Wednesday (0.5) : Ambigu

65 32 30
                                    

Bgm : Ninelie by Aimer

Please play the bgm while reading for the best experience.

1 Minggu kemudian

Bunyi dentingan alarm nyaring terdengar di pelosok kamar tidur Naya. Membangunkan sosoknya yang masih sibuk bergelung manja dengan si kekasih utamanya—kasur.

Jari lentiknya menyembul dari dalam lautan putih—selimut, bergerak ke tepi nakas dan meraba-raba mencari benda sumber kebisingan.

Gemas karena tak tergapai akhirnya setengah tubuhnya ikut menyembul lalu menyibak lautan putih yang membungkusnya. Netranya menyorot ponselnya yang bergetar dan berdering itu di barengi hasta yang apik mendarat menggenggam permukaan ponsel.

Dahinya mengerut, nampak layar menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Melenguh lega bahwa ia tak bangun kesiangan, lantas ia mematikan alarm dan tubuhnya ikut beranjak berpisah dari kekasihnya itu.

Kedua kakinya berjinjit dengan kedua tangan merentang keatas. Tarikan halus menggetarkan seluruh tubuhnya yang membawa sensasi lega dan energik.

Selepas melakukan peregangan otot tubuhnya, Naya melangkah menuju dapur. Membuka lemari es yang sewarna langit malam, Naya mengulum bibirnya dengan tangannya bersandar pada pintu lemari es.

Kepalanya berpikir menu yang akan ia masak untuk santap paginya. Manik legam itu menyisir rak-rak berisi macam benda-benda sayur, buah, daging beku, dan makanan-minuman instan.

Akhirnya Naya menjatuhkan pilihan pada English breakfast. Menurutnya tak makan waktu lama dalam memasaknya dan ia juga sedang mode malas masak. Ia mengambil satu butir telur, dua buah sosis, jamur, tomat ceri, dan selembar roti tawar. Tak perlu banyak bumbu, hanya sejumput garam secukupnya lalu dipanggang semua itu dalam oven.

Sarapan siap, segera saja ia menyajikan bersama jus jeruk dingin dan Naya siap menyantap semua itu bersama alunan musik jazz bossa nova.

Dirinya menatap jendela lebar dari sisi kiri meja makan hingga ke daerah ruang tv-nya, yang menampilkan pemandangan daerah sekitaran apartemen miliknya.

Dia lagi ngapain ya sekarang? Pikir Naya.

....

Changbin terusik dari tidurnya, mendengar bunyi bising penggorengan sukses membuatnya membuka kelopak mata. Terdiam menatap langit-langit kamar, sembari memulihkan kesadaran yang menurun.

Seketika dirinya melompat dari kasur, karena menyadari bunyi penggorengan itu nyata bukan halusinasi sisa bunga tidurnya. Ia memegangi kepalanya yang agak pening lalu melangkah cepat menuju dapur.

Pria itu tertegun, manakala di tangkapnya sosok wanita bersurai cokelat mengenakan celemek warna krim tua miliknya. Tengah asyik mengaduk-aduk pan berisi masakan buatannya.

"Manda?" Changbin berucap ragu.

Wanita itu menoleh, menampakan senyum menawan khas miliknya. "Hei, udah bangun. G'morning Changbin!"

Changbin makin terkejut, maniknya menatap bingung Amanda yang mematikan kompor dan memindahkan masakan yang diketahui adalah tumis udang dan bok choy itu ke piring. "Kok lu bisa masuk sini sih?"

Amanda tersenyum. "Siapa suruh pass code lu masih sama kayak dulu?"

Manik Changbin mengikuti sosok Amanda yang membawa sajian itu ke atas meja makan, yang telah di isi oleh hidangan lainnya yaitu acar lobak kuning, nasi kacang polong, dan doenjang jjigae¹.

7 Days with ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang