siap di bedil

517 50 36
                                    

Di bilang sudah memaafkan ikuta ? Ya, itu yang sudah Maiyan putuskan saat ini.

Tapi gengsi dong kalo dia tiba-tiba pulang dan bilang 'sayang aku kangen, yuk kita baikan. Aku udah maafin kamu kok'. Eleuh.. ogah banget mah kalo maiyan ngelakuin kaya gitu.. jual mahal dikit lah sebagai perempuan.

Setidaknya dia pengen ikuta berjuang sekali lagi buat minta maaf. Toh, yang bikin keributan sampe ngebuat maiyan berspekulasi yang nggak-nggak kan si ikuta sendiri.

Dan kebetulan, pucuk di cinta ulam pun tiba. keinginannya itu ternyata kejadian juga. Soalnya, Hari ini ikuta tetiba aja dateng ke rumah orang tuanya.

Doi duduk dihadapan bapak jenderal purnawirawan TNI yang merangkap Mertua nya dengan nyali yang gagah berani, meskipun wajah cute nya udah keliatan ciut banget pas bertatapan langsung sama papanya maiyan..

"Pemberitaan kamu itu, berpengaruh buruk sama nama papa. Banyak temen-temen papa yang nyentil pemberitaan di TV tentang kelakuan kamu itu" kata Pak Shiraishi . Tangan kekarnya terlipat diperut.

Ikuta menunduk kicep. Namun tekadnya kali ini bulat, Pantang pulang sebelum menyeret maiyan kembali kepelukannya.

"Tapi pemberitaan itu udah erika buktiin gak bener pa.. Cewek-cewek itu juga udah speak up perihal kebenaran yang terjadi"

Pak shiraishi menatap ikuta dengan pandangan menakutkan "Tapi apa nama kamu serta merta baik begitu aja ? Elektabilitas kamu di calon pemilihan legislatif jadi menurun sangat pesat"

"Kalau hanya melihat respon publik. Jujur aku gak peduli. Mau mereka percaya atau nggak, mau mereka milih erika atau nggak. Itu urusan mereka. Yang aku butuhkan sekarang cuma kepercayaan dari Mai, Anak-anak dan juga papa"

Maiyan yang nguping pembicaran mereka di balik sekat jati dirumahnya, jadi terenyuh mendengar omongan ikuta.

Pak shirashi bangkit dari duduknya. Kemudian menuju ke arah senjata api yang terpajang rapi di sebuah lemari mewah.

Dielus-elusnya senjata laras panjang miliknya pada waktu masih menjabat di kemiliteran dulu. Lalu ditimangnya, dan diacungkan ke langit-langit seolah laki-laki paruh baya itu ingin melepaskan tembakan ke udara.

Ngeliat hal itu, Ikuta jadi meneguk ludahnya dengan susah payah.

"Maiyan papa besarin dengan kasih sayang. Seumur-umur, papa belum pernah bikin anak semata wayang papa itu menangis. Kok ya kamu seenaknya nyakitin dia dan bikin dia nangis kejer kaya kemaren.."

"Maaf soal itu pa.." jawab ikuta gak gentar. Sudah ratusan kali sepertinya kata maaf muncul dari mulut ikuta.

"Jangan jadi contoh yang buruk buat cucu - cucu papa! Keluarga papa adalah keluarga terpandang. Semua instansi kemiliteran gak lepas berkiblat dari sosok papa!"

"Erika emang salah ngelakuin hal yang gak seharusnya bikin nama papa buruk. Tapi menurut Erika, dosa paling terburuk adalah menyakiti hati Mai." ikuta jadi kesel sama mertua nya. Bisa-bisanya si tua bangka itu masih mementingkan namanya di depan publik daripada hati putri semata wayangnya sendiri.

Pak shirashi jadi menatap ikuta dengan sengak. Kumis lebatnya bergetar-getar.

"Jadi kamu bilang, nama papa yang udah ke coreng karena ulah kamu itu gak penting..?"

"Bukan gitu maksud erika pa... Tap---"


"Erika!!"


Ngedenger obrolan ikuta sama Pak Shiraishi yang makin memanas, Maiyan muncul dari persembunyiannya.

Takutnya ya kan, ikuta di bedil beneran sama pak shiraishi. Trus dia jadi janda... dan Maiyan gak mau hal itu terjadi.

"Mai.." Ikuta bangkit dari duduknya. Tersenyum sembari menyambut keberadaan Maiyan dengan wajah penuh rindu dan rasa bersalah.

Maiyan sesegera mungkin memeluk Ikuta. Di balas oleh ikuta. Dielus-elusnya puncak kepala maiyan dengan lembut.

Setelah itu, dikecupnya kening maiyan berulang kali. Setelah puas, Ikuta menatap Mertuanya.

"Ini kesempatan terakhir buat kamu. Kalo kamu bikin anak saya nangis sekali lagi, Jangan harap kamu bisa ketemu sama dia lagi" pak shiraishi berlalu meninggalkan dua sejoli itu setelah sebelumnya meletakkan senapan laras panjangnya ke tempat semula.

Ikuta tersenyum manis dan mengangguk mantap. Menerima syarat yang diajukan mertuanya tadi.

"Sayang...." Ikuta menangkup pipi Maiyan. "Maafin aku" lanjutnya, sembari menghapus air mata maiyan.

Maiyan menggerakan kepalanya keatas kebawah.

"Jangan bikin ulah lagi. Awas aja ya" cemberut maiyan, dipukulnya ikuta pelan.

"Aku jadi sadar satu hal tentang kejadian kemarin"

Maiyan mengernyit dan menatap ikuta.

"Aku merasa gagal menjadi seorang kekasih. Ketika melihat kamu menangis" kata ikuta. Wajah maiyan jadi bersemu merah.

"Aku gak sanggup rasanya kalo harus jauh-jauh dari kamu lagi. Gak kuat akutu" lanjut ikuta.

"Gombal" singkat maiyan. Kemudian dia duduk di sofa. Gak lama ikuta ngikutin.

"Aku gak gombal sayang. Aku seminggu di tinggal kamu itu, mau jadi terumbu karang aja rasanya. Mau makan inget kamu, mau napas inget kamu, mau tidur inget kamu. Kamu lari-lari dipikiranku terus" gumam Ikuta.

Maiyan berdehem. Ikuta tersenyum manis, kemudian menarik pipi Maiyan dengan gemas.

Lalu perempuan itu bersandar di lengan ikuta dengan manja. Ikuta sendiri meraih tangan kanan maiyan untuk digenggamnya dengan erat.

"Lalu apa yang kamu lakuin waktu aku gak ada ?"

Ikuta diem sejenak. "Palingan ya naklukin kobra, ngasih darah persembahan ke iblis, berkomunikasi dengan makhluk luar angkasa. Membantu NASA menemukan planet baru."

Maiyan jadi kesel. Dipukulnya paha ikuta.

"Serius ih.."

Ikuta cuma hahahihi "Level galau aku ditinggal kamu itu udah sampe batas maksimal. Jadi yang bisa aku lakuin cuma berdoa agar suatu saat, kita bisa berjalan beriringan lagi sampai mengakhiri kisah cinta kita dengan kesempurnaan"

"Tuh kan. Males ih gak bisa di ajak serius"

"Lah... Aku ngomong kenyataan tapi kamu malah bilang aku gak serius"

"Ya lagian kamu ngegombal mulu"

Ikuta menatap maiyan secara seksama. Digenggamnya kedua tangan maiyan dengan erat. "Kan aku udah bilang, kalo aku gak gombal. Kehilangan kamu kemarin, ngebuat aku makin cinta sama kamu lebih dari sebelumnya.."

"Bohong."

Ikuta menghela nafasnya. "Mana ada!"

"Apa buktinya ?"

"Mau aku buktiin?? Ayo bikin anak lagi. Aku pasti tanggung jawab"

Di geplaknya kepala ikuta. "Itu mah mau kamu aja! Lagian kalo aku hamil lagi ya kamu dong yang harus tanggung jawab. Masa aku minta tanggung jawabnya ke manaka"

Ikuta hahahihi.


"Tapi... hayuk lah, kalo kamu mau buktiin" lanjut maiyan malu-malu.




















Kemudian mereka ngewe diruang tamu. Sebelum akhirnya di kasih tembakan peringatan dari pak shiraishi.

____________tbc____________


KELUARGA KENTANG SEASON 2 [SakamichiAKB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang