Cinta mereka di mulai dengan permainan konyol. Saca Cantika, gadis yang tidak pernah menyangka bahwa hatinya akan berlabuh pada fakboi cap kakap yang bisa menjerat sepuluh perempuan dalam sehari.
Sebuah pertaruhan konyolnya membuat gadis itu harus m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Karena aku tidak akan pernah menjadi satu-satunya."
***
Pagi ini rencananya Jay dan Caca akan diam di rumah Caca dengan melakukan kegiatan memasak dan maraton nonton drakor. Dan akan berlanjut ke hari-hari berikutnya sampai liburan mereka selesai.
Tapi rencana itu harus hilang di bawa angin karena Jay harus pergi katanya ada urusan. Melarang? Itu bukan hak Caca walaupun dia pacarnya tapi dunia Jay bukan hanya Caca.
Akhirnya Caca memutuskan untuk pergi ke rumah Anara, gadis itu bosan karena harus berdiam diri di rumahnya yang selalu sepi.
Gadis itu berkendara menggunakan mobil audi putihnya, dia menghentikan di depan rumah Anara dan Galang. Caca mengetuk pintu rumah Anara dan gadis itu menyambutnya ramah dengan pakaian rumah.
Caca masuk mengikuti Anara dan duduk di sofa empuk depan tivi. "Galang ke mana, Ra?" tanya Caca karena rumah ini tampak sepi.
"Keluar kayaknya ke rumah Samu," ujar Anara, sebenarnya Anara yang menyuruh Galang main keluar dia bosan dan kesal melihat Galang mengganggunya terus menerus.
"Bukannya lo quality time sama Jay, ya?" tanya Anara, sepulang dari Puncak Caca mengabari pada Anara bahwa dia akan menghabiskan sisa liburannya dengan Jay.
Caca tersenyum getir. "Cape ya Ra sayang sama orang yang hatinya banyak di genggam orang lain."
Anara mengerutkan dahinya, pasti ada sesuatu yang terjadi pada hubungan mereka. "Ada apa Ca, Jay buat lo sakit lagi?"
"Gue sayang dia Ra, banget, seperti lo sayang Galang," Caca menjedanya, "tapi kadang gue cape pengen lepas tapi nggak bisa kayak udah keiket aja."
Anara mendekatkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Caca lalu gadis itu merangkulnya dan mengelus pundaknya.
"Kalo lo nggak kuat lepas Ca, lo berhak bahagia dengan lelaki yang jadikan lo satu-satunya bukan salah satunya."
Caca tak menjawab, jelas dia tidak mau putus dari Jay karena rasa cintanya lebih besar dari Jay mencintainya. Caca tidak tau apakah Jay mencintainya atau tidak.
"Pacar Jay cantik-cantik, Ra," ujar Caca parau, "kadang gue mikir kenapa Jay mau sama gue?"
"Ca lo itu cantik, kadang orang cantik itu ngerasa dirinya nggak cantik. Ya seperti lo, percaya diri ya, Ca." ungkap Anara, dia bisa menjadi penenang untuk orang lain, tapi tidak bisa menjadi penenang untuk dirinya sendiri.
"Thanks Ra," Caca memeluk Anara, beban di dadanya terasa berkurang memang bercerita pada siapapun tidak akan merubah kenyataan bahwa dia menjadi salah satunya bukan satu-satunya, tapi setidaknya dia lega karena dapat bercerita dan tidak memendamnya sendiri.