Aneh memang, dia menyuruhku untuk menjauhinya, sedangkan aku? mendekat pun tidak lalu untuk apa aku menjauh.
-Mikayla Anjani Pramudya
🌺🌺🌺
Pagi ini Mika sudah rapi dengan pakaian kasualnya untuk berangkat kuliah.
Dan hari ini tepat seminggu sejak insiden Rega mengalami kecelakaan, dan sejak penghinaan yang Rega lontarkan Mika tidak pernah lagi menjenguk Rega.
Toh untuk apa peduli kalau nyatanya kepeduliaannya tak dianggap, dan Mika pun tak mau ambil pusing mengenai perkara itu.
"Kak udah siap belum?" tanya Vito setengah berteriak.
"Iya pa, bentar lagi aku turun," balas Mika.
Setelahnya Mika pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar dan menghampiri sang papa yang sudah duduk di ruang makan bersama Shinta.
"Pagi papa," sapa Mika dan duduk disamping Vito.
"Pagi sayang, hari ini papa yang akan nganterin kakak ke kampus," ucap Vito yang seketika membuat Mika berbinar.
"Serius pa?" tanya Mika memastikan yang dibalas anggukan kepala oleh Vito.
Dengan penuh semangat Mika melahap sarapannya dengan senyum bahagia yang tak pernah lepas dari bibirnya.
Rasanya begitu membahagiakan.
"Yuk pa, aku udah selesai sarapan," ucap Mika.
Vito pun langsung beranjak dari duduknya yang diikuti oleh Mika.
Ditengah jalan, Vito dan Mika berpapasan dengan Shinta yang tengah terisak dalam gendongan bi Marsih.
"Lho Shinta kenapa nangis bu?" tanya Mika dan mengambil alih Shinta ke dalam gendongannya.
"Emm a..nu non tadi non Shinta jatuh," ucap bi Marsih sembari menundukkan kepalanya.
"Kok bisa jatuh?" tanya Vito.
"Non Shinta jatuh gara-gara mau ngejar kupu-kupu," terang bi Marsih.
"Emm yaudah, lain kali bibi harus lebih hati-hati jagain Shinta," ucap Vito.
"Baik tuan," balas bi Marsih.
"Yaudah bu, kalau gitu biar Shinta ikut nganterin aku ke kampus," ucap Mika yang diangguki oleh bi Marsih.
Setelahnya Mika dan Vito pun berlalu menuju mobil setelah mengucapkan salam.
🌺🌺🌺
Setelah menempuh perjalanan sekitar 35 menit, kini Vito menghentikan mobilnya di depan gedung fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMI (On Going)
RandomSequel MIKAYLA Dia pernah terluka, lalu aku datang untuk menyembuhkan lukanya. Dan ketika luka itu telah sembuh, aku malah menorehkan luka yang lebih dalam. "Aku sadar, sebanyak apapun aku mengucapkan kata maaf tidak akan bisa menyembuhkan lukamu."...