🌺REMI🌺 07

537 33 4
                                    

Aku belajar dari rasa sakit, darinya aku bisa menjadi sosok yang lebih tangguh dan mampu menerima kenyataan.

-Mikayla Anjani Pramudya

🌺🌺🌺

Sebuah tepukan kecil dipipinya membuat seorang gadis mengerjap-ngerjapkan matanya karena merasa terganggu.

Setelah menyesuaikan penglihatannya, gadis itu pun memandang sosok yang kini tengah memamerkan senyum lebarnya, sosok yang setelah 2 tahun berlalu bisa ia lihat secara langsung.

"Papa," panggil Mika.

"Pagi putri papa," ucap Vito sembari mengelus puncak kepala Mika dengan lembut.

"Papa kapan pulang?" tanya Mika sembari membenarkan posisi duduknya menghadap sang papa.

"Subuh tadi," balas Vito.

"Kenapa papa gak ngabarin Mika dulu? kan Mika bisa jemput papa," protes Mika dengan memanyunkan bibirnya.

"Papa kan mau bikin kejutan buat kamu sayang," balas Vito lembut.

"Adek mana pa?" tanya Mika.

"Adek lagi tidur, dari kemarin rewel terus pengen pulang buat ketemu sama kamu. Sampai dia antusias banget beresin barang-barangnya," curhat Vito sembari terkekeh.

"Dih salah siapa traveling mulu, berasa kayak sultan tahu nggak," cibir Mika yang di sambut gelak tawa oleh Vito.

"Loh papa kan emang sultan, kekayaan keluarga Pramudya nggak akan habis sampai tujuh turunan," sombong Vito.

"Iya, terus papa itu keturunan yang ke-10," goda Mika.

"Kalau papa keturunan ke-10, berarti kamu keturunan yang ke-11 dong malahan kamu nggak dapat apa-apa," ucap Vito menggoda Mika.

"Kalau masalah itu mah gampang, Mika kan keturunan keluarga Sanjaya yang ke-5, ditambah lagi Mika juga cucu kesayangan oma sama opa. Jadi Mika nggak bakal takut jatuh miskin," sombong Mika.

Setelahnya Vito dan Mika tergelak bersama menyadari pembicaraan mereka yang sangat absurd.

"Hahaha, udah sekarang kamu mandi terus sarapan. Papa tunggu di ruang makan," ucap Vito sembari mengelus kepala Mika dan setelahnya beranjak keluar dari kamar Mika.

"Rasa sakit dan kecewa itu masih ada, namun aku memilih untuk memaafkan. Karena aku takut rasa benci ku malah akan menghancurkan ku. Terima kasih untuk rasa sakit yang mengajarkanku untuk menjadi sosok yang lebih tangguh," batin Mika menatap punggung Vito yang menghilang dibalik pintu.

REMI (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang