Biarlah waktu yang akan mengungkap segalanya.
-Mikayla Anjani Pramudya
🌺🌺🌺
Tiga jam Mika berkutat dengan matkul yang sangat amat menguras emosi juga tenaga.
"Huftt akhirnya kelar juga, Capek gue," gerutu Mika setelah dosen yang mengajar keluar dari kelas.
Setelah membereskan buku-bukunya, Mika melangkahkan kakinya keluar kelas.
Di depan pintu kelas Mika dikejutkan dengan kehadiran Diga yang tengah menyenderkan punggungnya ke tembok dengan tangan yang dimasukan ke dalam saku celana.
"Lah ngapain lo udah ngejonggrok disitu?" tanya Mika dengan menaikkan sebelah alisnya.
"Tadi gue udah izin sama om Vito buat ngajak lo ke mall," balas Diga sembari menegakkan tubuhnya.
"Ngapain?" tanya Mika.
"Lusa Rafa ulang tahun, gue mau ngajak lo ke mall mau cari hadiah buat Rafa," jelas Diga.
Mika yang mendengar penjelasan Diga pun menganggukan kepalanya paham.
"Yaudah yuk," ajak Diga dengan berjalan di samping Mika.
"Oh ya, Rafa apa kabar?" tanya Mika.
"Baik, ya kadang-kadang suka rewel sih apalagi kalau udah nanyain lo," jawab Diga.
"Nanyain gue?" tanya Mika sembari menunjuk dirinya sendiri.
"Iya," Diga menganggukan kepalanya.
"Rafa rewel banget nanyain kakak cantik terus, gue heran sama Rafa. Cewek burik kayak lo dibilang cantik, dilihat dari segi mana pun lo tu keliatan burik," ucap Diga yang seketika menghentikan langkah Mika.
"Ngapain berhenti?" tanya Diga bingung.
"Lo jadi orang nyebelin banget sih," kesal Mika dengan menghentakkan kakinya.
"Orang ganteng, cool, baik hati, dan tidak sombong kek gini masa dibilang nyebelin sih. Gue kan ngomong kenyataan, kalau sebenarnya lo itu burik," terang Diga songong.
"Emang mata lo aja yang bermasalah," ketus Mika dan berlalu meninggalkan Diga yang tersenyum menyebalkan.
"Dasar cewek," gumam Diga menggelengkan kepalanya.
🌺🌺🌺
Setelah menempuh perjalanan selama 40 menit, kini mobil yang Diga tumpangi telah terparkir dengan rapi di basement.
Mika keluar dari mobil terlebih dahulu baru diikuti oleh Diga.
"Kita langsung ke toko mainan?" tanya Mika yang dibalas gelengan oleh Diga yang membuat Mika mengernyitkan dahinya bingung.
"Lha terus lo mau kemana?" tanya Mika.
"Nggak tahu," ucap Diga sembari mengedikkan bahunya acuh.
"Dasar sinting," umpat Mika.
Dengan tergesa Mika menarik tangan Diga dan membawanya ke toko mainan.
Sesampainya di toko mainan, Mika melepaskan cekalannya pada tangan Diga dan memilih memasuki toko mainan.
Saat sampai di dalam toko, mata Mika terpaku pada sebuah mainan mobil-mobilan berwarna merah terang yang terlihat begitu mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMI (On Going)
RandomSequel MIKAYLA Dia pernah terluka, lalu aku datang untuk menyembuhkan lukanya. Dan ketika luka itu telah sembuh, aku malah menorehkan luka yang lebih dalam. "Aku sadar, sebanyak apapun aku mengucapkan kata maaf tidak akan bisa menyembuhkan lukamu."...