🌺REMI🌺 21

478 32 2
                                    

Setiap luka pasti memiliki obat penawarnya.

-Mikayla Anjani Pramudya

🌺🌺🌺


Setelah semalaman bercengkrama dengan sang papa yang berakhir dengan Mika yang tidur bertiga dengan Shinta dan juga sang papa.

Pagi ini Mika sudah siap untuk kembali berkuliah meskipun suasana hatinya belum sepenuhnya membaik karena kejadian kemarin.

"Kakak mau dianterin papa?" tawar Vito saat Mika sudah duduk di bangkunya untuk sarapan.

"Enggak usah pa, Mika berangkat sama Diga kok," balas Mika sembari mengambil nasi dan lauk untuk dirinya.

Memang kemarin Mika mendapat pesan dari Diga bahwa Diga akan menjemputnya untuk berangkat kuliah. Meskipun sudah menolak, tapi Diga tetap keukeh dengan ucapannya.

"Diga yang kemarin kesini bareng kamu juga kan?" tanya Vito yang dibalas anggukan oleh Mika.

Vito yang melihat anggukan Mika pun tersenyum lebar.

"Cieee yang udah punya gebetan baru," goda Vito.

"Apa sih pa, orang Diga itu temennya kak Izal kok," bela Mika.

"Kalau temennya kak Izal, kenapa kamu cuma panggil nama doang? kenapa nggak panggil kak juga?" goda Vito lagi yang membuat Mika merasa kesal.

"Udah deh pa, nggak usah dibahas. Mending kita lanjut sarapan aja," ucap Mika.

Mereka pun melanjutkan acara sarapan dengan tenang.

Tak lama kemudian terdengar langkah kaki mendekat yang sontak membuat Vito dan Mika mengalihkan perhatian mereka dari makanan ke sumber suara.

"Pagi om," sapa Diga sembari menyalami punggung tangan Vito.

"Pagi nak Diga," balas Vito.

"Mau sarapan bareng?" tawar Vito yang membuat Diga merasa kikuk.

"Emmm..."

Dan tanpa babibu Mika menarik tangan Diga yang membuatnya terduduk di kursi samping Mika.

Tanpa suara, Mika mengambilkan nasi dan lauk serta menyerahkannya ke hadapan Diga. Vito yang melihat hal itu berhasil menerbitkan senyum pria paruhbaya itu.

"Makasih," gumam Diga pelan yang masih bisa didengar oleh Mika.

"Dasar anak muda," batin Vito sembari menggelengkan kepalanya.

Setelah menyelesaikan acara sarapan, Mika dan Diga pun berpamitan kepada Vito.

"Pa, Mika berangkat kuliah dulu ya," ucap Mika sembari mencium punggung tangan sang papa.

"Iya sayang, belajar yang rajin ya," pesan Vito yang langsung diangguki Mika.

"Om, Diga pamit dulu ya. Makasih buat sarapannya," ucap Diga dan melakukan hal yang sama dengan Mika.

"Iya nak, belajar yang rajin, jangan suka bolos. Lain kali kita bisa sarapan bareng atau nggak Dinner," balas Vito sembari terkekeh di akhir kalimatnya.

"Iya om," ucap Diga.

"Yaudah, kami berangkat dulu ya pa, assalamualaikum," pamit Mika.

"Waalaikumsalam," balas Vito.

REMI (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang