Menyadari seperti ada suara berisik membuat tidur Hanz terusik dan ia pun perlahan membuka matanya dan mencoba menyesuaikan pencahayaan yang masuk ke retinanya.
Beberapa kali ia mengerjapkan mata hingga akhirnya ia bisa melihat dengan jelas langit-langit ruangan kamar rawatnya. Ia pun menoleh ke samping, Ara masih tertidur nyenyak berbantalkan lengannya. Tangannya sedikit kram tapi ia tak keberatan, melihat Ara tidur dengan nyenyak seperti itu saja ia sudah lega dan tak mempermasalahkan sakitnya. Menurutnya rasa sakit itu sebanding dengan ketenangan yang Ara dapatkan.
"Uncle, kok uncle tidurin tante Ara sih?"
Oh tidak...
Itu suara Reno, secepat kilat Hanz segera mencari sumber suara itu. Hingga akhirnya ia melihat ke bawah samping ranjangnya, ternyata ada si kembar disana dan ia tak sadar sedari tadi. Mampuss...Mengingat status mereka yang masih harus di rahasiakan, Hanz pun segera mencoba membangunkan Ara dengan menepuk-nepuk wajahnya pelan. Hingga tak lama kemudian Ara pun melenguh pelan tanda ia terusik.
"Ara bangun, Ara..," bisik Hanz di telinga Ara membuat si empunya pun perlahan membuka matanya dan melihat wajah tampan suaminya di pagi hari.
Sementara si kembar Reno dan Rena masih asyik memperhatikan interaksi tante dan uncle nya. Mereka bingung mengapa bisa mereka tidur berpelukan.
"Ara, ada Reno dan Rena," ucap Hanz pelan namun berhasil membuat mata Ara membola sempurna. Kesadarannya tiba-tiba pulih seutuhnya. Secepat kilat ia bangkit dan turun dari ranjang pasien milik Hanz.
"Sa-sayang, kenapa kalian ada disini?" tanya Ara dengan suara serak khas bangun tidur. Namun ia berusaha menormalkan ekspresinya agar tak tampak gugup di hadapan kedua bocah ini.
"Tante Ala kok di tidulin uncle?" Ara meneguk salivanya kasar saat mendengar kata di tidulin. Jika orang lain dengar pasti Siapapun akan salah paham. Tidak, ia tak boleh membiarkan si kembar mengatakan ini pada siapapun.
"Sayang, sekali lagi tante tanya, kalian kenapa bisa ada disini?"
"Tadi kami datang sama bunda dan aunty tante, di sulu oma. Katanya bawa baju uncle dan tante. Kalna ini hali minggu, Lena dan Leno minta ikutan," jelas Rena membuat Ara mengangguk paham.
"Terus bunda dan aunty nya kemana sayang? Kok kalian cuma berdua?" tanya Ara lagi.
"Tadi bunda pelgi, katanya mau ketemu ayah dulu. Telus aunty juga pelgi setelah antal kami sampe depan pintu. Katanya ada ulusan,"
Ara pun mendesah sedikit lega walaupun itu belum lega sepenuhnya.
"Reno sama Rena jangan bilang siapa-siapa ya tentang yang kalian liat tadi. Itu nggak seperti yang kalian bayangkan sayang," ucap Ara meyakinkan kedua bocah itu.
"Tapi tante Ara, kata bu guru tidur berdua sebelum nikah itu dosa. Uncle dan tante berbuat dosa, harus lapor oma dan opa biar dosanya hilang," ucap Reno membuat wajah Ara panik dan gelagapan.
Sementara Hanz sedari tadi hanya diam sembari senyam-senyum menikmati wajah panik Ara yang sangat ketakutan.
"Nggak sayang. Tadi tante sama uncle nggak lakuin dosa. Kalau dosa itu harus berbuat yang tidak-tidak. Kalau tante sama uncle nggak berbuat itu. Tante tidur di sana karna di sini dingin semalam, dan selimutnya cuma satu. Jadi tante tidur di situ, jangan bilang siapa-siapa ya sayang," bujuk Ara membuat Reno dan Rena tampak berfikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Paksa (Istri Rahasia) ~COMPLETED~
General FictionFollow sebelum baca! High rank! #15 in Romance 29 Juni 2021 #11 in Romance 7 Juli 2021 #5 in Romance 7 November 2021 Seri ke-1 Zeino Family "Tuan, aku harus bagaimana? Aku tidak tau harus melakukan apa," ucap gadis itu sembari terus duduk dengan gel...