🌺REMI🌺 20

478 30 4
                                    

Meskipun menyakitkan, setidaknya aku sudah mengetahui kenyataannya. Daripada aku harus bahagia di atas kebohongan.

-Mikayla Anjani Pramudya

🌺🌺🌺

Di taman

Mika masih setia terisak didalam dekapan Diga, dengan Diga yang setia mengelus puncak kepala Mika.

"Lo masih mau nangis atau mau curhat sama gue hmm?" tanya Diga lembut.

Diga yang biasanya selalu mencari masalah kepada Mika, kini memilih mengalah dan mencoba menenangkan Mika.

"Gu..e hiks hikss mas..sih ma..u nangis hiks..hikss," ucap Mika sesegukan yang membuat Diga terkekeh pelan.

"Yaudah lanjutin aja nangisnya, gue tungguin," ucap Diga yang dibalas anggukan oleh Mika.

"Gue nggak nyangka, sosok yang terlihat begitu tegas, dan judes kayak lo ternyata menyimpan begitu banyak kesedihan," batin Diga dengan menumpukan dagunya di puncak kepala Mika.

"Diga kenapa lo jadi baik ke gue?" tanya Mika sembari menghapus air matanya.

"Dih mana ada gue baik sama lo, gue cuma pencitraan aja didepan papa lo," sungut Diga.

Sedangkan Mika mencebikkan bibirnya kesal.

Tak lama kemudian terdengar derap langkah kaki yang membuat Mika dan Diga menolehkan kepalanya.

Dilihatnya Rizal dan Lisa yang tengah berlari menghampiri mereka.

Sesampainya dihadapan Mika, Rizal langsung meraih Mika ke dalam dekapannya.

"Kamu nggak papa kan?" tanya Rizal sembari mengelus punggung Mika.

"Kay nggak papa kok Kak," balas Mika.

Rizal pun menuntun Mika untuk duduk kembali di bangku taman, dengan Mika yang masih memeluk Rizal.

"Aku nggak nyangka ternyata Risa bisa sekejam itu," celetuk Lisa.

"Aku juga nggak nyangka kak, dan aku pun juga nggak tahu apa kesalahan aku. Sampai kak Risa tega berbuat kayak gitu hiks hiks, kenapa harus mama yang jadi korban," isak Mika.

"Mungkin Risa merasa iri sama kamu, kamu yang sedari kecil selalu di limpahi kasih sayang sama om Vito dan tante Valen. Sedangkan Risa? seperti yang kamu ucapkan tadi, bahwa papa kandungnya tidak mengakuinya," ucap Rizal.

"Ternyata dampak dari rasa iri, bisa sesadis ini," celetuk Diga yang sedari tadi hanya mendengarkan.

"Tapi setidaknya Kay merasa lega, bahwa ternyata semua kerumitan yang terjadi antara mama dan papa adalah ulah kak Risa. Dan Kay sangat merasa bersalah sama papa," lirih Mika.

"Kalau ada waktu kamu obrolin semua yang menjadi masalah kalian, dan kamu juga harus minta maaf sama om Vito," nasihat Rizal yang di balas anggukan oleh Mika.

🌺🌺🌺

Malam ini Mika dan Vito tengah bersantai diruang keluarga dengan Mika yang menyandarkan kepalanya di bahu sang papa.

Keduanya sama-sama diam meresapi kehangatan yang menjalar di setiap inci tubuh.

Tangan Vito pun tanpa lelah mengelus puncak kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.

"Pa," panggil Mika.

"Iya, sayang," balas Vito lembut.

"Mika mau denger cerita tentang mama dan papa dulu," ucap Mika.

"Kenapa kamu mau denger kisah mama dan papa?" tanya Vito.

"Mika mau tahu kisah mama sama papa," ucap Mika.

Vito pun menganggukan kepalanya dan menghela nafas.

"Dulu mama sama papa itu satu sekolah, waktu itu papa kelas 12 dan mama kelas 11. Padahal seharusnya mama masih kelas 10 tapi karena mama kamu yang cerdas, mama mulai sekolah lebih awal," cerita Vito.

"Dulu mama sama papa juga satu organisasi, OSIS. Waktu itu mama menjabat sebagai sekeretaris osis karena memang mama terkenal cekatan. Entah karena apa, mama sama papa bisa dekat padahal waktu itu papa udah punya pacar," lanjutnya.

"Tante Delia?" tebak Mika yang dibalas anggukan oleh Vito.

"Papa yang menganggap kedekatan kami sebagai persahabatan, tapi mama kamu menganggapnya lebih. Papa yang tahu perasaan mama kamu lebih memilih menjauh, karena ada hati yang harus papa jaga," ucap Vito sembari menghela nafas panjang.

"Sejak saat itu papa berusaha menjauh dari mama kamu, bahkan saat kami berpapasan papa memilih pura-pura enggak kenal,"

"Sampai akhirnya kami bertemu kembali di bangku kuliah, papa yang sudah semester 7, waktu itu ada acara kampus yang entah papa lupa. Papa yang merasa frustasi karena melihat Delia pelukan sama cowok, papa pun minum sampai mabuk," ucap Vito lirih.

"Dan entah ada setan apa yang merasuki papa, sampai papa melakukan hal yang tidak seharusnya sama mama kamu," ucap Vito.

"Sampai dua bulan kemudian mama datang ke papa dengan menangis terisak, dan mengaku bahwa mama kamu hamil. Papa yang mendengar kabar itu merasa syok," lanjutnya.

"Hingga kabar kehamilan mama kamu terdengar sampai ke telinga orang tua papa, dan akhirnya kami di nikahkan,"

"Awalnya papa sangat menolak pernikahan itu karena papa yang harus meninggalkan Delia-cinta pertama papa. Namun, ketulusan dan cinta dari mama kamu mampu sedikit demi sedikit menumbuhkan cinta di hati papa,"

"Dan puncaknya saat kandungan mama kamu berusia tujuh bulan, dan untuk pertama kalinya papa menangis saat merasakan tendangan dari perut mama kamu yang berhasil meluluh lantahkan ego papa," ucap Vito dengan setetes air mata di pipi.

"Maaf kalau papa pernah menyebut kamu anak haram, padahal kamu adalah anugerah tetindah dari Tuhan. Maafin papa sayang," lanjutnya sembari memeluk tubuh Mika dengan erat.













Hayyyy REMI balik lagi......

Semoga nggak bosen sama cerita labilku






Revisi : 16 Mei 2022

REMI (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang