Jangan lupa vote dan komen nya 😊
Sebulan setelah kejadian itu dan 3 minggu setelah ujian sekolah usai, Anisa, Nanda, Sila dan juga Ara sedang deg-deg'an menantikan nilai raport mereka.
Saat ini sang wali kelas sedang memberikan arahan-arahan tentang bagaimana perjuangan mereka akan semakin lebih berat di kelas selanjutnya. Semua siswa di kelas mendengarkan dengan serius namun juga gugup. Sebahagian ada yang takut jika nilainya menurun dan sabahagian ada yang berharap nilainya naik ataupun menetap. Namun lebih dari itu Ara lebih takut lagi kalau ia gagal dan akhirnya tinggal kelas. Ia tak yakin apakah ia bisa menyusul yang lainnya untuk naik ke kelas XII.
"Ok, sekarang waktunya ibu akan akan bacain peringkat tertinggi di kelas, yang masuk kategori 5 besar. Yang lainnya silahkan cek raport masing-masing setelah ibu bagikan nanti," ucap sang wali kelas semakin membuat semuanya merasakan kegugupan. Terutama para peringkat yang dulu selalu memegang posisi itu. Mereka was-was apakah mereka akan terseret ke belakang atau semakin maju ke depan. Yang jelas semua pasti berdoa yang terbaik.
"Gua mah gak ngarep peringkat, naik kesal aja sukur," ucap Nanda gamblang, syukur saja hanya ke-3 temannya yang mendengar karna kursi mereka berdekatan. Jika sampai sang wali kelas dengar maka bisa habis dia.
"Semester lalu aku peringkat 7, kalau sampai nurun bisa habis aku sama papah. Apalagi kak Hanz, mati aku tuh," ucap Anisa cemas. Ya walaupun akhir-akhir ini ia rajin belajar di tambah lagi ada Ara yang ngajarin, tetap saja ia tak percaya diri.
"Untung mama aku baik, hal-hal kayak ginian gak di protes. Buat mama aku asalkan aku hidup aja walaupun bego gak masalah," ujar Sila sembari terkikik geli. Yang lainnya malah memutar bola mata jengah.
"Peringkat 5 diraih oleh, Anisa Zeino."
Hah? Anisa masih membola terkejut mendengar namanya disebut. Peringkat 5? Seriusan itu dia peringkat 5?
"Ak-aku bu?" tanyanya heran.
"Kalau kamu nggak mau gak papa, nanti ibu kasi yang lain aja peringkatnya," ucap sang wali kelas membuat Anisa cepat-cepat menggeleng.
"Nggak bu, jangan. Ia aku mau." yang lain pun tertawa melihat betapa konyolnya tingkah Anisa.
"Ya udah sekarang kamu maju," ucap sang wali kelas membuat Anisa segera maju dengan wajah sumringah dan langkah semangat.
Tadinya ia kira kalau nilainya akan menurun semester ini akibat patah hati kemarin, ternyata malah sebaliknya. Ini pasti karna om dokternya. Hehe, setelah ini ia akan dengan bangga mendatangi om dokter dan menunjukkan nilainya.
"Peringkat ke 4 di raih oleh...."
"Peringkat ke 3 di raih oleh...."
"Peringkat ke 2 di raih oleh....""Dan peringkat pertama di raih oleh...."
Semua menanti dengan gugup. Dalam hati mereka sudah bisa menebak-nebak. Karna si peringkat pertama yang biasa sudah sampai di peringkat 2, jadi mereka sudah dapat memastikan siapa yang akan memperoleh bintangnya kali ini.
"Kiara Larasati."
Degg...
Kini giliran Ara yang terdiam tak percaya. Tadinya ia hanya berharap bisa naik kelas, tapi kini sang wali kelas mengatakan ia peringkat pertama. Bagaimana bisa?
"Ara, selamat ya. Kamu bisa meraih posisi ini dengan perjuangan keras. Kamu pantas mendapatkannya," ucap sang wali kelas membuat air mata haru lolos di wajah Ara. Sungguh ia tak menyangka ini.
"Silahkan maju Ara."
Ara pun melap air mata di wajahnya kemudian menggantinya dengan senyum terharu. Ia pun mengangguk kemudian melangkah maju ke depan setelah Nanda dan Sila memberinya selamat dari bangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Paksa (Istri Rahasia) ~COMPLETED~
Fiksi UmumFollow sebelum baca! High rank! #15 in Romance 29 Juni 2021 #11 in Romance 7 Juli 2021 #5 in Romance 7 November 2021 Seri ke-1 Zeino Family "Tuan, aku harus bagaimana? Aku tidak tau harus melakukan apa," ucap gadis itu sembari terus duduk dengan gel...