Ada yang kangen cerita Jayesa nggak?
Udah lama ngga nulis nih, btw apa kabar?
Siap baca cerita ini? Siap, ya! Komen setiap paragrafnya biar authornya seneng!!
Selamat membaca cerita JAYESA 💜
Tak Sanggup Melupa - Ziva Magnolya
"Kiranya, memang semestamu bukan untukku, karena aku hanya bisa menikmati luarnya saja tak bisa masuk menjelajah sampai ke dalam."
***
Gadis berjaket ungu pastel itu tengah menuntun sepedanya di trotoar, di temani oleh lelaki berhoodie hijau dengan celana pendeknya. Mereka sama-sama sedang berjalan sambil menuntun sepedanya.
Pagi ini kedua remaja itu habiskan dengan mengelilingi taman yang sering dipakai orang untuk bersepeda. Ada sebuah bangku besi di dekat air mancur, akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak.
Lelaki itu pergi entah kemana, dia menyuruh gadis itu duduk terlebih dahulu. Lalu tak lama si lelaki itu kembali dengan dua botol air mineral di tangannya. Dia membukakan tutup botol itu lalu di berikan pada gadis itu.
Gadis itu menerimanya lalu meneguknya, membayar rasa haus yang sedari tadi ia rasakan. " Makasi ya El," kata Caca, menutup kembali botol air itu, lalu dia simpan di keranjang sepedanya.
"Mau langsung pulang atau keliling lagi?" tanya Farrel, sambil menyeka sedikit keringat dipelipis gadis itu, perlakuannya sangat manis. Caca gugup diperlakukan seperti ini olehnya.
"Pulang aja Ca lo udah cape kayaknya," Farrel menjawab sendiri ucapannya, Caca berdiri menaiki sepedanya, jujur memang dia cape karena sedari tadi menuntun sepadanya bukan menaikinya.
"Pasti lo cape goes, biar gue bantu dorong dari belakang," kata Farrel, dia menaiki sepedanya mundur menjadi di belakang Caca, satu tangan lelaki itu memegang belakang jok sepeda Caca. Dia mulai menggoesnya di sepanjang jalan.
Arah tujuan mereka ke rumah Caca, dari taman tadi kira-kira sepuluh menit menggunakan sepeda. Tidak terlalu jauh memang, sepedanya terus Farrel goes walaupun dia membawa satu beban lagi. Setelah sampai di rumah Caca mereka turun dari sepeda, Farrel duduk di ayunan depan teras merasa lelah. Sedangkan Caca masuk ke dalam, tak lama gadis itu kembali dengan membawa segelas air dan handuk kecil.
"Minum dulu El," Caca memberikan segelas air itu, lalu tangannya sibuk mengelap keringat dipelipis Farrel. Lelaki itu sempat tersentak melihat aksi Caca, tatapan mereka bertemu namun tak lama Farrel mengalihkannya berdehem agar tak merasa gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jayesa
Teen FictionCinta mereka di mulai dengan permainan konyol. Saca Cantika, gadis yang tidak pernah menyangka bahwa hatinya akan berlabuh pada fakboi cap kakap yang bisa menjerat sepuluh perempuan dalam sehari. Sebuah pertaruhan konyolnya membuat gadis itu harus m...