Hanz dan Ara memasuki gedung sekolah sambil berjalan beriringan menuju ke kelas Ara. Kini semua mata menatap mereka dengan sorot berbeda-beda, ada yang tampak menatap kagum dan aja juga yang menatap dengan tatapan mencibir.
Sesekali Ara akan mendengar mulut-mulut para teman sekolahnya khususnya perempuan tampak memuja ketampanan suaminya, tapi sesekali juga ia akan mendengar mereka mencibir dan mengatainya pembantu Hanz. Sebenarnya hatinya sakit mendengar itu, hal itu semakin membuat nyalinya ciut, tapi ia berusaha tak perduli.
"Kamu nanti pulang jam berapa?" tanya Hanz menghentikan langkahnya karna kini mereka telah sampai di depan ruang kelas Ara.
"Seperti biasa mas pukul jam 17.00," jawab Ara singkat.
"Hm, kalau begitu masuklah. Nanti nggak usah memesan ojek online, aku akan menjemput mu," ucap Hanz membuat Ara mengangguk saja. Karna ia tau suaminya tak mau ada penolakan.
Sebelum pergi Hanz pun mencium kening Ara singkat yang membuat wajah gadis itu lagi-lagi merona merah sekaligus khawatir.
"Mas, ini sekolah jangan gitu. Nanti kalau ada yang liat gimana?" ucap Ara yang tersipu-sipu.
"Biarkan saja mereka lihat. Biar mereka tau kamu miliki ku dan tak ada yang berani mendekati mu lagi di sekolah ini," ucap Hanz santai membuat Ara menatapnya kesal.
"Mas, aku masih mau sekolah dan aku mau kehidupan di sekolah ku tenang agar aku bisa belajar dengan baik mengejar ketertinggalan ku. Kalau sampai tadi ada yang lihat kita, aku jamin hidup ku tak sama lagi mas," rengek Ara sedikit manja yang entah mengapa membuat Hanz sangat gemas dan ingin sekali menerjangnya dengan ciuman panas yang tiada hentinya.
"Ara apa kau tau? Rasanya sekarang aku menyesal membiarkanmu sekolah lagi...," ucap Hanz membuat Ara menatapnya terkejut. Matanya mulai berkaca-kaca dan takut jika saja Hanz akan memberhentikannya bersekolah.
"Karna aku ingin sekali mengurung tubuh mungil mu ini dipelukan ku selamanya dan hanya aku yang bisa melihat dan menikmati kecantikan istri ku," lanjut Hanz yang seketika membuat wajah Ara merona merah. Astaga, sejak kapan Hanz menjadi begitu gombal? Ia tak pernah tau suaminya ternyata bisa semanis ini. Ia kira wajah datar Hanz di awal memang seperti itu selalu, tapi semakin mengenal Hanz membuat Ara semakin hari juga semakin tak mengenal dirinya sendiri.
Mengenal Hanz semakin dalam membuat ia tak bisa mengontrol perasaannya hingga terkadang ia lupa diri dan mencoba ingin berharap dengan pria ini. Sayangnya ia masih bersyukur pikirannya selalu dihempaskan oleh kesadaran bahwa semua itu tak akan terjadi. Karna ia jelas tau bagaimana posisi mereka dan ia jelas tau kalau di hati suaminya ada orang lain.
"Mas, aku masuk dulu yah," ijin Ara membuat Hanz menjawabnya dengan anggukan sembari tersenyum.
~~~
Jam sudah menunjukkan pukul 15.47, Hanz sudah stay duduk di kursi kemudi mobilnya yang terparkir di depan sekolah Ara dengan rapihnya. Ia hanya tinggal menunggu siluet mungil istrinya muncul dari dari dalam yang mungkin masih lama.
Hingga akhirnya pukul 17.00, penantiannya selama satu jam lebih itupun berakhir, senyuman di wajahnya pun mengembang kala menangkap sosok cantik itu mendekat ke mobilnya. Ia sendiri bahkan tak tau ia mengapa, entah kenapa rasanya ia seperti orang gila tiap kali mengingat Ara.
Tadi saja saat di kantor ia tak konsentrasi setiap kali mengingat ciuman terakhir mereka di kamar Ara. Hal yang membuat sesuatu dalam dirinya memanas, hal yang bernama hasrat. Ahh bodohnya ia membayangkan sesuatu dengan gadis SMA, mungkin otaknya sudah gila. Selama ini ia mengatakan pada diri sendiri kalau Ara itu anak kecil, sama seperti Anisa, tapi anehnya ia hilang kontrol dan kelepasan jatuh dalam perangkap sesuatu yang tidak ia ketahui apa itu namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Paksa (Istri Rahasia) ~COMPLETED~
General FictionFollow sebelum baca! High rank! #15 in Romance 29 Juni 2021 #11 in Romance 7 Juli 2021 #5 in Romance 7 November 2021 Seri ke-1 Zeino Family "Tuan, aku harus bagaimana? Aku tidak tau harus melakukan apa," ucap gadis itu sembari terus duduk dengan gel...