18

15.8K 1K 41
                                    

Chap ini vulgar banget, nggak mendidik sama sekali. Jadi kalau nggak suka, plis menjauh aja ya 🙏

Jangan lupa vote, komen dan follow 😊

_-_

Setelah kepulangan Alea, Anisa dan si kembar, Hanz meminta Ara membawanya ke kamar mandi, katanya dia mau mandi karna sudah sangat kegerahan.

"Tuan di lap aja yah," saran Ara karna masih merasa khawatir, bagaimana bisa Hanz mandi dengan kondisinya itu?

"Nggak mau, aku mau mandi aja. Di lap nggak bersih."

Ara mendesah pasrah, Hanz memang rajanya kebersihan. Bahkan biasanya pria itu mandi hingga 3 kali sehari. Sangat gila bersih seperti takut di tempeli kuman.

Ara pun akhirnya bergegas menyiapkan pakaian suaminya itu. Setelah itu barulah ia membantu Hanz duduk di kursi roda dan membawanya ke kamar mandi.

"Kamu mau kemana?" tanya Hanz saat Ara mau keluar.

"Keluar tuan. Tuan kan mau mandi?" ucap Ara heran.

"Trus aku gimana dong mandinya? Kan tangan ku dua-dua nya di perban."

Ara pun melotot kaget, jadi maksudnya ia harus memandikan Hanz gitu?

"Ak-aku tuan yang mandiin?"

"Ya kamu lah, siapa lagi? Suster? Aku nggak mau, kamu aja." Ara pun meneguk salivanya salah tingkah. Ara tidak tau harus bagaimana? Ingin ia menolak, tapi takut Hanz marah. Ia kira Hanz tadi mau mandi karna bisa sendiri, ternyata ia harus campur tangan. Bagaimana ini?

"Ya-yaudah deh tuan," ucap Ara gugup kemudian mendekat lagi pada suaminya. Ara pun mulai membuka kancing atasannya satu persatu dengan wajah yang sengaja di palingkan dari Hanz.

"Tangan kamu gemetaran banget sih? Kapan selesainya kalau gitu?"

"I-ia tuan sabar sebentar. Ini lagi usaha." ucap Ara yang malah membuat Hanz terkekeh. Dalam hati, ia tertawa puas telah berhasil mengerjai Ara.

Ara pun melanjutkan kembali aktivitasnya membuka kancing itu sampai selesai kemudian melepas baju itu dari tubuh suaminya.

Lalu kemudian ia sedikit merendahkan badan dan meraih bagian pinggang celana suaminya dan menurunkannya secara perlahan bersamaan dengan celana dalamnya. Hanz sedikit menaikkan bokongnya untuk mempermudah Ara. Tangan Ara sudah sangat bergetar, butuh nyali yang lebih besar untuk pekerjaan berbahaya ini.

"Gimana kamu mau mandiinnya sih kalau muka kamu di palingin gitu? Gimana bisa bersih nantinya?" protes Hanz membuat Ara meneguk salivanya gugup. Jadi apakah ia harus melihat Hanz dengan tubuh telanjang itu? Haruskah?

"Tap-tapi tuan, buk-bukannya harusnya tuan di lap saja tadi? ak-aku kira tuan bisa mandi sendiri," ucap Ara pelan dan was-was.

"Sudah aku bilang aku nggak mau di lap karna nggak bersih. Kamu kan pengasuh, jadi kamu pasti sudah biasa dong mandiin si kembar. Jadi apa susahnya mandiin aku?"

Ara menatap tak habis pikir pada Hanz. Bisa-bisanya pria ini mengatakan itu padanya dengan santai. Antara memandikan si kembar dan memandikannya jelas itu sangat jauh berbeda, dan tahap kesulitannya ibarat langit dan bumi. Tidak tahukah Hanz kalau sedari tadi ia berusaha mati-matian melawan detak jantungnya yang terus bergemuruh di dada? Bisa-bisa ia mati jantungan jika ini terus di lanjutkan.

"Kalau begitu kenapa tuan tidak minta di mandiin suster aja?" Akhirnya Hanz pun diam. Mungkin karna tak mau kebohongannya terbongkar.

"Aku maunya sama kamu."

Pernikahan Paksa (Istri Rahasia) ~COMPLETED~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang