8

16K 1.1K 19
                                    

"Ara, Nanda, kalian kok lama banget sih?"

Deggg...

Suara jantung Ara bertalu-talu saat mendengar suara itu, itu suara Anisa. Segera saja ia mendorong Hanz menjauh dari tubuhnya. Kemudian ia meringis menggigit bibir bawahnya kuat saat matanya bertemu dengan mata Anisa yang kini menatap mereka dengan pandangan terkejut dan melotot. Yah, Anisa melihat semuanya. Seharusnya tadi ia mengunci pintu terlebih dahulu. Sekarang tamatlah riwayatnya.

"Ap-apa yang kalian berdua lakukan?" tanya Anisa dengan bibir pucat. Ia tak menyangka akan melihat pemandangan seperti itu.

"Jangan di tiru, kamu masih kecil," ucap Hanz santai kemudian segera berlalu dari kamar Ara meninggalkan kedua gadis yang kini sama-sama berdiri dengan kakunya. Dalam hati Ara merutuki suaminya yang tega meninggalkannya dalam kondisi seperti ini, sangat tidak bertanggung jawab. Ia yang berbuat, tapi kemudian pergi begitu saja meninggalkan beban yang amat berat untuk ia tanggung.

Bagaimana ini? Jawaban seperti apa yang akan ia berikan pada Anisa? Ia masih belum ingin semua ini terbongkar.

"Ra, i-itu tad-tadi, kalian..."

"Sa, Kejadian tadi sama sekali nggak seperti yang kamu pikirin sekarang Sa, kamu percaya yah sama aku," ucap Ara cepat memotong ucapan Anisa.

"Gimana nggak kayak yang aku pikirin Ra, leher kamu ada kissmark nya."

"It-ituu..."

"Sebenarnya kalian ada hubungan apa sih?"

"Sa, aku gak bisa jelasin apapun sama kamu sekarang. Yang pasti, apa yang kami lakuin tadi nggak ada yang salah kok, kamu percaya yah sama kami?"

"Tap-tapi Ra.."

"Aku juga mohon, kamu jangan kasi tau kejadian tadi yah sama siapa-siapa. Aku nggak mau banyak yang salah paham nantinya. Kami nggak lakuin apa-apa kok serius," ucap Ara yang sedari tadi mencoba untuk tenang seperti tak ada masalah besar, sementara sedari tadi jantungnya sudah berdegub kencang seperti akan meledak. Tapi ia tak bisa gugup atau Anisa akan semakin menaruh curiga yang tidak-tidak pada mereka.

"Ra, kalau kalian pacaran gak papa kok. Kalian bilang aja sama kami, kami nggak marah. Tapi kalian gak harus sembunyi-sembunyi seperti ini."

"Nanti ada saatnya kok Sa, kami pasti akan menjawab pertanyaan di hati kalian semua. Tapi kali ini aku mohon, kamu jangan kasi tau yang lainnya yah," mohon Ara membuat Anisa menghela nafas. Kemudian ia mengangguk saja. Ia tak tega melihat Ara yang tampak gugup dan ketakutan seperti itu. Ia tau, Ara dan kakaknya pasti punya alasan tersendiri makanya mereka menyembunyikan hubungan mereka. Tapi yang jelas, dalam hati saat ini ia sedikit merasa lega, karna memang benar apa yang ia pikirkan selama ini, kalau kakaknya dan Ara memiliki hubungan khusus.

"Baiklah, tapi kejadian tadi jangan di ulang lagi yah. Bilang sama kak Hanz, kalau kamu juga masih kecil. Jangan di garap dulu," goda Anisa membuat Ara tersipu malu.

"Makasih yah Sa, kamu udah ngerti."

"Sttt.., udah ah jangan lebay. Nanti aku jadi terharu," canda Anisa dan Ara pun tergelak tawa.

"Icha, kamu di dalam kamar Ara yah?" itu suara Nanda dari luar. Ara pun terkesiap, kalau sampai Nanda melihatnya masih sama seperti tadi ia tinggal, maka dia akan curiga.

Pernikahan Paksa (Istri Rahasia) ~COMPLETED~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang