"Tuh Ara udah datang, tinggal nunggu Hanz deh," ucap Alea saat melihat Ara mendekat, semua mata pun menatap pada Ara. Saat ini mereka akan makan malam, tapi mereka masih menunggu Ara dan Hanz turun.
"Tuan, malam ini ak-aku boleh minta ijin keluar?" tanya Ara gugup saat ia sudah sampai. Jujur saat ini ia jantungan hanya untuk memperoleh ijin dari Reksa saja.
Kini tampak semua mata sudah menatapnya dengan tatapan heran. Ara memang tampak berbeda malam ini, ia menggunakan gaun yang cantik dan berdandan walaupun natural tapi tampak tak biasa karna Ara tak pernah bedandan selama ini.
"Mau kemana?" tanya Reksa bingung.
"Ahh anu-itu, aku mau ke rumah paman ku tuan. Seb-sebenarnya aku punya paman disini. Dan kemarin ia menghubungi ku dan meminta ku datang ke rumahnya karna paman merindukan ku," bohong Ara membuat mereka semua mengernyit penuh tanya. Benarkah itu?
"Ia pah, aku juga tau Ara punya paman disini. Aku yang akan mengantarnya kesana sekalian aku mau ke kantor, ada masalah mendadak. Kalian tenang aja, aku akan mengantar Ara dengan selamat sampai disana," ucap Hanz yang juga tiba-tiba datang lengkap dengan jas kerjanya.
Semua mata saling tatap memincing curiga, tapi mereka semua berusaha mencoba terlihat normal di hadapan kedua manusia ini.
"Ohh, ya udah. Kamu jaga Ara dengan baik ya Hanz. Pastikan dia sampai dengan selamat di rumah pamannya dan sampaikan salam kami. Kapan-kapan kami juga mau menyapa juga kesana," ucap Reksa membuat Hanz dan Ara secara bersamaan menelan saliva gugup.
"Kenapa kalian harus kesana juga?"
"Ya... Papah mau kenal aja paman Ara yang disini. Gak masalah kan? Dan kapan-kapan papah juga mau video call'an sama orang tua Ara. Itung-itung silaturrahmi sama pengurus vila kita. Ya kan ma?" ucap Reksa amat berhasil membuat Hanz dan Ara di hantui ketakutan. Kalau sampai Reksa menghubungi orang tua Ara, maka habislah semuanya. Maka terbongkarlah semua rahasia ini.
"Ia Hanz, mama juga rindu sama ibu Wahida. Dulu kalau lagi liburan ke kampung pasti ketemu ibu Wahida terus kami cerita-cerita. Kami lumayan akrab loh," tambah Samira membuat Hanz dan Ara semakin frustasi.
"Ehmm, lain kali pah, mah. Kalau ada waktu," kilah Hanz yang tampak sekali gugup, dan mereka semua menyadari itu.
"Tante dan uncle mau pacalan ya?" tanya Rena membuat semua mata menatapnya cepat.
"Ia Rena, uncle dan tante Ara kan udah pacaran. Jadi harus berduaan dong," tambah Reno membuat mereka semua membelalak terkejut. Apa maksud si kembar?
Sementara Ara sudah gemetar di tempatnya, dan Hanz tampak menegang. Mengapa minta ijin saja susah sekali sih?
"Kalian tau dari mana uncle dan tante pacaran?" tanya Alea penasaran. Siapa tau ia dapat menggali info dari anak-anaknya.
"Tadi uncle manggil tante Ala 'sayang' bundaaa..."
"Ia bunda, di mall mereka sayang-sayangan. Ia kan Rena?"
Si kembar pun terkikik bersamaan membuat Ara dan Hanz lemas di tempat. Ingin sekali rasanya mengurung kedua bocah itu disaku celana.
"Rena dan Reno salah dengar. Uncle gak manggil sayang kok. Di mall kan rame, jadi kalian pasti banget salah dengar tuh," ucap Hanz membela diri.
"Nggak kok uncle, kami beldua sama-sama dengal jelas. Ia kan Leno?"
"Hm-m, kami nggak salah dengar uncleee......"
Oh astagaaa...
"Kalian salah dengar, uncle gak ngomong gitu. Tadi ada yang pacaran dekat kita dan mereka manggil sayang, jadi kalian pasti salah mengira. Udah ahh jangan fitnah gitu, gak baik loh. Kasian tante Ara nya kalian fitnah, nanti tante Ara sedih baru kalian tau rasa," ucap Hanz membuat si kembar saling tatap kemudian seketika sama-sama menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Paksa (Istri Rahasia) ~COMPLETED~
Aktuelle LiteraturFollow sebelum baca! High rank! #15 in Romance 29 Juni 2021 #11 in Romance 7 Juli 2021 #5 in Romance 7 November 2021 Seri ke-1 Zeino Family "Tuan, aku harus bagaimana? Aku tidak tau harus melakukan apa," ucap gadis itu sembari terus duduk dengan gel...