Kenapa rasa khawatir itu harus muncul, disaat aku berusaha menyakinkan diriku sendiri bahwa aku membencimu.
-Mikayla Anjani Pramudya
🌺🌺🌺
Setelah menyelesaikan mata kuliahnya di hari pertama di kampus baru, Mika bergegas membereskan barang-barangnya.
Setelah memastikan semua perlengkapannya sudah masuk ke dalam tas, Mika melangkahkan kakinya menuju parkiran untuk menunggu kedatangan Rizal.
Sesampainya di parkiran, Mika sudah mendapati keberadaan Rizal dan juga Lisa.
"Dih udah kayak perangko sama amplop aja, bawaannya nempel mulu," cibir Mika yang membuat Lisa tersenyum malu.
"Nggak usah malu-malu kak Lis, biasanya juga malu-maluin," lanjut Mika.
"Dasar bar-bar," gumam Rizal.
"Pulang kuy udah sore, ntar dicariin emak sama bapak," ajak Rizal sembari membuka pintu mobil bagian kemudi.
Mika dan Lisa pun ikut memasuki mobil dengan Mika yang duduk di bangku penumpang bagian belakang, sedangkan Lisa duduk di samping Rizal.
Tak lama kemudian, Rizal menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan parkiran kampus.
Selama perjalanan pulang Mika dan Lisa asyik berceloteh menceritakan masa kecil mereka dengan sesekali membawa nama Rizal ke dalam cerita mereka.
"Kamu masih inget nggak Kay, waktu Rizal dengan beraninya belain kita waktu di gangguin sama Riko and the geng?" tanya Lisa.
"Pasti inget dong kak, aku ajuga masih inget sehisteris apa kita waktu liat kak Izal di keroyok sampai babak belur," ucap Mika diselingi dengan kekehannya.
"Udah dong, jangan ngomongin itu. Semua kan udah masa lalu, apalagi dulu kita masih kecil sebagai cowok aku harus bisa ngelindungi orang-orang yang aku sayang," ucap Rizal dengan wajah yang sudah memerah karena malu.
"Eh kak itu kenapa rame-rame?" tanya Mika yang seketika membuat Rizal menghentikan laju mobilnya.
Dengan perasaan penasaran dan juga khawatir, Mika melepas seatbealtnya dan keluar dari mobil menghampiri kerumunan yang tidak jauh dari posisinya.
"Misi-misi saya mau lewat," ucap Mika sembari membelah kerumunan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Mika pun membelalakan matanya ketika melihat seseorang yang sangat ia kenali tengah terkapar dengan berlumuran darah.
"Kenapa kalian semua cuma diem aja, nggak bawa dia kerumah sakit," kesal Mika.
"Ada apa Kay?" tanya Rizal.
"Kak tolong bawa Rega ke rumah sakit, darahnya banyak banget yang keluar," ucap Mika dengan panik.
Dan tanpa babibu, Rizal mengangkat tubuh Rega menuju mobilnya yang dibantu oleh beberapa warga yang tadi mengerumuni Rega.
"Kak ngebut dikit bawa mobilnya, darahnya nggak mau berhenti," pinta Mika cemas.
Rizal pun langsung menambah kecepatan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMI (On Going)
RandomSequel MIKAYLA Dia pernah terluka, lalu aku datang untuk menyembuhkan lukanya. Dan ketika luka itu telah sembuh, aku malah menorehkan luka yang lebih dalam. "Aku sadar, sebanyak apapun aku mengucapkan kata maaf tidak akan bisa menyembuhkan lukamu."...