"Pagi tante Alaa," sapa Rena riang saat Ara melihat Ara datang dan bergabung bersama mereka di meja makan.
Ara tersenyum pada Rena kemudian mencubit pipinya gemas.
"Maaf semuanya, aku terlambat," ucap Ara merasa bersalah."Gak papa Ara, santai aja. Kami semua tau pasti kamu menghadapi pagi yang berat hari ini," ucap Alea sembari senyum-senyum tidak jelas membuat Ara menatapnya heran.
"Ia Ara sayang, kau pasti capek yah menata baju mu yang longgar ini. Maafin Hanz yah, dia memang suka aneh anaknya, makanya sampe sekarang gak nikah-nikah. Gak ada yang mau," bisik Samira namun bisa di dengar oleh semua orang termasuk Hanz. Dan hal itu sontak membuatnya menghembuskan nafas kesal. Tak cukup ia menjadi bahan ledekan karna mulut ember Anisa yang melebih-lebihkan fakta, sekarang mama nya menambah takaran kekesalannya karna telah mengatainya tidak laku dan itu sangat mengesalkan. Bagaimana bisa ia tak laku? Banyak gadis yang mengantri demi mendapatkan cintanya atau bahkan sekedar perhatian darinya, tapi ia tak pernah menggubris satupun, jadi sudah di pastikan bukan ia tak laku, hanya saja ia tak ingin.
"Gak papa nyonya, aku nyaman kok pake baju ini."
"Ia, tante Ara pake baju apapun tetap aja cantik," puji Reno dengan mata berbinar menatap Ara.
"Leno, udah di bilang jangan godain tante Ala lagi, kamu gak dengel kemalin bunda bilang apa? Kata bunda, tante Ala itu calon istli uncle, meleka cocok. Ia nggak bunda?" seketika itu juga Hanz menceburkan air yang sedang ia minum, dan semua orang menatapnya panik termasuk Ara yang reflek segera memukul-mukul punggungnya pelan.
"Tuh kan meleka cocok," tambah Rena lagi membuat Ara salah tingkah kemudian segera menarik tangannya menjauh dari Hanz.
"Kamu gak papa Hanz? Kok kaget gitu sih?" tanya Gery membuat Hanz berusaha berdehem menormalkan kembali ekspresinya.
"Lagian kalian aneh, siapa yang bilang Ara calon istri aku?" (dia itu istri aku) batin Hanz.
"Itu bercanda Hanz, gak usah di bawa ke hati. Tapi kalau kamu mau benaran juga gak papa kok, nanti kita urus pernikahannya." Hanz memutar bola matanya kesal. Keluarganya seenak hati saja menafsirkan.
"Sudah, jangan di teruskan lagi. Sebaiknya sekarang kita sarapan agar semua tidak terlambat," titah Reksa membuat mereka pun segera sibuk dengan piring masing-masing.
~~~
"Ara, Icha, tugas kalian udah selesai belom?" teriak Ashilla yang baru datang dan menghampiri kedua gadis yang kini sudah duduk rapih di kursinya masing-masing.
Ashilla adalah sahabat Anisa sejak ia duduk di bangku SMP. Namun ia dan Ara pun menjadi akrab walau baru kemarin mereka kenal. Bukan hanya Ashilla, ada satu gadis lagi namanya Nanda. Dulu Anisa, Ashilla, Nanda adalah tiga sekawan, namun sekarang sejak Ara datang maka mereka jadi berempat.
"Udah dong, kan ada Ara," cengir Anisa tanpa rasa bersalah. Yah, kemarin ia datang ke kamar Ara untuk belajar bersama mengerjakan tugas, tapi pada akhirnya malah Ara sendiri yang bekerja sementara ia sibuk video call'an dengan pacarnya.
"Ara memang the best deh. Aku mau dong tugas nya pleasee," mohon Sila sembari membuat pupy eyes nya hingga membuat Ara terkekeh merasa lucu dengan temannya ini. Kemudian ia pun mengambil buku nya dan memberikannya pada Sila yang dengan kecepatan ganda segera meraihnya dan bergegas menyalinnya ke dalam bukunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Paksa (Istri Rahasia) ~COMPLETED~
Ficción GeneralFollow sebelum baca! High rank! #15 in Romance 29 Juni 2021 #11 in Romance 7 Juli 2021 #5 in Romance 7 November 2021 Seri ke-1 Zeino Family "Tuan, aku harus bagaimana? Aku tidak tau harus melakukan apa," ucap gadis itu sembari terus duduk dengan gel...