pas gue dateng aja Jake kayak salting ga jelas pas liat Rose dateng di pintu ruangan."
Naya manggut-manggut, masih mematri tatap heran pada dua anak manusia yang biasanya bak Tom dan Jerry, namun pagi ini seperti diterpa badai dalam sosoknya yang membuat sikap pribadi mereka saling mengasingkan satu sama lain.
Nanti juga dia cerita deh, pukas Naya dalam hati.
"Pagi para manusia!" Sorak Jay, si pria dengan wajah berseri yang melangkah lebar memasuki ruangan divisi selang waktu melambai maju.
Para penghuni menyahuti sapaannya, menambah girang wajah tegas rupawannya itu. Usai menaruh ransel warna navy di kursi hidrolik kubikelnya, ia kontan bergabung dengan tiga figur kaum hawa yang mengisi meja panjang di pantry.
"Wih, kok tumben pada kalem. Biasanya udah pada diskusi kabar burung nih." Jay mendudukkan diri di sebelah Rose yang sedang khidmat meminum cokelat hangat.
Jay menggulir pandang pada sosok anak adam yang merupakan kawan divisinya di belakang meja. Presensinya ada di balik kubikelnya, tanpa minat bergabung sama sekali dengan kaum heterogen di meja panjang ini. Sontak saja persepsi aneh mampir dalam benaknya.
"Jake!"
Orang yang dipanggil mendongak, menyembulkan setengah kepala dari sekat kubikelnya. "Kenapa Bang?"
"Sini gabung dong, jangan diem sendirian di meja gitu. Kerajinan amat, dua puluh menit lagi tuh baru kerja." Jay menyandar pada sandaran kursi, tubuhnya sudah memiring diikuti kepala yang berputar sembilan puluh derajat dari posisi menghadap meja.
Ucapan Jay memanglah demikian adanya, sebab cuaca yang kelabu guyuran petra membuat waktu masuk kerja agaknya melambat bagi beberapa orang jadi, wajar saja bila waktu sudah menunjuk pertengahan menuju delapan, namun mereka masih santai.
![](https://img.wattpad.com/cover/233881636-288-k910773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days with Changbin
Fanfiction[Dalam konstruksi, akan hadir kembali kemudian] Naya pikir Changbin ialah seorang yang jadi penantian hatinya selama ini, tetapi segalanya berubah. Naya mulai tak yakin oleh hal yang sejatinya merupakan impian asmaranya. Changbin kalap di saat Semes...