🌺REMI🌺 04

573 36 3
                                    

Kenapa aku harus dipertemukan lagi dengan orang-orang di masa lalu, disaat aku sendiri belum bisa berdamai dengan masa laluku.

-Mikayla Anjani Pramudya

🌺🌺🌺

"TATAKKKK ANTIKKKKKK...."

Deg


Mika membalikkan tubuhnya dengan gugup, sungguh ia belum siap untuk bertemu dengan mereka.

"Kak Izal," cicit Mika pelan dengan tangan yang sudah berkeringat dingin.

Sungguh saat ini Mika ingin menjadi ninja yang bisa menghilang dengan sekejap menggunakan bom asap.

"Tenang Kay, lo pasti bisa menghadapi mereka. Jangan lari dari masalah, cukup dulu aja saat kamu pergi," bisik Rizal sembari menggenggam tangan Mika.

Mika yang mendengar bisikan Rizal pun menganggukan kepalanya, setelah merasa tenang Mika mengangkat kepalanya untuk menatap orang-orang yang berperan penting dalam drama hidupnya.

"Malem bunda," sapa Mika sembari berusaha menampilkan senyumnya.

Syifa yang mendengar sapaan Mika, kini matanya sudah mulai berkaca-kaca.

"Malem sayang, kamu apa kabar?" tanya Syifa dengan suara parau menahan tangis.

"Mika baik-baik aja kok bun, bunda sekeluarga apa kabarnya?" tanya Mika balik.

"Bunda sekeluarga baik-baik aja kok, cuma kami kangen banget sama kamu. Apalagi Amel tiap hari pasti nanyain kamu," balas Syifa.

"Mika juga kangen banget sama Bunda, sama Ayah, sama Amel juga," ucap Mika yang membuat Syifa tersenyum haru.

"Kamu udah makan malam belum?" tanya Syifa, dan dengan polosnya Mika menggelengkan kepalanya.

"Gimana kalau kita makan malem bareng, anggep aja sebagai acara temu kangen," tawar Syifa sembari menatap Mika dengan penuh harap.

Bukannya langsung menjawab, Mika malah melirik ke arah Rizal yang menganggukkan kepalanya pertanda mengizinkan.

Mika pun menganggukkan kepalanya yang membuat Syifa tersenyum lebar.

"Yaudah yuk kita makan malam," ajak Syifa sembari mengamit lengan Mika.

🌺🌺🌺


Rega POV

Setelah ayah sama bunda pergi nemenin Amel jalan-jalan, gue lebih memilih bersiap-siap untuk pergi ke rumah pacar gue-Risa.

Yaps gue masih pacaran sama Risa sampai sekarang, namun kadang rasa bersalah itu muncul saat gue mengingat kesalahan apa aja yang udah gue lakuin sama Ayla.

Gadis yang nyatanya gue manfaatin supaya gue bisa jadian sama Risa-gadis yang udah gue cintai sejak SMP.

Setelah kejadian dimana tante Delia meninggal, gue nggak pernah lagi melihat gadis itu. Sebersit rasa khawatir menyelinap dalam hati gue.

Bagaimana kabarnya?

Apakah dia baik-baik aja?

Apa dia masih benci sama gue?

Gue sadar seribu kali pun gue minta maaf, luka yang udah gue torehkan gak mungkin bisa sembuh.

Hufftt

Akhir-akhir ini, gue selalu kepikiran sama Ayla.

Drrttt

My Love❤

Kamu udah nyampe mana?

Chat yang dikirim Risa menyadarkan gue dari bayang-bayang Ayla, dan tanpa buang-buang waktu gue langsung ambil kunci mobil dan tancap gas menuju rumah Risa.

Butuh waktu sekitar 40 menit untuk gue bisa sampai dirumah Risa.

Sesampainya didepan gerbang rumah Risa, gue melihat Risa yang udah melambaikan tangan ke arah gue.

Sejak semua rahasia itu terungkap, Risa membeli sebuah rumah minimalis dikarenakan dirinya yang memilih keluar dari rumah om Vito.

Gue nggak nyangka kalau kejadian dulu merubah banyak hal.

"Hai sayang," sapa Risa dengan senyum manisnya yang selalu membuat gue jatuh cinta sama dia.

"Hai juga sayang," balas gue tak lupa dengan tersenyum manis.

"Kita mau kemana?" tanya Risa.

"Kita mau nyusulin bunda," jawab gue yang membuat tubuhnya menegang.

Gue yang sadar dengan reaksi Risa segera meraih tangannya dan menggenggamnya dengan erat.

Gue tahu, Risa sangat takut bila harus berhadapan sama keluarga gue, karena memang keluarga gue nggak ada yang suka sama Risa terutama bunda.

Tapi gue mencoba menenangkan Risa karena gue nggak mau dia merasa tertekan.

"Jangan khawatir, aku selalu ada buat kamu," kata gue yang berhasil menerbitkan senyumnya kembali.

"Yaudah yuk jalan," ajaknya dengan tersenyum manis.

Gue pun langsung tancap gas meninggalkan rumah Risa menuju mall yang disinggahi bunda.

Selama perjalanan gue merasa deg-degan, entah kenapa menurut feeling gue akan ada kejadian besar.

Gue berusaha menangkab diri supaya Risa nggak curiga, gue nggak mau dia juga merasa khawatir.

Semoga sesuatu yang akan terjadi nanti bukanlah hal yang buruk.

Ya semoga saja.










Publish : 30 Juli 2020
Revisi   : 31 Agustus 2021

REMI (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang