Terserah kalian akan menganggapku apa. Tapi satu hal yang harus kalian ketahui 'bahwa aku tidak akan tinggal diam, jika itu menyangkut mama. Bahkan aku tidak akan segan untuk bertindak kasar,'
-Mikayla Anjani Pramudya
🌺🌺🌺
Karena terlalu larut dalam obrolan yang penuh canda tawa, Mika, Rizal, Lisa, dan juga Diga melupakan bahwa kini hari sudah beranjak senja.
"Ah gara-gara keasikan ngobrol jadi lupa waktu nih," keluh Diga sembari menyandarkan tubuhnya.
"Balik kuy," ajak Lisa yang langsung dijawab anggukan setuju.
Mereka berempat pun beranjak keluar dari restaurant dan berjalan menuju parkiran dimana mobil Rizal berada.
Tadinya Diga berangkat kuliah dengan membawa mobil kesayangannya, namun ditengah jalan ban mobilnya bocor yang membuat Diga meminta bantuan Rizal.
Rizal dan Lisa duduk dikursi depan, sedangkan Mika dan Diga duduk di kursi penumpang.
"Ini kita nganterin Kay dulu kan?" tanya Rizal saat mobil yang mereka tumpangi telah menjauh dari lingkungan kampus.
"Iya," balas Lisa.
Perjalanan pun diisi oleh obrolan-obrolan ringan sesekali suara adu mulut antara Diga dan Mika yang entah memperdebatkan apa.
"Lo jadi cowok ngeselin banget sih, ngalah kek sama cewek," omel Mika.
"Dih gue mah kalau ngalah liat-liat orangnya kali, gue mah ogah ngalah sama cewek judes kek lo," ucap Diga nyolot.
"Kalian ini ya, cuma perkara sepele aja diributin kayak anak kecil tahu nggak," omel Lisa yang memang sudah jengah melihat tingkah Diga dan juga Mika.
"Kalian jodoh baru tahu rasa," sahut Rizal.
"OGAHHHH," pekik keduanya serempak yang membuat Lisa dan Rizal terkekeh.
🌺🌺🌺
Membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk menempuh jarak dari kampus ke kediaman keluarga Pramudya.
Sesampainya dihalaman depan, terlihat ada beberapa mobil yang sudah terparkir dengan rapi yang membuat jiwa kepo Mika meronta.
"Ini papa lagi ngadain acara atau gimana sih, kok rame banget," gumam Mika.
"Rumah kamu rame banget Kay," celetuk Lisa.
"Iya kak, Kay juga nggak tahu," balas Mika.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMI (On Going)
RandomSequel MIKAYLA Dia pernah terluka, lalu aku datang untuk menyembuhkan lukanya. Dan ketika luka itu telah sembuh, aku malah menorehkan luka yang lebih dalam. "Aku sadar, sebanyak apapun aku mengucapkan kata maaf tidak akan bisa menyembuhkan lukamu."...
