Happy Reading! ❤️
"Tentu saja."
Veron tersenyum penuh kemenangan. Sedangkang Anna mendongakkan kepalanya menatap Xavier dengan tatapan tidak percaya. Airmatanya sudah menggenang dan mendorong minta keluar.
"Sudah ku duga bahwa kau ak-"
"Tentu saja aku akan menolak ajakanmu, Nona Veron." Xavier tersenyum licik melihat perubahan wajah wanita jalang dihadapannya itu.
"Apa maksudmu mempermainkanku tuan Smith?!" Tanya Veron dengan meninggikan suaranya.
"Kau memang sudah ditakdirkan menjadi mainan bukan?" Ujar Xavier sinis. "Sekarang kau bisa pergi dari sini, nona Veron."
Veron keluar dari ruangan Xavier dengan wajah yang kesal menahan amarah. Bisa bisanya Xavier menolak dirinya, pikirnya.
Xavier menangkup wajah istrinya yang sudang berlinang air mata. Xavier menghapus jejak air mata Anna dan tersenyum kecil.
"Jangan nangis lagi ya?"
"Xav jahat. Xav mau nemenin dia pergi berdua.." Lirih Anna.
Xavier membelai pipi Anna dengan jari telunjuknya. "Aku disini, didepan kamu. Aku gak akan kemana mana, baby.."
Anna menggeleng tidak percaya. "Xav tadi bilang mau ikut dia. Xav udah gak sayang lagi sama ak-"
Xavier menghentikan ucapan Anna dengan langsung melahap bibir manis Anna. Anna yang belum siap sedikit susah mengimbangi namun akhirnya ia bisa mengaturnya. Xavier senyum kecil saat melihat Anna mulai menikmati permainannya.
Xavier mengalungkan tangan Anna di lehernya kemudian menggendongnya tanpa melepaskan ciuman mereka. Xavier membawa Anna kedalam kamar pribadinya, lalu membaringkan tubuh mungil istrinya dengan hati hati.
"Xav..." Xavier mengangguk karena mengerti arti dari lirihan istrinya.
Xavier kembali melumat bibir Anna yang sudah basah. Kecupan itu turun dari bibir hingga leher Anna. Saat ini leher putih Anna sudah dipenuhi oleh tanda tanda kepemilikan dari Xavier.
Saat ini seluruh pakaian Anna sudah berserakan dimana mana. Tubuh Anna yang sudah tidak tertutup sehelai benangpun membuat Xavier bebas mengakses setiap inci bagian tubuhnya.
Xavier bermain dengan sangat hati hati. Membuat Anna terbuai oleh permainan halusnya. Suara kenikmatan mereka terdengar diseluruh sudut kamar pribadi tersebut. Untungnya Xavier sengaja mendesain kamar tersebut agar kedap suara.
***
Xavier menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik istrinya itu. Ini sudah 3 jam setelah mereka melalukan sesuatu yang paling mereka senangi itu. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, tapi istrinya masih terlelap dengan tubuh yang hanya tertutup selimut tebal saja.
Xavier mencium setiap inci wajah istrinya itu, dan membelai pipinya. Bukannya terusik, Anna malah semakin lelap tertidur didalam pelukan suaminya itu. Xavier melepaskan pelukan Anna secara perlahan agar istrinya itu tidak terbangun.
Xavier bangun dan memakai pakaiannya dan memakaikan Anna pakaiannya dengan hati hati. Xavier hanya memaikai celana selutut dan kaos putih yang tersimpan di lemari pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive boy and little girl (END)
Dla nastolatkówIni adalah kisah Xavier dan Anna Kisah dimana kedua kutub yang berbeda dipertemukan oleh takdir. Xavier yang posesif dan protektif dipertemukan oleh Anna yang memiliki sifat childish dan manja. Dan kisah lainnya, Kisah masa remaja putih abu abu yang...