12

16.3K 1.2K 22
                                    

Mohon nanti tinggalkan jejaknya, karna itu sangat berpengaruh untuk kelanjutan karya ini. Trims.

"Tante Alaaaa...," teriakan Rena menggema di ruang depan luas rumah besar itu. Ara dan Hanz yang baru pulang dan memasuki rumah pun tersenyum senang mendapat penyambutan sedemikian menggemaskannya dari bibir si cadel Rena. Mereka pun akhirnya menghampiri si kembar yang kini berlomba berlarian mendekati mereka.

"Tante Ala, Lena kangen tante Ala. Tante Ala pulangnya lama banget sih?" tanya Rena yang kini di gendongan Ara.

"Ia tante Ara, kami bosen nggak ada tante Ara. Mainnya gak asik lagi deh," ucap Reno yang kini dalam gendongan Hanz menimpali ucapan kembarannya.

Sepasang suami istri diam-diam itupun tertawa renyah mendengarnya. Rena dan Reno sangat menggemaskan, siapapun akan jatuh cinta pada kedua bocah ini di pertemuan pertama.

"Tante Ara kan harus belajar sayang, biar tante Ara naik kelas, kan bentar lagi ujian kenaikan. Rena dan Reno juga harus belajar dengan baik yah," ucap Ara lembut membuat si kembar mengangguk serempak.

"Ia tante Ala, Lena udah belajal kok. Leno aja yang malas." Seperti biasa, Rena akan selalu dengan senang memberitahukan kerajinannya dan sekaligus akan menjatuhkan kakak kembarnya. Reno yang kesal dengan ucapan Rena pun segera menjulurkan lidahnya untuk meledek Rena.

"Rena rajin tapi cengeng, tadi di sekolah dia di cubit teman langsung nangis," adu Reno membuat Ara menatap Rena khawatir sembari mencari-cari di tubuh Rena bekas cubitan temannya, siapa tau cubitan itu kuat berbekas dan melukai Rena.

"Rena sayang, kamu di cubitnya dimana?"

"Disini tante, Teman Lena nakal. Dia suka sama Leno, telus kilim salam, tapi Lena nggak mau kalna Leno bilang nggak suka, telus dia cubit Lena deh tante. Cubitnya sakit, telus Lena nangis, akhilnya Leno datang buat diamin Lena, Leno peluk Lena deh tante," jelas Rena panjang lebar sembari menunjuk lengannya bekas cubitan temannya yang ternyata sudah hilang. Syukurlah itu tak melukai Rena.

"Jagoan uncle ternyata hebat yah bisa bikin gadis-gadis jatuh cinta," puji Hanz pada Reno dengan bangganya. Sepertinya pesona Reno adalah copy paste dari dirinya ketika kecil dulu. Ia juga dulu seringkali di taksir gadis-gadis seperti itu hingga kadang membuatnya sangat jengah dan ingin sekali memaki mereka, tapi mamanya selalu mengingatkan itu tak baik. Akhirnya ia pun akan selalu memilih diam walaupun ia sangat kesal. Tapi syukurlah ia tak punya kembaran seperti Reno kepada Rena, apalagi kembaran yang memiliki mulut bocor seperti Rena. Ihh, ia bergidig ngeri membayangkan bagaimana ia harus menghadapi kembaran menyebalkan seperti itu nantinya, apalagi tanggung jawabnya otomatis semakin besar karna harus menjaga sang adik dari serangan buas para gadis yang akan mendekatinya seperti Reno yang menjaga Rena.

Ehh tapi, pikiran memiliki anak kembar yang menggemaskan seperti Reno dan Rena tiba-tiba menghinggapi otaknya. Entah mengapa tiba-tiba ia jadi ingin punya anak, apalagi jika menggemaskan dan kembar pasti akan lebih menyenangkan lagi. Pikiran itu membuatnya akhirnya senyam-senyum tak jelas sembari membayangkannya. Membayangkan Ara hamil dan perutnya membesar, pasti akan sangat lucu di tubuh mungilnya itu, di tambah lagi sikapnya yang akan berubah menjadi bawel akibat hormon, entah mengapa ia berharap seperti itu. Ia ingin sekali-sekali melihat Ara dalam versi menyebalkan, karna selama ini hanya sisi lembut dan baik yang selalu menguar dari Ara.

"Woi Hanz, jangan senyum-senyum terus. Turunin anak kakak, mereka belum mandi tuh."

Tiba-tiba suara teguran kakanya Alea yang tak ada selow-selow nya itu membuat lamunan Hanz buyar dan pecah sudah. Ia pun segera menurunkan Reno yang entah kenapa kini terkikik geli dengan Rena di bawah. Ia sadar siapa yang di tertawakan kedua bocah mungil itu.

Pernikahan Paksa (Istri Rahasia) ~COMPLETED~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang