15. Takdir dan kebetulan

44.2K 4.8K 3.9K
                                        

Maafkan aku - Tiara Andini

ABSEN YANG NUNGGUIN CERITA INI UPDATE??

Selamat membaca cerita JAYESA 🖤

Karena sampai kapanpun posisiku tetap terbawah, terendah, dan akhirnya terlupakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena sampai kapanpun posisiku tetap terbawah, terendah, dan akhirnya terlupakan.

***

"Jay ini kan malam minggu, jalan keluar, yu?" ucap Caca dari sambungan telepon, gadis itu tengah sibuk memakan mie yang di buatkan Bi Parti tadi.

Dengan earphone yang menempel di telinganya Jay membuka lemari untuk memilih baju mana yang akan ia pakai malam ini. "Next week ya Can? Malam ini nggak bisa."

Di sana Caca tampak kecewa, dipikirannya Jay pasti akan pergi dengan salah satu pacarnya. Dan lagi-lagi Caca tak bisa membantah.

"Oh ya udah," kata Caca seakan pasrah.

"Maunya sih sama lo Can, tapi ini acara Pak Raden sama Bu Ayu bisa-bisa kalo nggak dateng gue nggak dikasih cuan," ujar Jay yang membuat Caca lega, paling tidak Jay tak pergi dengan pacarnya yang lain, walau di belakangnya dia tidak tau.

"Yaudah Can gue mau siap-siap dulu, love love."

Caca tersenyum di sana. "Love love."

Setelah mematikan sambungan teleponnya Jay langsung siap-siap mengganti kaosnya dengan kemeja putih yang dibaluti jas hitam, rambutnya ia sisir rapi agar terlihat berwibawa. Kali ini Jay tampil berbeda dia lebih elegan.

Lelaki itu langsung bergegas menuju tempat acara anniversary orangtuanya. Sengaja Jay tidak membawa pacarnya, dia tidak mau orangtuanya tau bahwa Jay memiliki pacar.

Mobil hitam metalik itu sudah terparkir rapi di basement hotel mewah bersanding dengan mobil-mobil mewah lainnya. Setelah merapikan jasnya lelaki itu keluar dari mobil, berjalan dengan gagah.

Sampai di atas tempat acara Jay dapat melihat orang-orang berjas dan berdasi. Dari pejabat sampai orang penting. Bahkan dia dapat melihat ada orangtua Zigo di sana, mengingat hotel ini adalah milik orangtua Zigo.

Membosankan. Itu kata pertama yang Jay rasakan. Sebab di sini banyak orangtua yang menyebalkan. Biasanya orang kalangan atas selalu pamer harta saat acara seperti ini, melebih-lebihkan pendapatan mereka agar terlihat kaya oleh orang-orang, padahal realitanya cicilan menumpuk sana sini.

Jay menghampiri kedua orangtuanya yang tampak serasi, romantis, dan bagaikan pasangan baru muda menikah. Padahal jelas mereka sudah tua, pernikahannya sudah dua puluh tahun berlalu.

JayesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang